Suasana jalan tua Jinli Street
Di beberapa kota destinasi wisata biasanya ada satu pedestrian yang populer dan ‘haram’ hukumnya kalau dilewatkan. Nah, Kota Chengdu di Provinsi Sichuan China juga punya, namanya Jinli Street. Nggak hanya bisa keluar masuk toko suvenir yang unik-unik, nyicip jajanan khas dan pepotoan dengan latar jadoel, tapi kita juga bisa nonton Sichuan Opera gratis lho! Eiya... Di sini juga banyak pernak-pernik bergambar Mao Zedong. Mari kita mulai menyusurinya.
NGGAK JAUH DARI BANDARA
Kalau hanya punya waktu transit beberapa jam di Chengdu Shuangliu International Airport, kemungkinan masih sempat untuk mampir ke Jinli Street karena jaraknya hanya 13 km, bisa ditempuh berkendara (naik taksi atau mobil sewaan) 25-30 menit. Atau kalau Trippers dari Chengdu North Railway Station ke Jinli sekitar 15 km, ditempuh berkendara 30 menit. Atau mau ke sini setelah dari Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding. Jaraknya 26 km, ditempuh berkendara 40 menit.
Kalau naik bus umum ke Jinli, berhenti di Halte Wuhou Temple. Ada beberapa bus yang melewati rute ini. Atau kalau naik Metro Line 3 berhenti di Gaoshengqiao, dari situ tinggal jalan kaki.
Baca juga: “Transit di Bandara Chengdu Minimal 5 Jam? Coba ke Anshun Bridge Deh!”
PENINGGALAN SAM KOK
Disebut juga Jinli Ancient Street atau Jinli Old Street, lokasi jalan tua legendaris ini di tengah kota Chengdu, di sebelah timur Wuhou Temple. Baik temple maupun jalan ini adalah peninggalan zaman Sam Kok (Three Kingdoms: Wei, Shu Wu), tepatnya Dinasti Shu (221-263). Jadi Jinli Street dikenal sebagai First Street of the Shu Kingdom, menjadi pusat kegiatan niaga pada masa itu, dan merupakan salah satu jalan tertua di China. Kuil Wuhou sendiri dibangun untuk menghormati Zhu Ge Liang, perdana menteri, ahli strategi militer dan penasihat kepercayaan Kaisar Liu Bei, kaisar pertama Dinasti Shu.
Jinli direstorasi pemerintah setempat dan akhirnya pada 31 Oktober 2004 dibuka untuk umum sebagai objek wisata.
ADA APA SAJA DI SEPANJANG JALAN INI?
Kalau naik taksi tentu bisa turun di depan gerbang Jinli Street, tapi kalau ke sini naik mobil sewaan, dari area parkir jalan kaki sekitar 5 menit lah.
Begitu melewati gerbang batu tinggi bertuliskan “Jinli” dalam aksara China dan menapaki jalan yang tak seberapa lebar, aura kehidupan tempo dulu langsung terasa. Lantai yang terbuat dari potongan batu besar-besar, dinding bangunan dua lantai dari kayu-kayu berwarna coklat gelap dengan jendela-jendela klasik seperti yang kita lihat di film-film silat China, termasuk juga barang-barang yang dijual dan xiaojie-xiaojie penjual yang mengenakan kostum tradisional, semuanya langsung ‘menerbangkan’ imajinasi kita. Untuk menambah kesan klasik, banyak lampion merah digantung-gantung.
Gerbang utama
Bangunan tua di kiri kanan dan lampion merah digantung-gantung
Susurilah pelan-pelan sambil melihat kiri kanan. Toko-toko suvenir yang menempati bangunan kuno menggelar aneka barang mulai sutra, aneka teh, keramik, bordiran khas zaman Dinasti Shu, lukisan, kaligrafi, barang antik, kerajinan-kerajinan khas lokal, pembatas buku, magnet kulkas, action figure (dari tokoh klasik sampai kekinian), aksesoris, T-shirt (dari motif panda, China klasik, sampai wajah Mao Zedong), kartu remi bergambar Mao Zedong berikut ajaran-ajarannya dan cerita klasik China, termasuk juga satu toko bernama Panda House yang menjual aneka pernak-pernik panda. Ada juga toko yang bisa mendandani Anda dengan pakaian tradisional untuk kemudian difoto. Interior dan desain toko-tokonya banyak yang unik, memanjakan mata, dan bersuasana santai.
Toko teh dengan penjual memakai cheongsam
Aneka aksesoris
Kartu remi dengan gambar Mao Zedong
Action figure lucu-lucu
Di pinggir-pinggir jalan juga banyak seniman muda berbakat yang menjual langsung karya-karyanya atau mendemokannya. Pokoknya kalau mau beli oleh-oleh yang nggak umum, banyak deh pilihannya di sini. Bakal tergoda, susah untuk nggak buka dompet.
Seniman jalanan mendemokan keahliannya
Di area tengah terdapat panggung kayu yang pada saat tertentu menampilkan pertunjukan kesenian lokal, termasuk Sichuan Opera yang terkenal dengan Face Changing-nya itu, juga shadow puppet dan hand puppet.
Sichuan Opera
Beberapa restoran atau tea house juga di waktu tertentu ada yang menggelar Sichuan Opera buat tamu-tamu mereka. Salah satunya di Da Mui Hot Pot (Da Miao Hot Pot) di mana MyTrip sempat mampir. Seru menyantap hot pot mengepul sambil menonton kebolehan para penampil.
Sajian hot pot
Makan hot pot sambil nonton pertunjukan
Salah satu pertunjukan tari di dalam restoran
Selain resto dan tea house, tak ketinggalan ada Starbucks juga di Jinli, dengan interior gabungan kuno dan modern. Beberapa kafe dan bar modern juga ada.
Berjalan terus melewati jembatan, lalu ada persimpangan yang ada Panda House, putar kiri, jalan ke arah balik, nah di situ berjejer kedai-kedai yang menjual aneka camilan otentik Sichuan, baik yang manis, gurih, pedas, panas, dingin, dll. San Da Pao salah satu camilan khas Sichuan yang terbuat dari besar ketan, gula merah, wijen, dan kacang polong tentunya ada. Ada juga manisan buah persimon, yang juga khas Chengdu. Harga-harga jajanannya masih masuk akal.
Dari Panda House ini jalan arah balik ke gang satunya lagi, banyak kedai makanan
Aneka kedai makanan
Jajanan yang menggoyang lidah
Jajanan sate-satean
Es buah nan menggoda
Trippers bisa membeli makanan di kedai mana saja, lalu bebas duduk di bangku-bangku kayu di depannya. Cuma memang biasanya penuh melulu. Kalau nggak kebagian tempat duduk, makan aja sambil terus jalan kaki pelan-pelan. Jadi saking banyaknya jajanan, dianjurkan ke sini dalam keadaan perut kosong ya.
Minimal alokasikan waktu 1 jam untuk eksplor Jinli kalau tanpa acara makan berat di restoran. Atau ya 2 jam minimal kalau termasuk makan di resto apalagi sambil nonton Sichuan Opera.
O ya, Jinli Street bakal makin meriah saat berlangsungnya festival tradisional seperti Lantern Festival, Peh Cun (Dragon Boat Festival), Festival Kue Bulan, dan tentunya Tahun Baru Imlek.
Baca juga: “5 Hari Eksplor Harbin, Ke Mana Saja?”
MENGINAP DI AREA JINLI
Di sekitar Jinli ada beberapa penginapan berkonsep inn yang bangunannya bergaya Dinasti Qing dengan fasilitas modern. Harganya memang lebih mahal dari hotel pada umumnya. Tapi untuk mengeksplor Jinli Street dengan puas nggak perlu menginap di sekitar area, karena toh posisinya di tengah Kota Chengdu.
WAKTU TERBAIK
Kapan pun bisa berkunjung ke Jinli, tapi paling nyaman Maret-Juni (musim semi) dan September-November (musim gugur). Memang suhu udara di musim panas maupun musim dingin nggak terlalu panas ataupun dingin di Chengdu, tapi Chengdu sangat lembab, gampang bikin gerah dan peliket.
Lebih bagus kalau mau lihat view ke sini malam hari. Lebih cantik dengan lampion-lampion menyala. Tapi kapan pun tempat ini selalu ramai apalagi akhir pekan dan hari libur. Soalnya ini tempat favorit juga bagi warga lokal untuk hangout. Jam bukanya 24 jam setiap hari. Tapi toko dan resto rata-rata tutup pukul 8 atau 9 malam. Bar saja yang tutup lebih larut.
Jinli Street di waktu malam, cantik!
Pokoknya datanglah ke sini untuk merasakan dan mengalami budaya dan kesenian lokal Sichuan, membayangkan kehidupan China zaman dulu, sambil mencari suvenir unik dan jajan-jajan seru tentunya.