Batik hanya dibuat di kota-kota seperti Solo, Yogyakarta atau Pekalongan itu adalah anggapan yang sama sekali tidak benar. Sebetulnya jika mau mengamati lebih dalam, tiap daerah kabupaten maupun kota pasti mempunyai motif batik yang menjadi unggulan dan bisa dijadikan sebagai gambaran ciri khas masing-masing daerah tersebut. Seperti misalnya di lingkup Jawa Timur, Batik Madiun dengan motif pecelnya, Batik Gresik dengan rusa Bawean atau Batik Lamongan yang mengangkat tema ikan bandeng dan lele.
Kali ini MyTrip akan membahas tentang satu hasil karya asli Indonesia yang layak diketahui kalangan luas yakni Batik Magetan. Motif yang menjadi keunggulan batik khas Magetan adalah motif Pring (Bambu) atau lebih dikenal dengan nama Pring Sedapur. Sejarah awal kegiatan membatik di Magetan dimulai pada tahun 1970-an di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Adapun alasan mengapa mengangkat tema Pring Sedapur dikarenakan di dusun tempat kelahiran Batik Magetan tersebut terdapat banyak sekali tumbuhan bambu.
Tidak hanya mengandalkan motif Pring Sedapur saja, Magetan juga mengusung motif-motif lain seperti motif Cucak Rowo, Pring Temu Rose dan Parang Rusak. Namun di antara berbagai motif yang ada, motif Pring Sedapur tetap yang paling menonjol dan banyak diminati. Promosi besar-besaran batik motif Pring Sedapur pun tak kalah hebatnya. Seperti misalnya di tahun 2006 Pemkab Magetan memberi instruksi kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Magetan untuk mengenakan seragam Batik khas Magetan, Pring Sedapur.
Corak warna Batik Magetan memiliki suatu karakter yang cukup kuat, yakni dengan mengkombinasikan warna-warna yang relatif berani seperti merah, hijau muda dan kuning. Pekerjaan yang membutuhkan keuletan dan ketrampilan ini dilakukan oleh para ibu dengan memanfaatkan sebuah ruangan yang berada di belakang Balai Desa Sidomukti. Banyak pengunjung dari luar daerah yang menuju tempat tersebut untuk membeli kain batik yang sudah siap jual, memesan motif sesuai keinginan atau hanya sekadar melihat proses pembuatannya.
Untuk memesan batik tulis kepada pengrajin harus bersabar. Karena membutuhkan waktu pengerjaan sekitar 1 minggu untuk menyelesaikan 1 buah motif saja. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp500.000 hingga jutaan rupiah, semua tergantung tingkat kerumitan motif yang diinginkan calon pembeli.
Jika Trippers yang dari Jakarta ingin berkunjung ke sini, silakan memilih jalur penerbangan menuju Bandara Adisumarmo Solo. Lalu sambung perjalanan menuju Balai Desa Sidomukti menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan jarak sekitar 75 km atau membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 2,5 jam.