Pulau Sumba punya area perbukitan yang pemandangan 360 derajatnya memukau tapi lokasinya di dalam kota aja gitu. Malah deket banget sama Bandara Umbu Mehang Kunda di Kota Waingapu Sumba Timur NTT. Hanya berjarak 1,5 km, ditempuh 5 menit berkendara. Namanya Bukit Persaudaraan, atau Bukit Mau Hau.
Baca juga: "Ini Dia Potret Cantik Sunset di Puru Kambera Sumba Timur"
Asyiknya lagi, mobil bisa naik sampai ke atas bukitnya. Turun dari mobil kita sudah langsung bisa melihat pemandangan terbuka. Tinggal jalan sedikit sampai ke ujung-ujung tebing untuk melihat pemandangan petak-petak sawah khas Sumba dengan pohon-pohon lontar menjulang di sana-sini.
Mobil bisa naik ke bukitnya
Tinggal jalan kaki ke spot-spotnya
Yang bikin tambah cantik adalah karena warna petak-petak sawahnya variatif, ada yang kuning atau coklat karena padinya sudah menguning atau mencoklat, ada yang hijau karena padinya masih hijau, ada juga yang abu-abu karena tanahnya baru digarap, ada yang bening karena genangan airnya yang memantulkan bayangan pohon-pohon lontar. Datang ke sini beda bulan, beda-beda penampakannya.
Jalanan masuk mobilnya sih jalan tanah, bukan jalan permanen. Jadi mobil harus ngikutin jalur yang sudah ada karena bekas roda. Jalurnya ada beberapa karena areanya memang terbuka dan bukitnya landai. Jadi bisa lewat mana-mana aja. Supir-supir sana sudah tahu kok. Nggak mungkin juga mereka sampai kejeblos di salah satu lubang eks Gua Jepang yang ada di atas bukit. O ya, cari ya lubang gua ini, biar tambah lengkap kunjungannya. Bisa juga berfoto seolah-olah kita baru keluar dari pintu guanya di lubang yang agak besar. Ada juga lubang yang berupa sumur.
Lubang gua yang cukup aman buat berpose
Lubang yang seperti sumur
Wisatawan datang ke sini biasanya untuk melihat sunrise yang muncul dari arah pesisir timur Kota Waingapu. Momen matahari menyeruak dari batas horizon dengan bayangan terang perlahan samar-samar muncul di depannya memang sangat layak dinanti. Apalagi menantinya di atas bukit dengan pemandangan luas tak terhalang ini.
Menanti sunrise
Menanti sunrise
Begitu sang surya makin tinggi menjangkau langit, hamparan bukit luas pun makin tampak keindahannya. Apalagi di ujung tebing, di bagian bawahnya terbentang persawahan cantik khas Sumba.
Bakal betah menghabiskan waktu lama berfoto-foto di sepanjang garis tebing ke arah sawah ini deh. Ada beberapa “teras” batu alami di pinggiran tebing di bagian persawahan. Jadi nggak perlu rebutan atau antre di satu spot aja.
Sering juga ditemui kuda-kuda maupun sapi-sapi yang sedang merumput, yang tentu menjadi objek menarik juga untuk difoto.
Kalau cuaca sedang kurang mendukung dan kita nggak dapat matahari “telor ceploknya” pun, tempat ini tetap menarik banget buat ditongkrongin lama-lama. Semburat cahayanya di langit menawarkan pemandangan after sunrise yang pantas diabadikan dan dikenang.
Selain persawahan yang memikat, jauh di belakangnya membentang jajaran perbukitan yang konturnya seksi. Bisa hijau bisa coklat tergantung musim.
Kalau langit sedang bermurah hati, diberikanlah lansekap penuh awan domba kepada kita dengan latar langit yang biru cerah. Apalagi di atas bukit ada beberapa batang pohon lontar yang soliter, menambah point of interest bagi foto kita.
Karena tempatnya terbuka 360 derajat dan tak terhalang, selain sunrise, sunset juga dapat terlihat dari sini. Cuma kalau saya sih ke sini 4 kali selalu untuk melihat sunrise. Jadi nggak bisa bercerita bagaimana sunset-nya.
Baca juga: "Mau Berfoto di Atas Hamparan 'Salju Abadi' di Sumba? Ke Bukit Mondu Aja!"
Sampai September 2018 terakhir saya ke sini, nggak ada fasilitas apa-apa. Nggak ada pengelola, tentu nggak ada tiket masuk juga.
Ringkas ucap, kudu banget ke sini kalau Trippers ke Sumba ya….