PANDUAN EKSPLOR 3 CURUG SEKALIGUS DI PAMIJAHAN BOGOR: CURUG SADERI, CURUG TEBING, CURUG HORDENG 2023-02-28 00:00

Curug Saderi

 

Kecamatan Pamijahan di Kabupaten Bogor pantas diberi julukan sebagai markasnya curug. Karena banyak sekali curug indah di sini. MyTrip pernah mengeksplor 4 curug sekaligus di Pamijahan juga pada September 2021. Curug Kiara, Curug Bidadari, Curug Susun, dan Curug Bungsu. Letaknya di Kampung Raina Desa Ciasihan. Nah kalau 3 curug yang MyTrip eksplor pada September 2022 dan akan diulas sekarang ini --Curug Saderi, Curug Tebing, Curug Hordeng-- berada di Kampung Cibeureum Desa Ciasmara. Jadi, sama-sama di Pamijahan, tapi beda desa.

 

Baca juga: “Bisa Banget Lho Seharian Eksplor 4 Curug Keren di Pamijahan Bogor

 

CARA KE SANANYA SAMA DENGAN KE CURUG CIKAWAH

Arahkan mobil ke “Istana Batu Cibeureum” yang ada di Google Maps. Singkatnya, dari Jakarta ambil tol Jagorawi, lalu pilih Lingkar Bogor, keluar di Dramaga/Yasmin. Dari situ ikuti saja Google Maps. Arahnya kurang lebih sama dengan ke Kopi Tubing. Jika kondisi jalanan ramai lancar, butuh waktu +/-3 jam berkendara dengan mobil dari Taman Mini atau Cawang Jakarta Timur untuk sampai di Istana Batu Cibeureum. Di sinilah mobil bisa diparkir.

 

Baca juga: “Di Sinilah Curug dan Kawah Kompakan: Curug Cikawah Bogor

 

TIGA CURUG SATU RUTE

Tim MyTrip mampir dulu ke warung sekaligus pemandian air panas Cipanas Karang Endah. Untuk ke sini memang nggak bisa dengan mobil karena walaupun jalanannya rapi dibeton tapi hanya jalan setapak yang cuma bisa dilintasi motor. Di tengah jalan kita akan melewati jalanan yang berupa celah di antara dua tebing --ini bukit yang dibelah untuk membuat akses. Tiket masuk ke Cipanas Karang Endah Rp10.000 per orang. Fasilitasnya kolam renang air dingin dan kolam renang air panas alami.

 

Jalanan membelah bukit

 

Kolam renang di Cipanas Karang Endah

 

Kolam air panasnya

 

Rute menuju Curug Saderi pertama-tama berupa jalan setapak beton, disambung jalan setapak berbatu-batu menyusuri samping aliran air. Lalu menanjak di antara jalur batu-batu besar, disambung jalur tanah yang sudah diberi step-step dari bambu. Melintasi aliran air sehingga posisinya berubah di kanan kita. Nggak lama kemudian sampailah di Curug Saderi. Total durasi hanya 30 menit.

 

Jalan setapak beton

 

Menyusuri samping aliran air

 

Jalur batu-batu besar dan menanjak

 

Sampailah di Curug Saderi

 

Penampakan Curug Saderi dari lokasi pertama kita sampai masih belum sempurna. Terhalang batu-batu besar di depannya. Tapi bolehlah berfoto-foto dulu di sini.

 

Berfoto-foto dulu meskipun curugnya masih terhalang batu-batu

 

Berfoto-foto dulu meskipun curugnya masih terhalang batu-batu

 

Untuk menghampiri curugnya dan melihat kolam alami di bawahnya, kita mesti berjalan naik sedikit ke sisi kanan, lalu turun ke bawah air terjunnya. Saat MyTrip datang debit airnya deras, jadi tak mungkin menghindar dari cipratan air terjunnya kalau kita mendekat. Apalagi curugnya cukup tinggi, mungkin sekitar 20 meter, membuat cipratan airnya cukup jauh. Agak berbahaya kalau mau berenang di kolam alami persis di bawah aliran curugnya saat alirannya deras. Kalau mau berendam masih bisa di depan batu besarnya.

 

Curug Saderi, mendekat ke sini kena cipratan air

 

Penampakan Curug Saderi, saat hendak ditinggalkan untuk menuju jalur ke Curug Tebing

 

Dari Curug Saderi ada penanda bertuliskan “Curug Tebing +/-500 m, Curug Hordeng +/-1 km” dan “20 menit menuju Curug Tebing”. Treknya lumayan menanjak tapi nggak sulit dan nggak berat. Yang jelas sih sangat asri dan teduh, banyak pohon dan rimbun oleh semak-semak.

 

Trek menuju Curug Tebing, asri dan rimbun oleh semak-semak

 

Lalu kita harus melewati aliran air. Ada lagi penanda “Curug Tebing +/-250 m, Curug Hordeng +/-500 m” ke arah kanan. Kalau ke arah kiri menuju Camp Ground Pasir Luhur, 1 km.

 

Melewati aliran air

 

Ada tempat istirahat berupa kursi-kursi dari bambu di dekat aliran air sebelum mencapai Curug Tebing.

 

Tempat istirahat

 

Dari situ jalur menanjak lagi, ketemu semacam curug lebar dan pendek, lalu menyeberangi jembatan bambu. Jalur tanah merah becek bergantian dengan jalur berbatu. Hingga tibalah di Curug Tebing. Total durasi dari Curug Saderi kalau tanpa istirahat dan foto-foto benar 20 menit. MyTrip pake istirahat dan foto-foto jadi 30 menit.

 

Jalur menanjak lagi menuju Curug Tebing

 

Curug lebar dan pendek

 

Menyeberang jembatan bambu

 

Pantas saja namanya Curug Tebing karena berupa tebing yang dialiri air. Aliran airnya terpecah jadi dua bagian. Kolam alami di bawahnya cukup nyaman dan aman buat dipakai berendam. Bahkan kita bisa ‘menyerahkan’ punggung untuk dipijat di aliran air yang lebih kecil. Tinggi curugnya mungkin sekitar 10 m saja.

 

Curug Tebing

 

Dari situ menanjak melalui jalur batu di sebelah kanan curug --ada tali pengaman di sini, cukup terjal dan licin karena kondisinya selalu basah. Hingga tibalah di atas Curug Tebing. Saat itu aliran airnya masih cukup jinak, jadi kami bisa berdiri mendekat ke bagian puncak curug.

 

Jalur batu di sebelah kanan Curug Tebing

 

Berdiri di atas Curug Tebing

 

Jalan kaki sedikit lagi, agak menanjak, hanya sekitar 10 menit sampailah di curug ketiga, Curug Hordeng. Cocok namanya hordeng. Aliran airnya lebar dan penuh seperti hordeng, dan nggak tinggi, hanya sekitar 5 meter. Kolam alami persis di bawah curugnya maupun aliran air di bawahnya dangkal, cocok buat sekadar main-main air saja.

 

Bermain air di bawah Curug Hordeng

 

Saat MyTrip datang ada batang kayu melintang di depan aliran curug, bisa dimanfaatkan buat berfoto.

 

Berpose-pose di Curug Hordeng

 

Kami memilih kembali ke warung Cipanas Karang Endah lewat jalur lain, tidak melewati samping aliran air, tapi lebih masuk ke hutan. Jalurnya menurun cukup curam. Total perjalanan hingga sampai ke warung lagi sekitar 1 jam.

 

TIDAK ADA FASILITAS APA PUN

Di ketiga curug ini dan di sepanjang rute trekking sama sekali nggak ada fasilitas toilet apalagi warung Indomie. Jadi Trippers harus membawa bekal air minum dan makanan yang cukup.

 

PERLU TREKKING POLE-KAH DAN BAGAIMANA ALAS KAKINYA?

Jalurnya memang nggak berat, hanya butuh kehati-hatian di beberapa bagian. Tapi menurut MyTrip, membawa trekking pole akan sangat membantu. Walaupun kalau nggak bawa juga nggak menjadi masalah.

 

Alas kaki yang dipakai, sendal gunung juga sudah cukup aman dan nyaman. Tapi kalau mau lebih mantap ya pakai sepatu trekking. Cuma ya siap-siap basah aja.

 

Baca juga: “Panduan Lengkap & Terkini ke Curug Cikuluwung di Bogor

 

PERLUKAH PAKAI PEMANDU?

MyTrip memakai jasa pemandu dan kesimpulannya memang perlu. Walaupun curug ini sudah cukup populer di kalangan anak muda Bogor pemburu curug, tapi jalurnya banyak tertutup semak dan kurang jelas. Entah karena dampak setelah pandemi atau dari dulu memang begitu. Adanya pemandu orang lokal yang menemani juga sedikit banyak akan mengurangi risiko musibah yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi. Silakan kontak Dede Ulut untuk jasa pemandu, di 0896 1164 6991.

 

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Dede Ulut, Mayawati NH, Raiyani Muharramah
Comment