Keraton Kasepuhan
Saat nanti kita sudah bisa ngetrip lagi tapi belum bisa keluar negeri, atau malah naik pesawat dan kereta pun dinilai masih sedikit ribet, pilihannya tentulah ke tempat yang bisa dijangkau dengan mobil. Bagi warga Jabodetabek, banyak pilihannya, salah satunya Cirebon. Keberadaan jalan tol Cipali apalagi sekarang ditambah adanya jalan tol Jakarta-Cikampek Layang membuat perjalanan ke Cirebon semakin cepat. Perjalanan via tol dengan memperhitungkan kepadatan jalan dan toilet rest sekitar 3 jam saja dari Jabodetabek (malah kalau lalu-lintas lancar jaya bisa cuma 2 jam). Eksplor Cirebon sebenarnya 2 hari juga cukup, tapi kalau mau puas dan nggak terburu-buru, alokasikan waktu 3 hari, seperti contoh itinerary berikut.
HARI 1. KERATON KASEPUHAN, MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA, KERATON KANOMAN, GRAGE MALL
- Berangkat pagi hari dari Jakarta melalui jalan tol Jakarta-Cikampek Layang disambung tol Cipali.
- Keluar exit tol Plumbon lalu memasuki Kota Cirebon, waktunya brunch Empal Gentong Mang Darma di Jl. Slamet Riyadi. Atau bisa juga di Empal Gentong Haji Apud di Jl. Ir. H. Juanda yang tak jauh dari exit tol.
Empal gentong, kuliner khas Cirebon
- Check in hotel, istirahat sejenak.
- Menuju Keraton Kasepuhan yang adalah pusat pemerintahan Kasultanan Cirebon. Koleksi museumnya lumayan lengkap dan punya kisah-kisah menarik. Satu area yang paling menarik adalah Petilasan Pangeran Cakrabuana, karena… maaf hanya lelaki yang diperbolehkan masuk.
- Lanjut ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang terletak di sebelah utara Keraton Kasepuhan. Masjid ini tak berkubah. Di bagian mihrab masjid terdapat tiga buah ubin yang dipasang sendiri oleh Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga. Daya tarik lain yakni keberadaan sumur ‘zam-zam’ di samping masjid.
- Lanjut ke Keraton Kanoman yang merupakan peninggalan langsung Sunan Gunung Jati alias Syarif Hidayatullah. Penampakan Keraton Kanoman didominasi warna putih dengan tempelan piring-piring keramik Tiongkok.
Keraton Kanoman
- Jalan-jalan sore di seputaran Grage Mall melihat pusat kuliner. Coba cari penjual nangka atau duren goreng bersalut tepung. Kulit luarnya garing, lapisan rotinya empuk renyah, dan isiannya lembuuut banget.
- Makan malam sate kalong yang banyak terdapat di Jl. Winaon arah Pasar Kanoman. Tenang, ini namanya saja sate kalong tapi terbuat dari daging kerbau atau sapi. Atau bisa juga makan di Bubur sop ayam Mang Djohar (kini lebih dikenal dengan nama Bu Aminah) yang terletak di Jl. Raya Siliwangi.
Baca juga: "Alternatif Weekend Trip: Menyambangi Kebun Bawang di Majalengka"
HARI 2. GUA SUNYARAGI, MASJID MERAH PANJUNAN, KERATON KACIREBONAN, KOTA TUA, SUNSET DI PELABUHAN CIREBON
- Sarapan bukan di hotel, tapi sarapan ala lokal, pilihannya bisa docang atau nasi lengko.
- Hari ini ke Gua Sunyaragi, istana taman air kesultanan yang konstruksinya terbuat dari batu-batu karang pantai selatan. Terdapat ruangan semedi yang konon mempunyai ‘pintu ajaib’ menuju Mekkah dan Tiongkok. Cagar budaya ini berada di Jl. By Pass Brigjen Dharsono.
Gua Sunyaragi
- Brunch nasi jamblang atau sop dengkil. Bisa di Nasi Jamblang Mang Dul, Bu Nur, ataupun Nasi Jamblang Mami Fitri.
Nasi jamblang
- Mengunjungi Masjid Merah Panjunan di Jl. Kolektoran (masjid tertua di Cirebon). Dinding dan pagarnya terbuat dari bata merah dengan tempelan piring keramik.
- Lanjut ke Keraton Kacirebonan yang merupakan pemekaran dari Keraton Kanoman. Lokasinya tepat 1 km sebelah barat daya Keraton Kasepuhan atau kurang lebih 500 m sebelah selatan Keraton Kanoman.
- High tea sambil meluruskan kaki di salah satu kedai atau kafe, bisa juga cari tahu gejrot atau kue tapel (semacam crepe lokal).
- Sore hari menuju kawasan kota tua di Jl. Yos Sudarso untuk melihat-lihat bangunan kuno yakni Gedung British American Tobacco (Gedung BAT), Kelenteng Dewi Welas Asih, Gedung Bank Indonesia, Kantor Pos, Gereja Katholik Santo Yusuf, Gereja Kristen Pasundan.
- Menyaksikan sunset di Pelabuhan Cirebon yang masih berada di kawasan kota tua. Sulit membayangkan jika dahulu Cirebon adalah pelabuhan laut yang sibuk. Laksamana Cheng Ho pernah berlabuh di sini, bahkan membangun mercu suar.
- Makan malam Mie Koclok Mas Edi di Pekalipan.
Baca juga: "Kabar Gembira! Siapa Pun Bisa Memanjat Tebing Gunung Parang"
HARI 3. JALAN SILIWANGI, BELANJA BATIK & OLEH-OLEH
- Sarapan ala lokal.
- Check out hotel, lalu meluncur melihat-lihat bangunan bersejarah di kawasan Jl. Siliwangi yakni Stasiun Cirebon atau kerap disebut Stasiun Kejaksan, Gedung Balai Kota Cirebon yang masih tampak mentereng. Gedung ini dihiasi ornamen udang-udang berwarna keemasan di beberapa sudut menara depan. Tampak unik, cantik, dan… lezat.
Gedung Balai Kota, salah satu landmark Cirebon
- Shopping time! Cirebon terkenal dengan kain batik motif megamendung. Ada banyak galeri dan sentra batik di kota ini, di antaranya Batik Trusmi (Jl. Syekh Datul Kahfi) dan Batik EB (Jl. Panembahan Utara). Selain pusat penjualan batik, ada pula workshop pembuatan batik, serta sentra kuliner dan aneka oleh-oleh khas.
Motif batik megamendung
- Makan siang di sentra batik atau di mana pun sesuai selera Trippers. Di Cirebon banyak kuliner maknyus.
- Singgah di kawasan pecinan untuk membeli oleh-oleh. Salah satu toko favorit adalah Toko Sinta. Ada kerupuk, terasis, simping, ikan asin, udang rebon, kue-kue kering, manisan buah, dan banyak ragam lainnya.
- Kembali ke Jakarta. Drive safely!
ESTIMASI BIAYA: Rp1.500.000 per orang (berdasarkan sharing cost 6 orang untuk memaksimalkan kapasitas mobil sewaan sejenis Avanza). Kalau menyewa supir tentu biaya lebih tinggi. Sebaliknya kalau tanpa sewa mobil, tapi bawa mobil sendiri dan tanpa supir, tentu biaya lebih rendah.
hydroxychloroquone coronavirus treatment hydroxicloriquin
2021-02-25thesis writing services dissertation proposal literature review research paper about coffee
2020-12-01covering letter resume thesis and dissertation writing homework help math problems
2020-11-30