Siap melompat
Pulau Sumba menjadi destinasi idola baru yang makin moncer belakangan ini. Datang ke Sumba pas long weekend deh coba, hampir di semua objek wisata kita akan bertemu banyak rombongan lain. Malah kadang di beberapa tempat seperti Bukit Wairinding tumplek blek pas sunset. Tapi ada satu objek yang masih relatif sepi, setidaknya sampai September 2018 lalu saat MyTrip ke sana. Air Terjun Waimarang, yang baru ditemukan oleh remaja lokal bernama Erikson tahun 2015 ketika ia sedang berburu.
Baca juga: "7 Hal yang Bisa Dilakukan di Danau Weekuri Sumba, No.6 Jarang yang Tahu"
Lokasinya di Mana?
Berada di Desa Waimarang, Melolo, Kelurahan Watu Hadang, Kecamatan Umalulu, Sumba Timur. Jangan pusing ini di mana. Supir-supir di Sumba yang biasa disewa wisatawan pasti tahu lokasinya. Berkendara ke sini selama 2 jam dari Kota Waingapu di Sumba Timur. Kalau Anda masuk Sumba dari Tambolaka di Sumba Barat Daya, ya harus berkendara ke Waingapu dulu selama 4 jam (kalau nonstop).
Perjalanan dari Waingapu ke Waimarang awalnya melewati jalanan yang relatif bagus, melewati sabana, kalau beruntung bisa melihat kawanan kuda. Lalu makin mendekati lokasi, melewati jalan kampung yang tak beraspal, dan sepiii... Sampai di lokasi ada parkir berupa lapangan/ padang luas.
Bagaimana Air Terjunnya?
Cakep pastinya, dan bikin betah berlama-lama. Air terjunnya ada 3 tingkat, namun yang sering didatangi wisatawan dan foto-fotonya paling banyak beredar hanya tingkat pertama (menghitungnya dari bawah ya). Tingkat kedua dan ketiga agak sulit dicapai karena harus merayapi dinding batu. Bagi anak muda terutama yang laki-laki sih nggak terlalu sulit untuk naik ke tingkat dua dan tiga. Boleh dicoba.
Merayap di dinding untuk mencapai tingkat kedua
Air terjun di tingkat pertama pendek aja, paling cuma 2 m. Air terjun ini mengalir dari kolam alami di atasnya (tingkat kedua) yang keluar dari celah tebing. Airnya berasal dari sungai kecil di atasnya lagi (di atas tingkat ketiga). Yang bikin menarik ya itu, kolam alami di bawah air terjunnya yang dikelilingi tebing batu berkarakter yang bikin tambah cantik kalau difoto. Ditambah airnya hijau toska dan kolamnya cukup luas. Airnya tentu saja sejuk. Mengundang untuk diceburi.
Mengundang untuk diceburi
Penampakan air terjun tingkat kedua
Kolam di tingkat kedua lebih jernih
Bisa Ngapain Aja di Sini?
Asumsi Anda hanya ke air terjun tingkat pertama, ini pun sudah banyak yang bisa dilakukan, terutama bagi yang bisa berenang dan apalagi bernyali. Berenang-renang cantik sambil minta difoto teman yang berdiri di atas batu, pasti kece, dan pose ini memang pose sejuta umat. Tapi hanya bisa dilakukan oleh yang bisa berenang ya, karena kolamnya cukup dalam, dan nggak ada penyewaan ban berenang atau life jacket di sini, kecuali bawa sendiri. Kita juga bisa berenang mendekati air terjunnya untuk merasakan langsung aliran airnya.
Berenang cantik dan minta difoto!
Yang nggak bisa berenang tenang aja, pose di spot sejuta umat ini bisa juga kok, berdiri aja di bagian batu yang dangkal di mulut kolam.
Spot sejuta umat di Waimarang
Yang punya nyali bisa melompat dari dinding air terjun sebelah kiri ke arah tengah kolam. Tapi tetap hati-hati ya. Dan jangan sembarangan melompat kalau di bawah ada banyak yang berenang.
Perlu Trekking ya ke Sini?
Ya betul harus trekking. Jadi pakai sendal gunung ya, jangan sendal jepit apalagi sendal cantik. Tingkat kesulitannya moderat. Bagi yang biasa naik gunung sih pasti nggak mengalami kesulitan sama sekali. Jalur treknya awalnya menurun tak terlalu curam, lalu masuk hutan kering –di beberapa tempat cukup teduh, jalurnya relatif datar. Setelah itu mulai menurun curam, jalur tanah, pasti licin kalau habis hujan. Tapi tenang, ada pegangan pagar kayu/bambu disediakan di tempat-tempat sulit.
Ini jalur datarnya
Ini jalur curamnya
Jalur curam sulitnya nggak panjang sih. Nggak lama juga akan terlihat aliran air dan kolam alami kecil, tapi air terjun belum kelihatan karena terhalang tebing batu di kiri kanannya. Jalan kaki dengan kecepatan normal sambil sesekali berfoto butuh 30 menit untuk sampai sini.
Kalau Nggak Mau Berenang Bisakah Masuk Melihat Air Terjun Tanpa Basah?
Bisa. Karena ada dua cara memasuki area air terjun. Pertama yang nggak pakai basah, etapi kena basah di kaki ya, seberangi aliran air dangkal lalu merambatlah naik ke dinding batu. Ikuti jalur sempit di batu itu, berjalanlah miring sambil berpegangan ke batang bambu yang dipasang di situ. Sampai ujung batu barulah terlihat air terjun dan kolam cukup besar di bawahnya (nggak sampe 3 menit lah). Anda bisa berdiri atau duduk-duduk saja di sini, atau motretin teman-teman Anda yang berenang.
Cara masuk yang nggak pake basah
Cara kedua, bagi yang mau langsung basah, turunlah ke aliran air lalu berenang masuk ke kolam alami atau kubangan yang seolah menjadi teras bagi air terjun utama di depannya. Kolamnya kecil aja kok, diameternya sekitar 3 m. Sampai ujung kolam, naiklah ke batu datar yang membentuk seperti gang di antara dua tebing batu, maju sedikit lagi dan sudah terlihat kolam utama dan air terjunnya.
Ini kolam kecil yang harus dilalui untuk masuk ke area air terjun
Ganti Baju di Mana?
Di area air terjun nggak ada bilik untuk ganti baju. Bilik semi permanen adanya di lapangan parkir. Di sini juga ada beberapa warung semi permanen yang menjual minuman dan juga kelapa muda.
Perlu Pemandukah?
Supir yang Anda sewa bisa diminta ikut menemani sampai ke lokasi air terjun. Nggak perlu pemandu khusus karena jalurnya juga cukup jelas.
Jam Berapa Sebaiknya Datangnya?
Sebaiknya datang pagi sampai siang. Dan tentu bagus kalau pas terik, cahaya matahari masuk melalui celah tebing.
Ada Tiket Masuk?
Sejauh ini nggak ada. Hanya bayar parkir mobil Rp10.000, parkir motor Rp5.000.