Jiwangga tampak depan
Judulnya agak nyeleneh ya, mana ada Kerajaan Majapahit zaman sekarang? Ya emang bener sih, kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Indonesia itu hanya tinggal kenangan. Masa jayanya sudah lama berlalu yakni sekitar tahun 1293-1500 M.
Baca juga: "Cobain Deh Ingkung Kuali di Kalakijo. Dijamin Nambah!"
Tapi jangan sedih, di Jalan Terbaik Nomor 1, Dukuh Bromonilan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY terdapat sebuah bangunan megah layaknya Istana Kerajaan Majapahit kuno bernama Jiwangga Spiritual Resort.
Tokoh wayang terpajang di dinding bangunan
Jiwangga ini dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 1 hektar yang diilhami oleh kekaguman si pemilik terhadap Kerajaan Majapahit Kuno. Arsitekturnya begitu kental dengan budaya Hindu Buddha.
Bangunan didominasi batu bata merah. Terdapat pula beberapa anak tangga dari atas menuju ke bawah yang dihubungkan dengan jalan datar yang teduh karena banyaknya pepohonan. Sebagai pembatas, di bagian paling ujung bisa ditemukan sungai dan area persawahan.
Bangunan didominasi bata merah
Perlengkapan furnitur di pendopo pun masih alami, terbuat dari kayu jati lawas berupa meja, kursi, almari dan lain sebagainya. Dengan desain ini, Jiwangga memantapkan posisinya sebagai miniatur Kerajaan Majapahit Kuno yang sangat cocok dijadikan alternatif liburan bersama keluarga. Tempat ini mulai beroperasi dan dibuka untuk umum pada bulan Maret 2017 silam.
Meja dan kursi kayu
Tak hanya berfoto, di Jiwangga pengunjung juga bisa menikmati beberapa menu makanan khas Jawa. Menu makanan cukup bervariasi, mulai dari camilan sampai makanan berat. Sementara untuk harga maupun rasa, cukup bersaing dengan resto-resto lain dan tidak terlalu mahal.
Tempat masaknya
Banyak yang mengira Jiwangga ini adalah sebuah penginapan. Embel-embel resort di dalam namanya membuat beberapa orang tidak tahu kalau sebenarnya Jiwangga merupakan resto bertema historis. Dulunya memang ada wacana untuk menjadikannya sebagai penginapan. Namun karena pertimbangan dari pemilik dan juga kerabat, akhirnya Jiwangga resmi menjadi sebuah resto sekaligus tempat wisata dan bukan penginapan.
Bangunan yang pernah menjadi tempat pameran keris ini hanya berjarak 7 km dari Bandara Adi Sucipto Yogyakarta atau kurang lebih butuh waktu kurang dari 30 menit berkendara. Tak ada tiket masuk maupun parkir, biaya yang dikeluarkan hanya pada saat mencicipi kuliner di miniatur Majapahit tersebut.