Pernahkah kamu membayangkan melompat dari atas pesawat dengan parasut untuk menikmati pemandangan dari atas? Saya membayangkannya berkali-kali, bahkan memasukkannya ke dalam bucket list saya. Ya, skydiving alias terjun payung. Mungkin olahraga ekstrem yang satu ini tidak cukup populer di kalangan traveler dibandingkan flying fox, diving dan rafting, selain karena biayanya yang cukup mahal, risikonya pun cukup tinggi sehingga tidak semua orang mau mencobanya.
Saya sendiri berpendapat skydiving perlu dicoba ketika traveling. Tapi tandem ya, maksud saya. Karena harus punya sertifikat kalau terjun sendiri. Skydiving menawarkan sudut pandang yang berbeda dalam menikmati pemandangan dan tentu saja pengalaman yang tak terlupakan, bagaimana tubuh kita berada di atas awan secara langsung.
Beberapa tahun lalu saya sempat mencoba mencari informasi tentang skydiving di Indonesia, sayangnya olahraga ini belum menjadi komoditas tetap bagi para turis di Indonesia. Sampai akhirnya saya menetap di Melbourne, Australia dan tanpa sengaja melihat brosur skydiving di salah satu biro travel backpacker yang bisa ditemukan di Flinders street. Setelah mencari tahu tentang provider skydiving dan tempat untuk skydiving, akhirnya saya pun memutuskan untuk terjun dari ketinggian 14.000 kaki dan melakukannya pertengahan musim dingin karena harga yang lebih murah. Saya mendapatkan harga AUD 240 dari harga normal AUD 350 (belum termasuk foto dan video).
Sebenarnya banyak tempat wisata bagus yang ditawarkan untuk skydiving di Australia, mulai dari Gold Coast sampai Great Ocean Road. Tapi berhubung saya tinggal di Melbourne dan memilih weekdays maka saya pun memutuskan untuk terjun di St. Kilda dengan pertimbangan lokasi lebih dekat dari Melbourne, dan bisa ditempuh dengan kendaraan umum sehingga lebih praktis, dan tentu saja murah.
Pemesanan saya lakukan beberapa hari sebelum hari-H secara online. Saya pilih jam sepuluh pagi. Beberapa teman berhasil saya ajak ikut dengan tagline: “At least; touch the sky, once in your life!” Kami pun menuju lokasi dengan menggunakan kereta dan dilanjutkan dengan bus. Hanya butuh waktu 1,5 jam dari Melbourne CBD.
PERSIAPAN TERJUN BEBAS
Sebelum kami terjun, operator skydiving menyuruh kami mengisi beberapa berkas pernyataan dan data diri, serta mengukur tinggi dan berat badan. Instruktur (tandem master) yang merupakan penerjun profesional juga dipasangkan berdasarkan tinggi dan berat badan dengan kita. Berhubung musim dingin, kami juga diberikan setelan baju hangat.
Kami diberikan pelatihan singkat tentang apa saja yang perlu diketahui dan harus dilakukan ketika terjun. Kami pun dipertemukan dengan instruktur masing-masing. Jika kita memesan paket foto dan video yang terbilang cukup mahal untuk mengabadikan momen skydiving, maka kamera akan dibawa oleh instruktur. Saran saya, untuk mendapatkan hasil foto yang bagus, sebaiknya kita menahan pose beberapa detik ketika kamera mengarah ke kita, karena kita tidak tahu kapan kamera akan merekam video dan kapan mengambil foto.
LET’S DO FREE FALL
Pesawat yang digunakan adalah pesawat kecil dengan pintu terbuka yang dapat memuat hingga 12 orang beserta pilot. Setelah para penerjun berada di dalam pesawat, mesin pesawat pun berderu. Para instruktur mengaitkan rantai yang terpasang pada tubuh kami dengan parasut yang tepasang di tubuh mereka, sehingga posisi tubuh kami di depan tubuh instruktur. Para Instruktur memastikan rantai kait telah terkunci kuat sebelum melompat.
Keadaan di dalam pesawat semakin menegang ketika memasuki ketinggian 14.000 kaki. Ketinggian ini merupakan ketinggian yang tepat untuk skydiving. Pilot memberikan aba-aba kepada para penerjun untuk bersiap melakukan penerjunan. Instruktur saya memastikan bahwa goggle saya terpasang erat. Satu per satu penerjun mulai melompat sesuai dengan urutan duduk di pesawat, dimulai dari yang duduk dekat pintu pesawat. Saya berada di urutan terakhir karena posisi duduk saya tepat berada di belakang pilot.
Beberapa menit berselang setelah teman saya melompat bersama instrukturnya, instruktur saya mulai menggerakkan tubuhnya agar dapat mencapai pintu pesawat. Setelah menggantung cukup lama di ambang pintu dengan kaki saya yang terjulur keluar dari badan pesawat dan merasakan dinginnya udara musim dingin, kami pun akhirnya melompat. Beberapa saat tubuh saya terombang-ambing di langit. Ketika posisi tubuh telah stabil, instruktur saya memberikan aba-aba untuk mulai merentangkan tangan. Saat itu juga saya merasa seperti Superman yang sedang terbang di atas Kota Metropolis.
Dinginnya udara musim dingin dan ketinggian membuat saya sedikit susah bernapas tapi hal itu tidak seberapa dibandingkan dengan pemandangan yang saya saksikan. Dari ketinggian ini saya dapat melihat lautan awan putih yang bergulung-gulung disinari cahaya lembut matahari layaknya pemandangan negeri di atas awan. Pemandangan langka yang tak akan pernah saya lupakan.
Sayangnya pemandangan spektakuler itu tidak bisa saya nikmati berlama-lama karena beberapa menit berselang tubuh saya terempas ketika parasut mulai terbuka dan pemandangan pun berganti dengan indahnya landscape Pantai St. Kilda. Saya mulai merasakan udara segar masuk ke dalam rongga paru-paru. Saya juga dapat melihat hijaunya padang rumput dan kapal-kapal kecil yang terparkir rapi di pelabuhan. Dari ketinggian ini saya diizinkan untuk membuka goggle yang semula merekat kuat di wajah saya.
Tubuh saya melayang-layang di udara mengikuti parasut yang terbawa angin. Setelah cukup lama menikmati Australia dari atas, instruktur saya memberikan aba-aba untuk persiapan pendaratan. Saya mulai mengangkat kaki saya ke arah depan sesuai dengan standar keamanaan untuk mencegah terjadinya cedera pada kaki. Saya mulai dapat melihat beberapa penerjun yang telah mendarat lebih dulu. Instruktur saya menggerakkan kendali parasut untuk memutar arah, kami berbelok dan menukik turun dengan tajam. Instruktur saya menjatuhkan kakinya ke daratan bergesekan dengan rerumputan, kami pun mendarat dengan selamat.
Paket foto dan video dapat diambil dalam bentuk flashdisk setelah satu jam proses pengeditan. Selain foto dan video, para penerjun juga akan diberikan sertifikat. Salah satu yang membuat saya menyukai St. Kilda adalah adanya kafe yang tidak jauh dari posko skydiving, sehingga kami dapat menunggu sambil nongkrong di kafe.
Dapat sertifikat
Tips Skydiving Murah di Australia
- Cek semua provider skydiving di Australia dan bandingkan promo dan diskon yang ditawarkan. Biasanya ada diskon khusus untuk perayaan seperti Hari Ayah, Hari Valentine dll.
- Lakukan skydiving saat musim dingin dan weekdays. Harga weekend jauh lebih mahal daripada weekdays. Sedangkan saat musim dingin banyak provider yang memberikan diskon hingga 40%. Jadi hematnya dobel ‘kan?
- Dokumentasikan sendiri dengan kamera GoPro. Kita boleh mendokumentasikan sendiri dengan mengaitkan kamera ke pergelangan tangan layaknya jam tangan. Hal ini bisa menghemat anggaran sampai AUD 170.
- Minta diskon khusus jika kamu berombongan. Satu grup biasanya 5–8 orang.
- Pay for tour and get free skydiving. Beberapa provider skydiving di Australia bekerja sama dengan biro tur sehingga kita bisa mendapatkan skydiving gratis kalau membeli paket perjalanan dari biro tersebut. Informasi bisa dicek dari brosur dan website travel agent.
- Pilih tempat sepi turis untuk terjun. Lokasi ramai turis memiliki harga skydiving yang lebih mahal. Tapi pertimbangkan juga apakah lokasinya bisa dijangkau transportasi umum atau tidak. Seperti St.Kilda murah karena bisa dicapai dengan transportasi umum.
Tulisan ini pernah dimuat di www.qubicle.id
Boleh rekomdasi website yang nawarin paket sky diving di melbourne ? thank you
2019-01-07