BANTU PROMOSIKAN PULAU MENGARE DI GRESIK YUK! (Bagian 1) 2018-10-26 00:00

Exotic Mengare

 

Dalam buku The History of Java yang ditulis Thomas Stamford Raffles, nama Gresik diambil dari kata Giri Sisik, yang berarti Gunung di Tepi Pantai. Hal ini merujuk pada topografi Gresik yang lokasinya memang berada di pinggir pantai. Untuk urusan pariwisata, Gresik memiliki salah satu tempat wisata andalan yaitu Pulau Bawean. Dengan keindahan panorama bawah lautnya, pulau yang terpisah dari Pulau Jawa tersebut digadang-gadang bakal menyaingi eksistensi Karimunjawa di Jepara, Jawa Tengah.

 

Baca juga: "Liburan Keluarga di Probolinggo? Ini Ada Pilihan Tempat Santai yang Oke"

 

Kali ini MyTrip secara khusus akan membahas mengenai destinasi wisata Gresik yang sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar namun sama sekali belum tersentuh oleh tangan pemerintah kabupaten setempat, yaitu Pulau Mengare. Di pulau ini terdapat 3 buah desa di antaranya Desa Watu Agung, Desa Tajung Widoro dan Desa Kramat yang kesemuanya masuk Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Di sana terdapat sebuah destinasi yang layak menjadi alternatif wisata keluarga yang bersifat edukatif, Exotic Mengare.

 

Exotic Mengare bisa dikatakan sebagai destinasi wisata yang cukup lengkap, pasalnya di sana terdapat wisata sejarah, alam, pantai serta kuliner yang bisa dinikmati dalam sehari penuh.

 

1. Hutan Mangrove

 

Setidaknya terdapat 7 genus dan jenis mangrove di Pulau Mengare. Mangrove ini tumbuh secara alami mengelilingi hingga ke sudut-sudut pulau. Adapun kegunaan mangrove antara lain mempertahankan pulau dari ancaman abrasi, menjaga kualitas air serta udara, mencegah global warming ataupun menjaga ekosistem antara laut, pantai dan daratan. Hutan mangrove ini bisa dinikmati pengunjung saat menaiki kapal klotok dari dermaga Mengare menuju Exotic Mengare. Kapal tradisional akan berjalan pelan untuk memberikan kesempatan bagi pengunjung mengamati tanaman mangrove dari jarak yang cukup dekat.

 

2. Exotic Mengare

 

Exotic Mengare sebenarnya merupakan tulisan pada sebuah papan kayu yang didesain semenarik mungkin sebagai spot wajib saat berkunjung ke sana. Spot Exotic Mengare ini letaknya tidak jauh dari pintu masuk. Biasanya spot inilah yang pertama dicari dan diserbu untuk mengambil foto. Rasanya belum sah apabila pengunjung tidak berfoto di sini karena papan bertuliskan “Exotic Mengare” merupakan ikon dari Exotic Mengare itu sendiri. 

 

3. Pantai Ayang-Ayang

 

Pantai Ayang-Ayang lokasinya persis berada di sebelah spot Exotic Mengare. Di sinilah para pengunjung biasanya menghabiskan waktu untuk bersantai, menikmati semilir angin pantai di bawah naungan pepohonan rindang sembari menikmati minuman dingin. Hal ini didukung pula dengan fasilitas dari pihak pengelola berupa penyediaan beberapa kursi rotan untuk para pengunjung. Pasir Pantai Ayang-Ayang pun terbilang unik, sepintas memang seperti pasir putih namun jika diamati lebih seksama warna putih tersebut ternyata adalah pecahan kulit kerang yang telah lama hancur.

 

4. Reruntuhan Fort Lodewijk

 

Di pulau ini terdapat bangunan bersejarah berupa benteng bernama Fort Lodewijk yang dibangun pada tahun 1808. Berawal dari ditemukannya peta kuno tahun 1811 The Qonquest of Java, Balai Arkeologi Yogyakarta melakukan sebuah penelitian pada tahun 2006. Dari penelitian tersebut diperoleh beberapa informasi bahwa Fort Lodewijk dibangun di atas endapan lumpur yang menjorok ke Selat Madura dan struktur bangunannya sudah sangat canggih yakni sudah menggunakan pondasi cakar ayam.

 

 

Namun sayang bangunan tua ini sudah rata dengan tanah, hanya menyisakan sedikit puing-puing reruntuhan yang tampak dari beberapa bagian seperti pintu gerbang dan bekas pondasi. Adapun yang melatarbelakangi rusaknya Fort Lodewijk adalah karena Pemerintah Belanda sengaja merusaknya sendiri saat akan meninggalkan benteng, selain itu abrasi juga menjadi faktor yang memperparah kerusakan cagar budaya tersebut.

 

Batu bata bekas Fort Lodewijk

 

5. Pantai Benteng

 

Pantai Benteng terletak tidak jauh dari Fort Lodewijk. Pantai berpasir putih bercampur pecahan kulit kerang ini sekaligus menjadi pantai dengan tanaman mangrove yang cukup besar. Aktivitas yang bisa dilakukan di Pantai Benteng adalah berenang dan sekadar bermain-main air atau bisa juga memancing ikan kerapu di spot memancing. Saat menuju Pantai Benteng pengunjung akan melewati hutan yang menjadi habitat kawanan kera. Tapi tenang, meskipun kera-kera tersebut hidup liar namun dipastikan mereka tidak akan mengganggu. Bahkan saat menggerombol pun mereka cenderung berlari saat melihat beberapa orang melintas. Diimbau kepada para pengunjung untuk tidak memberikan makanan apa pun kepada hewan primata ini.

 

(Bersambung)

Teks & Foto: Arief Nurdiyansah
Comment