Pemandangan Danau Sentani menjelang mendarat di Bandara Sentani di Jayapura
Saya mulai suka memotret dari balik jendela pesawat sejak 2010. Yang jadi pemicunya, salah satu teman seperjalanan membawa GPS, jadi kami bisa tahu gunung dan pulau apa saja yang sedang kami lewati. Jadi saya pun tertarik jeprat-jepret mulai saat itu. Lama-lama saya juga jadi tahu rute-rute mana saja yang Instagrammable.
Setelah 9 tahunan, saya kumpulkan semua hasil foto dari pesawat, pilih-pilih mana yang bagus, dan jadilah dipajang di tulisan ini. Sayangnya, banyak yang hasilnya nggak maksimal. Karena motretnya hanya pakai kamera HP (HP-nya pun bukan yang mahal bin canggih) atau kamera poket. Jarang banget saya mengeluarkan kamera DSLR (atau sekarang mirrorless). Belum lagi kadang jendela pesawatnya buram dan baret-baret, atau pesawatnya banyak goyang. Tapi dengan bantuan edit Lightroom atau Snapseed, ya lumayanlah, cukup layak untuk dibagikan di sini.
RUTE FAVORIT
Rute favorit dan kebetulan cukup sering saya lalui adalah Jakarta-Denpasar, atau Jakarta-Malang karena sepanjang pesawat melintasi Pulau Jawa, banyak sekali gunung yang terlihat. Yang paling gampang dikenali adalah deretan Gunung Bromo dan Semeru.
Bromo dan Semeru terlihat menjelang mendarat di Malang dari Jakarta
Saya malah pernah melihat Gunung Semeru jelas banget termasuk Ranu Kumbolo-nya dari penerbangan Malang menuju Jakarta. Baru banget take off, Semeru dengan salur-salur khasnya langsung terlihat. Sebagai pendaki gunung amatir saya excited banget saat pesawat yang saya tumpangi melintasi gunung yang pernah saya daki.
Semeru jelas terlihat, saat tinggal landas dari Malang
RUTE DENPASAR MENUJU TIMUR
Terbang dari Denpasar ke arah timur, entah itu ke Labuan Bajo, Kupang ataupun Tambolaka, ini juga saya suka. Begitu take off dari Ngurah Rai saya pasti buru-buru melayangkan pandangan keluar jendela. Yang pertama terlihat adalah jalan tol di atas laut.
Jalan tol di Bali. Rute DPS-LBJ
Jalan tol di Bali. Rute DPS-Tambolaka
Lalu selang beberapa menit, pesawat biasanya akan melintasi pesisir selatan Nusa Penida. Gampang sekali untuk mengenali Kelingking Point dan Pantai Atuh bagi saya karena saya pernah ke tempat itu. Cuma untuk melihat pesisir selatan Nusa Penida ini kadang dari kursi kiri kadang kanan. Nggak pasti. Saya menemukan Kelingking Point dalam penerbangan Denpasar ke Tambolaka di Sumba.
Bisa mengenali mana Kelingking Point di Nusa Penida?
Sedangkan dalam penerbangan Denpasar ke Labuan Bajo maupun dari Kupang ke Denpasar saya pernah mendapatkan Pantai Atuh dan Diamond Beach di Nusa Penida. Jelas banget formasi pulau-pulau kecilnya terlihat.
Bisa nunjuk mana Pantai Atuh dan Diamond Beach-nya?
Penerbangan Denpasar ke arah timur pastilah juga melewati Lombok. Beberapa kali melewati rute ini terutama pagi hari saya pasti bisa menemukan Gunung Rinjani. Kalau ini dipastikan harus duduk di sisi kiri.
Gunung Rinjani. Kalau cuaca cerah pasti kelihatan
Nah kalau rute Denpasar ke Maumere dapetnya banyak. Bermula dari atas Bali dengan jalan tol di atas lautnya, lalu pesisir Nusa Penida, lalu Lombok dengan Rinjaninya, lalu pulau-pulau di TN Komodo, dan begitu memasuki Pulau Fores kalau cerah kita bisa melihat Gunung Inerie, yang juga pernah saya daki dengan susah-payah.
Gunung Inerie di Flores menyeruak di antara kepungan awan
Penerbangan kembali dari Labuan Bajo ke Denpasar, duduk di kursi kiri, begitu take off pemandangan khas Labuan Bajo langsung terlihat. Setelah itu silakan menebak-nebak mana Pulau Rinca, Pulau Padar, dan Pulau Komodo. Bentuknya unik-unik.
Pemandangan khas Labuan Bajo
Melihat bentuk dan posisinya, saya tebak ini Pulau Komodo
Yang belum berhasil saya lihat dari atas pesawat adalah Danau Kelimutu di Ende Flores. Penerbangan Maumere ke Kupang ada kemungkinan melewatinya. Tapi kalau Maumere langsung cus ke Labuan Bajo atau Denpasar dan sebaliknya sepertinya sih nggak melewati Kelimutu.
RUTE PAPUA
Saat pertama kali mendarat di Bandara Sentani Jayapura dan take off lagi ke Wamena saya nggak ngeh ada yang bagus, atau mungkin pas nggak duduk di kursi jendela. Tapi begitu dari Wamena kembali ke Sentani saya sudah siap dengan kamera sesaat sebelum mendarat. Dan yesss, Danau Sentani dengan pulau-pulaunya terlihat jelas memanjakan mata. Jeprat-jepret banyak deh.
Danau Sentani Jayapura
Danau Sentani Jayapura
Jayapura ke Merauke juga jangan diabaikan. Kita bisa melihat hutan lebat dan liukan sungai-sungainya (entah sungai apa) yang berair coklat. Dan menjelang mendarat di Merauke Jembatan 7 Wali-Wali terlihat walaupun agak jauh.
Liukan sungai terlihat dari penerbangan Jayapura-Merauke
Jembatan 7 Wali-Wali, Merauke
Yang saya penasaran, penerbangan menuju Sorong yang berkali-kali saya naiki nggak pernah melewati Wayag. Kalau saya keker-keker peta sih, tampaknya Wayag terlalu di utara. Kalau ke Sorongnya transit di Manado ada kemungkinan lewat. Tapi kalau transitnya di Makassar jauh lintasannya, nggak mungkin mendekati apalagi melewati Wayag.
JANGAN LUPA MOROTAI
Penerbangan Ternate ke Morotai juga asyik. Take off dari Ternate kita langsung bisa melihat formasi 3 pulau: Ternate, Maitara, Tidore. Begitu juga kondisi kepadatan Kota Ternate di satu sisi di muka Gunung Gamalama jadi nampak jelas dari atas.
Formasi 3 pulau: Ternate, Maitara, Tidore
Padatnya Ternate dan Gunung Gamalama di belakangnya
Menjelang mendarat di Morotai kita bisa memotret Pulau Dodola Besar dan Dodola Kecil plus sambungan pasir putihnya.
PAKAI GPS OFFLINE
Saya pernah iseng aja, dengan posisi HP airplane mode, dalam penerbangan dari Langgur di Pulau Kei Kecil ke Ambon, saya buka Google Maps, eh lah kok update terus sesuai posisi. Sebelumnya tanpa lihat Maps saya sudah mengenali garis pasir Ngurtavur karena baru aja dari situ ‘kan. Nah setelah lihat Maps, saya seneng banget bisa mengenali banyak pulau yang dilintasi, salah satunya Kepulauan Banda. Runway bandaranya terlihat cukup jelas.
Ngurtavur, Kei Islands, gampang dikenali dari udara
RUTE BATAM & BELITUNG
Dalam penerbangan dari Ranai Natuna ke Batam saya sempat melihat formasi pulau-pulau dan juga salah satu ruas Jembatan Barelang.
Jembatan Barelang
Formasi pulau-pulau menjelang mendarat di Batam
Penerbangan di Sumatera lainnya yang menarik menjelang mendarat di Belitung karena danau-danau kaolinnya yang biru-biru akan menyambut.
RUTE HIMALAYAN RANGE
Yang paling seru, seperti naik scenic flight adalah 25 menit terbang dari Kathmandu ke Pokhara, penerbangan domestik Nepal. Pilih kursi sebelah kanan ya. Baru 5 menit mengudara mata kita sudah disuguhkan deretan pegunungan bersalju yang merupakan bagian dari Himalayan Range. Dimulai dari Langtang, Ganesh Himal, Manaslu, Annapurna, dengan salah satu puncaknya yang terkenal yakni Machapuchre (Fishtail).
Manaslu, bagian dari Himalayan Range yang terlihat dari jendela pesawat dari Kathmandu ke Pokhara, Nepal
Penerbangan dari Kota Leh di Ladakh ke New Delhi juga menyenangkan. Pilih kursi kanan. Kita akan dapat pemandangan pegunungan salju yang termasuk Himalayan Range juga. Baru 5 menit take off sudah langsung terlihat pemandangan serba putih itu. Selama kurang lebih 15-20 menit pemandangan ini terus mengikuti.
Leh Ladakh ke Delhi, pemandangan serba putih
Pemandangan dari jendela pesawat Leh ke Delhi
Penerbangan dari Paro ke Yonphula Airport (Distrik Trashigang) di Bhutan juga serasa naik scenic flight. Kursi kiri atau kanan sama saja karena pesawat melintas di atas Himalayan Range. Gunung-gunung salju terlihat amat dekat!
Yonphula to Paro
Sedangkan kalau naik international flight menuju Paro Bhutan, dari Bangkok maupun Kathmandu pilih kursi sebelah kiri karena pemandangannya ada di sisi kiri.
Menjelang mendarat di Paro Bhutan
TIPS MEMOTRET DARI PESAWAT:
1. Pilih penerbangan pagi karena cenderung masih clear dan kita bisa mendapatkan hasil foto yang bagus. Kecuali kalau mau mengincar night view atau sunset dari pesawat.
2. Cek dulu sebelum check in pesawat, pemandangan bagusnya terlihat di window seat sebelah kiri atau kanan. Terutama dalam penerbangan yang melintasi barisan pegunungan salju, seperti rute menuju atau dari Kathmandu Nepal, Paro Bhutan, Leh Ladakh India.
3. Jangan hanya melemparkan pandangan lurus lewat jendela pesawat tapi coba sekali-kali melongok ke bawah karena kadang pemandangan bagusnya cuma terlihat kalau kita melihat ke bawah.
4. Kalau penerbangan long haul cukup siaga dengan kamera saat beberapa menit setelah tinggal landas dan menjelang mendarat. Karena penerbangan long haul terbangnya tinggi, selama penerbangan nggak bakal kelihatan apa-apa. Tapi kalau penerbangan domestik yang durasinya 30 menit sampai 2 jam, bolehlah selama penerbangan ceki-ceki terus via jendela siapa tahu di bawah ada yang menarik.
5. Dengar baik-baik kalau pilot memberi pengumumnan dari balik kokpit di tengah penerbangan. Kadang ada pilot yang rajin memberitahu penumpang sedang melewati gunung atau objek menarik apa. Saya beberapa kali ngalamin, pilot AirAsia memberitahu penumpang bahwa pesawat tengah melintasi Gunung Bromo. Pilot Batik juga pernah menginfokan ada pemandangan kota Sorong di sebelah kiri dan Pulau Dom dengan bekas runway-nya di sebelah kanan.
6. Jangan bertanya pada pramugari karena sepengalaman saya, kebanyakan pramugari nggak tahu kalau kita tanya misalnya “Itu gunung apa?”
Info tambahan: Motret dari jendela pesawat nggak dilarang oleh maskapai mana pun. Garuda yang sempat mengeluarkan larangan juga akhirnya mencabutnya.
Jadi mulai tahun 2020 ini Trippers mau ikutan foto-foto dari jendela pesawat?