Curugnya pendek lapi lebarrrr...
Bantar Gebang di Kota Bekasi cukup dikenal tapi lebih karena perannya sebagai tempat pembuangan sampah. Jadi siapa nyana kalau di sana ada curug yang nggak kalah cakep dengan curug-curug lain di Jawa Barat. Namanya Curug Parigi. Memang nggak tinggi, hanya sekitar 2 meter, tapi lebarrrr... Sekitar 100 meter. Jadi seperti Niagara super mini.
Akses masuknya dari Jalan Raya Narogong. Tepat sebelum lokasi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), beloklah ke kanan. Posisinya nggak jauh dari jalan utama, mencapai curugnya juga nggak pake susah, turun sedikit dari area parkir, cuma 1 menit. Saya jadi ingat air terjun Rhine Falls di Schaffhausen Swiss yang karakternya hampir sama, dan nggak perlu usaha untuk mencapainya. Cuma beda di fasilitas aja yang di Bekasi ini dan yang di Swiss hehe...
Jalur turunnya pendek dan nggak susah
RUTE KE SANA
Berhubung rumah saya di Pasar Kecapi, Jati Warna, jadi untuk ke Curug Parigi saya memilih masuk tol JORR arah Bekasi, dan keluar di Jati Asih (hanya jarak satu gerbang dari Jati Warna). Begitu keluar tol ambil ke kanan, terus saja sekitar 5 menit sampai ketemu pertigaan, belok ke kanan. Sekitar 5 menit lagi, ketemu perempatan, ambil ke kanan, ke arah Bantar Gebang. Itu sudah masuk Jalan Raya Narogong yang menghubungkan Bekasi dengan Cileungsi di Bogor. Ketemu lampu merah pertama, lurus aja. Lewatin Pasar Bantar Gebang, sekitar 10 menit dari pasar ada belokan di kanan jalan. Nah itulah jalan masuknya. Tepatnya gang, bisa papasan antarmobil tapi sempit.
Jalan masuk diapit dua tembok bangunan
Nggak ada penanda apa-apa di mulut gang itu. Mungkin plang “Mitra Baja Jl. Raya Narogong Km 12,5” di sebelah kiri jalan persis sebelum belokan ke kanan bisa jadi patokan. Dan di mulut gang ada warung lotek dan karedok bernama “Sunda Jaya Putra Parigi Curug Bekasi” berwarna kuning. Jalannya beraspal, diapit dua dinding, lalu melewati tanah kosong dan rumah penduduk.
Ini dia gang masuknya. Penandannya warung berwarna kuning itu.
Kalau kemudian Anda melihat jalan diserung dan ada tulisan “Curug Parigi” dengan tanda belokan, jangan bingung. Belok ke kiri sedikit, seperti hendak masuk pekarangan rumah orang, di situlah penjaga akan meminta retribusi untuk mobil Rp 10.000 dan motor Rp 3.000. Anda akan diberikan tiket bertuliskan “Karang Taruna Kel. Cikiwul Sub RW 06”. Jalanan berganti jalan tanah bercampur kerikil. Dari situ sudah nggak jauh, akan terlihat tanah lapang. Parkirlah kendaraan Anda di situ. Total perjalanan dengan sedikit macet sekitar 45 menit.
Jalan diserung karena longsor. Ambil ke kiri
Dari area parkir yang berupa tanah dan rumput, bunyi gemuruh curug sudah terdengar. Karena curugnya memang nggak jauh dari situ. Turun sedikit melewati jalan tanah yang sudah diberi undakan, cuma satu menit ya sudah sampai.
Area parkir dan warung nonpermanen
YANG ANDA LIHAT DI INTERNET NGGAK BOHONG
Awalnya saya ragu, apa iya curugnya beneran seperti Niagara mini? Saya tak mau memantek ekspektasi terlalu tinggi. Takutnya foto-foto yang saya lihat di internet hasil editan maksimal. Ternyata nggak lho... Curugnya memang lebarrr... Objek yang sangat bagus buat dipandang maupun difoto. Airnya juga nggak keruh kecoklatan melainkan hijau muda. Foto-foto di internet nggak bohong, cuma memang ada yang ngedit warna atau naikin saturasinya agak lebay.
Curugnya lebarrrr
Sayangnya memang, di pinggiran curug banyak sampah berserakan. Sampah plastik bahkan banyak menggantung di dahan-dahan pohon di sekitar curug. Rasanya plastik-plastik itu nyangkut di pohon saat banjir besar. Maklum, Komplek Vila Nusa Indah V yang ada di sisi curug satunya lagi langganan banjir besar. Keberadaan sampah memang cukup mengganggu, baunya terasa, walaupun nggak sampai menyengat. Mungkin gegara tempatnya kotor, konon makhluk dari dunia lain suka ngendon di sini, tepatnya di sekitar pohon yang banyak sampahnya. Entahlah...
Sayangnya banyak sampah
Sampah plastik banyak menggantung di pohon
KAPAN DIBENAHI?
Mengutip www.wisatajabar.com, curug yang airnya berasal dari Kali Bekasi (hulunya adalah Sungai Cileungsi) ini terbentuk akibat aktivitas penggalian pasir oleh warga. Curug ini sudah menjadi area piknik warga sejak 1980-an. Ramai terutama saat libur Lebaran. Bahkan curug ini beberapa kali dijadikan lokasi syuting sinetron, FTV, reality show, maupun film layar lebar, salah satunya berjudul Dia Sang Penakluk yang dibintangi aktris legendaris Suzanna (alm).
Kalau dirapikan dan dibersihkan pasti jadi bagus
Masih menurut situs yang sama, katanya curug ini masuk dalam agenda kerja Pemkot Bekasi tahun 2016 untuk dibenahi. Sayang, waktu saya datang 19 Juni 2017 belum ada tanda apa-apa. Lapangan parkir masih apa adanya. Hanya ada dua warung warga yang nonpermanen. Nggak ada toilet, apalagi tempat bilas. Memang sih dalam kondisi seperti sekarang, siapa juga yang mau mandi-mandi di bawah curug ini. Walaupun airnya kelihatan bersih, kita nggak tahu airnya mengandung apa karena ada buangan limbah pabrik ke kali ini.
Airnya cukup bersih ya...
Padahal dalam angan saya, kalau Kali Bekasinya dibersihkan secara besar-besaran, area di sekitar curug juga dibenahi, bebas sampah, niscaya Curug Parigi jadi destinasi wisata keluarga favorit. Pengunjung bisa berendam di aliran airnya yang di sebelah kiri dan tengah (kalau yang kanan dalam). Aaahh... Kapan ya itu bisa terwujud? Kapan Bekasi bisa kayak Swiss? Hoho...