Atraksi utama di Tanjung Puting Kalimantan Tengah adalah melihat langsung kehidupan orang utan di alam liar sambil menyusuri sungai, menikmati asrinya kehidupan di hutan Kalimantan. Sensasi susur sungai layaknya Sungai Amazon di pedalaman Amerika Selatan menambah kuat magnet pariwisata di taman nasional yang juga menjadi lokasi konservasi orang utan terbesar di dunia ini. Kalau biasanya wisatawan menyusuri Sungai Sekonyer untuk kemudian jalan kaki menuju tiga lokasi feeding yakni Tanjung Harapan, Pondok Tanggui dan Camp Leakei, lewat artikel ini Trippers akan diajak menyusuri Sungai Buluh.
Jika di tiga lokasi yang disebutkan di atas kita harus turun ke darat untuk menjumpai orang utan, tidak demikian halnya di Sungai Buluh. Tidak perlu jauh-jauh berjalan kaki karena lokasi pemberian makan ada di pinggir sungai. Bahkan dari atas perahu saat menyusuri sungai Trippers sudah bisa melihat langsung kehidupan liar orang utan.
Baca juga: "Panduan Cerdas Eksplor Taman Nasional Tanjung Puting"
Lebar sungai yang tidak terlalu besar membuat Trippers bisa sangat dekat dengan orang utan yang hidup di pepohonan pinggir sungai. Bahkan tidak jarang orang utan akan “menyapa” kita dari sarang alami mereka yang besar di atas pohon.
Orang utan "menyapa" dari atas pohon
Terdapat dua jadwal pemberian makan orang utan, yakni pukul 9 pagi dan 3 sore. Menuju lokasi ini Trippers bisa berangkat dari Pelabuhan Kumai yang merupakan pusat titik keberangkatan wisatawan. Perahu bermesin tempel dengan kapasitas 4 orang akan membawa kita menuju Sungai Buluh.
Lokasinya tidak terlalu jauh, sekitar 45 menit dari Pelabuhan Kumai. Melewati patung orang utan yang berada di bibir Sungai Sekonyer. Kemudian belok kiri menuju Sungai Buluh. Di sinilah petualangan dimulai.
Perahu bermesin tempel dengan kecepatan lumayan tinggi akan mengajak kita meliuk mengikuti alur sungai. Sesekali kita bisa melihat buaya muara yang berjemur di pinggir sungai, atau seketika menenggelamkan moncongnya kala perahu kita akan melintas. Ya, sungai-sungai di TN Tanjung Puting juga menjadi habitat alami buaya muara yang panjangnya bisa mencapai 5 m.
Saat nakhoda kapal mulai memperlambat kecepatannya, itu tandanya Trippers harus berkonsentrasi. “Lihat di kanan, di atas,” sesekali nakhoda kapal memberi arahan. Kita harus mempersiapkan gerak mata melihat orang utan di “kediamannya”.
Orang utan yang ada di alam liar bisa saja langsung menjauh jika ia menyadari ada kehadiran manusia. Oleh karenanya kita harus tetap tenang. Mayoritas mereka adalah orang utan yang dilepasliarkan kembali setelah menjalani rehabilitasi di pusat konservasi.
Belum cukup, di sepanjang sungai ini juga Trippers bisa melihat hewan-hewan lainnya seperti bekantan dan berbagai jenis burung nan eksotis. Suara-suara alam membuat perjalanan semakin menarik.
Bekantan
Lokasi yang tidak terlalu jauh membuat susur Sungai Buluh sering menjadi pilihan wisatawan yang ingin menikmati one day trip di Taman Nasional Tanjung Puting. Setelah menyusuri Sungai Buluh Trippers bisa mampir ke lokasi pemberian makan lainnya, yakni ke Tanjung Harapan.