Bicara tentang pasar terapung identik dengan wisata di Thailand, baik pasar alami ataupun yang dibuat untuk menarik wisatawan mancanegara. Negeri Gajah Putih ini memang gencar sekali mempromosikan wisata pasar terapung, memanfaatkan sungai yang ada, mengolah lokasi menjadi menarik dan memadukannya dengan kesenian setempat seperti gulat air. Pasar Terapung di Bangkok dan Pattaya ada di beberapa lokasi seperti Beverly Thai House, Pattaya Floating Market, Pasar Apung Amphawa, Damnoen Saduak, Samchuk Market dan Wat Sai.
Di beberapa lokasi di Indonesia juga ada pasar terapung yang kini mulai bermunculan seperti di Bandung (Waduk Situ Umar) dan di Sentul maupun Sukabumi, namun bukan asli lahir dari budaya setempat.
Nah pasar terapung orisinil yang lahir dari kebiasaan sehari-hari dan menjadi kekayaan budaya masyarakat setempat adanya tuh di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tepatnya di Sungai Martapura yang membelah Banjarmasin. Di sungai inilah terjadi beragam rutinitas sehari-hari penduduk setempat, mulai dari mencuci pakaian dan perabotan, hingga berjualan di atas perahu yang pada akhirnya memberikan income pada penduduk lokal dan juga devisa negara (pariwisata).
Berjualan di atas perahu
Saat ini ada 3 pasar terapung di Banjarmasin yakni Muara Kuin, Lok Baintan dan yang terbaru adalah di Siring. Ketiga lokasi ini sangat menarik, sejak awal terbentuknya hingga saat ini keasliannya nggak ada yang berubah. Suasana alam pedesaan, warna air sungai yang kecoklatan, cara hidup masyarakat dan bau yang khas.
Berikut 5 fakta bahwa pasar terapung di Banjarmasin nggak kalah bahkan lebih istimewa dibandingkan di Thailand.
1. Transportasi Murah
Harga tiket pesawat ke Banjarmasin pasti jauh lebih murah dibandingkan ke Thailand, kurang lebih nggak sampai Rp 1 juta PP. Transportasi lokal dari Bandara Syamsudin Noor ke Sungai Martapura juga banyak pilihan, dengan durasi maks. 1 jam. Naik angkot nggak lebih dari Rp 10.000, naik taksi nggak lebih dari Rp 80.000, dan pastinya aman dari scam.
2. Asli dan Alami
Pasar terapung di Sungai Martapura ini alami, bukan lokasi buatan seperti beberapa lokasi di Thailand. Ada nilai-nilai tradisional yang bisa kita lihat dan rasakan. Jadi jangan berharap ada pertunjukan atau gemerlap lampu ya!
3. Bapanduk
Transaksi jenis ini masih ada lho sampai detik ini. Apa sih itu bapanduk? Barter! Yup, transaksi tanpa uang, saling menukar barang di atas perahu sesuai kebutuhan. Walaupun nggak semua melakukan bapanduk, tapi menarik juga untuk dicoba.
4. Gratis Tiket Masuk
Gratis bener-bener gratis karena memang nggak ada gerbang masuknya. Coba kalau di beberapa pasar terapung di Thailand, turis dikenakan tiket masuk ada yang 200 bath.
5. Atmosfer Pedesaan
Leburkan diri Anda di antara sampan para penjual. Selain membeli kebutuhan pokok, Anda juga bisa menikmati makanan kecil khas Indonesia serta kopi. Karena pasar ini hanya hingga jam 8 pagi, jadi passss banget menikmati kopi panas ditiup angin sepoi-sepoi di atas sampan yang terombang ambing. Dan tahukah Anda bahwa sebenarnya Anda bergeser mengikuti arus sungai. Jadi perahu-perahu ini bersama-sama bergeser dari satu titik ke titik yang lain, dan hanya sekejap saja, pemandangan di darat yang Anda lihat selalu berganti.