Di sebuah desa bernama Bitauni di Kecamatan Insana Kabupaten Timor Tengah Utara yang beribu kota Kefamenanu di Pulau Timor, NTT, terdapatlah sebuah obyek wisata religi bernama Gua Santa Maria Bitauni. Mudah menemukan lokasinya karena berada di pinggir jalan utama Trans Timor yang menghubungkan Kupang dengan Atambua (ibu kota Kabupaten Belu, yang tertimur dari Pulau Timor yang masuk wilayah Indonesia). Dari Kota Kefamenanu berjarak +/-25 km dan butuh waktu 45 menit berkendara untuk mencapainya.
Menaiki anak tangga
Memasuki halaman gua yang luas, kita disambut rindang pepohonan. Dan untuk masuk ke guanya kita harus menaiki tangga batu yang terbuat dari batu alami yang sudah disusun rapi, yang berada di sisi kiri dan kanan. Nggak susah dan nggak perlu lama naiknya kok. Begitu sampai di undakan terakhir, di bagian kanan terdapat lorong masuk gua yang cukup rendah, membuat kita harus merunduk untuk memasukinya.
Masuk ataupun keluar gua harus merunduk
Ruang dalam gua cukup luas, dan di ujung dindingnya, di situlah patung Bunda Maria setinggi orang dewasa diletakkan. Gua alam ini memiliki bagian yang bolong cukup besar di sisi kirinya. Dari situlah cahaya masuk sehingga tanpa penerangan pun gua ini cukup terang. Di depan patung Bunda Maria terdapat sederetan tempat lilin dan satu kursi panjang yang menyatu dengan meja doanya.
Ada bolongan di bagian atas gua
Di sebelah kanan patung ada lagi rongga yang bisa dimasuki. Sangat gelap karena cahaya masuk hanya dari lorong masuknya. Di situ terdapat patung Yesus yang juga cukup besar.
Masuk ke rongga sebelah kanan
Patung Yesus
Gua yang berada di atas bukit kecil ini dulunya merupakan benteng pertahanan dan persembunyian suku Aplasi, Taolin, Pakaenoni dan Tutpai. Saat itu masih terjadi perang antarsuku di wilayah Timor. Nama Bitauni diambil dari bahasa Dawan (bahasa daerah setempat) yang berarti “bertahan di sini” atau “benteng pertahanan”.
Belakangan, saat ada dua misionaris Portugis yang datang, mereka menemukan kembali gua yang telah lama dilupakan ini. Sebelum pergi meninggalkan desa ini dua misionaris tersebut menitipkan patung Bunda Maria yang terbuat dari kayu. Tapi bukan, sayangnya bukan patung itulah yang kini ada di Gua Maria Bitauni, karena patung tersebut telah lama raib. Patung yang ada sekarang adalah pemberian pastor lain yang datang tahun 1920, yakni Pastor Yohanes Smit, SVD.
Gua yang sekarang berpelataran rapi, lengkap dengan kursi-kursi kayu untuk umat berdoa adalah hasil pemugaran tahun 1970-1977. Banyak umat Katolik datang berziarah ke gua ini. Gua ini juga dipakai sebagai tempat prosesi jalan salib saat Paskah atau doa rosario sepanjang bulan Mei dan Oktober. Pada saat-saat itu gua ini akan dipenuhi para peziarah dari berbagai daerah.
Ngomong-ngomong, lokasi gua yang berada di atas bukit batu menjadikannya, katanya, mirip Bukit Golgota (tempat Yesus disalib yang berada di dekat Yerusalem, Israel).