Bromo terlihat dari B29
Pantas saja objek wisata yang lagi hits ini diperebutkan antara Kabupaten Lumajang dan Probolinggo. Selain karena lokasinya di perbatasan Desa Argosari Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang dengan Desa Ngadirejo Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo, juga ya karena Puncak B29 dan B30 sungguh-sungguh dahsyat! Mata kita akan dimanjakan pemandangan yang super keren! Pemandangan yang indah mengundang pengunjung makin banyak berdatangan. Semua penasaran ingin melihat keindahannya. Pemasukan yang didapat pemerintah kabupaten dari dua objek wisata ini pasti sangat menggiurkan.
Sunrise mulai mengintip
MENGAPA B29?
Saya sendiri mendengar Puncak B29 sudah lama, sejak dolan-dolan ke Bromo maupun Ranu Kumbolo di kaki Gunung Semeru beberapa tahun lalu. Dikasih unjuk, “Itu tuh di sana B29.” Sama seperti yang lain, tanggapan saya waktu itu, nama yang aneh, kayak sabun colek, yang diasosiasikan juga dengan aktris tempo dulu Ratmi B29...
Kenapa dinamai B29? B maksudnya bukit. Sedangkan 29 karena ketinggian puncak B29 adalah 2.900 mdpl. Walaupun menurut catatan GPS yang dipakai salah satu peserta, ketinggian Puncak B29 hanya 2.560 mdpl; sedangkan B30 hanya 2.600 mdpl. Puncak B29 dan B30 masuk dalam wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Begitu ada kesempatan karena rekanan guide sekaligus pengelola tur di Malang yang bekerja sama dengan MyTrip menawarkan ke sana, langsung saya iyakan. Tapi hambatan yang membuat saya mundur adalah, waduh, naik ojeknya di jalan tanah menanjak dan penuh liku sampai 2 jam! Di pagi buta yang dingin pula! Wah, nggak mungkin. Tapi untung ada update bahwa trek menuju B29 sudah aspal dan disambung konblok, jadi cuma butuh naik ojek 30 menit dari Desa Argosari. OK deal!!
Keputusan yang tentunya tak akan saya sesali seumur hidup. Dari Puncak B29 dan B30 (nambah ke B30 ini keputusan mendadak di Desa Argosari) saya dan 12 peserta rombongan trip MyTrip 4-6 Maret lalu melihat pemandangan 360 derajat yang spektakuler. Di satu sisi matahari pagi menyemburatkan warna oranye di balik Gunung Argopuro. Lalu di sisi sebaliknya yang sangat mudah dikenali adalah Gunung Batok dan Kaldera Bromo dengan lautan pasir luas di depannya. Di sisi ini kalau sore hari kabut sering menutupi area lautan pasir hingga tempat ini sering disebut Negeri di Atas Awan. Saat kami berada di sana pagi hari, kabutnya nyaris nggak ada. Tapi tak mengurangi keindahannya sedikit pun.
Matahari menyembul dari balik Gunung Argopuro
Pemandangan ke arah Bromo
Saat masih gelap, kelihatan juga di seberang jauh, ada satu bukit memendarkan kerlap-kerlip lampu. Itulah Bukit Pananjakan. Jadi view ke arah Bromo yang biasa kita lihat dari Pananjakan sangat berbeda angle-nya dengan view yang kita lihat dari B29 dan B30. Lagipula, di Pananjakan kita hanya bisa memandang ke satu sisi. Di B29 dan B30 bisa 360 derajat! Di sisi barat Gunung Kawi terlihat. Di sisi utara tampak Gunung Arjuno dan Welirang. Sementara, di sisi selatan ada satu gunung gagah terlihat menjulang. Para pendaki pasti langsung mengenalinya. Ya itulah Gunung Semeru.
Si gagah Semeru
Selama kurang lebih satu jam kami berada di Puncak B30 (dari saat orang lain belum ada yang tiba, sampai orang-orang mulai terlihat turun satu demi satu), kami semua sibuk mengagumi keindahan 360 derajat itu, dan tentu sibuk memotret. Ya motret pemandangan, saling memotret pose sendiri-sendiri, selfie, wefie.... Pokoknya, sibuk!! Kalau dapat sinyal mah, udah saat itu juga deh kami bikin video live buat diunggah ke Facebook dan Instagram, hehe...
Foto grup di B30
Turun ke B29, selain pemandangan deretan pegunungan, terlihat juga di satu sisi perkebunan yang terlihat rapi dan cantik. Pokoknya nggak nyesel deh ke B29 dan B30 walaupun ke sananya harus meregang nyawa.
Pemandangan perkebunan dari B29
HAH? MEREGANG NYAWA?
Demi pemandangan ini kami rela meregang nyawa
Awalnya kami hanya akan ke Puncak B29 aja. Perjalanan panjang 5 jam naik elf dari Kota Malang ke Hotel Somanake sebagai basecamp kami di Senduro sudah menguras tenaga. Apalagi hari itu kami sudah bangun pagi buta juga untuk mengejar penerbangan Jakarta-Malang pukul 06.20.
Untuk mengejar sunrise di B29 kami harus bangun pukul 02.30 dan berangkat naik elf dari hotel pukul 03.00. Perjalanan dengan elf ke Desa Argosari menanjak dan lika-liku ditempuh selama 45 menit.
Saat sudah berada di atas ojek masing-masing di Desa Argosari, Pak Solihin, koordinator ojeknya bilang, sekalian ke B30 aja. Ya udah kami manut. Sekitar 20 menit pertama walaupun jalan yang dilewati menanjak dan berlika-liku, tapi masih cukup lebar dan berupa aspal serta konblok (paving). Tapi usai melewati pecahan jalan, kiri ke B29 dan kanan ke B30, barulah ketegangan dimulai.
Jalannya berupa tanah, dan di beberapa ruas becek, membentuk cekungan dalam di tengah selebar ban motor. Para abang ojek berusaha menempatkan ban motornya di bagian kanan atau kiri yang lebih tinggi, tapi sering kali tetap kejeblos ke cekungan tengah, membuat kami kaget. Kadang kami juga harus turun saat di tanjakan curam, ban motor selip di bagian cekungan dalam. Makanya semua abang ojek pake sepatu boot, karena kaki mereka sering kali harus menapak ke tanah untuk membantu keseimbangan motor atau menarik laju motor.
Kalau hanya melewati jalur becek yang ada cekungan di tengahnya tapi di kiri kanan semak sih masih mending. Sial-sial paling ngasruk ke semak-semak. Yang paling ‘juara’ adalah ketika kami harus melewati jalur selebar pas satu motor, menanjak curam, menikung ke kiri, dan jurang dalam menganga di sebelah kanan. Saya tak bisa, tepatnya tak berani, melihat seberapa dalam jurangnya. Lagipula masih sangat gelap. Tapi yang jelas, ya, tak salah lagi, itu jurang dalam! Di ruas itu, semua abang ojek menggas motor pelan, kedua kaki menapak tanah untuk membantu keseimbangan. Salah sedikit, bye!!
Jadi iya, bener-bener meregang nyawa. Saya nggak lebay... Ke-12 peserta trip juga berpendapat sama. Begitu tiba di pelataran Puncak B30 (nggak pake jalan kaki lagi, motor sampai ke sini) setelah naik ojek selama 45 menit, satu demi satu kami saling bercerita, betapa takutnya kami saat melewati jalur maut itu. Semua jadi religius, komat-kamit membaca doa sepanjang jalan. Hanya sujud syukur kami panjatkan karena kami semua selamat, walaupun ada yang sempat terjatuh dari motor. Apalagi begitu melihat pemandangannya, amboiiii..... Speechless!!
Turun ke B29 dari B30 karena sudah terang, kami bisa sambil melihat pemandangan yang sungguh-sungguh cakep tak terkira. Gunung Semeru seakan mengintai dan menguntit kami.
Ini penampakan jalur yang masih aman. Semeru tampak mengintai di depan kami
Informasi harga:
Tiket masuk kawasan: Rp 5.000
Ojek ke B29 dan B30: minimal Rp 100.000 (bisa juga lebih)
Ojek ke B29: Rp 75.000
Berminat ke B29? Hubungi MyTrip di 0811821006