PANTAI TURELOTO DI NIAS LAYAK DIKUNJUNGI TANPA PERLU DIGADANG-GADANG SEBAGAI LAUT MATINYA INDONESIA 2019-07-14 00:00

Hamparan karang otak di Pantai Tureloto yang berair hijau

 

Beberapa tahun lalu sempat viral ada Laut Mati di Indonesia. Orang bisa mengambang walaupun nggak bisa berenang karena kadar garam yang sangat tinggi. Namanya Pantai Tureloto, terletak di Desa Balofadorotuho Kecamatan Lahewa, Nias Utara, Pulau Nias, Sumatera Utara. Benarkah?

 

 

Didasari rasa penasaran dan ingin membuktikan sendiri, MyTrip datang langsung ke sana, Oktober 2018. Salah satu rekan yang nggak bisa berenang coba mengapung terlentang, dan hasilnya.... nggak bisa! Berulang kali dia mencoba, hasilnya sama, tenggelam terus, sampai akhirnya lelah mencoba.

 

Baca juga: "Jalan-Jalan ke Nias Tapi Nggak ke Pulau Asu Rugi Banget Deh!"

 

Tapi memang bagi orang yang bisa berenang, mengapung di sini terasa lebih mudah. Menurut ulasan di website Go Nias Tours (www.goniastours.com), bukan karena kadar garamnya yang tinggi yang membuat orang bisa lebih mudah mengapung di sini, melainkan karena posisi pantainya yang berada di teluk, serta adanya gugusan karang yang berjarak 400 m dari pantai sehingga membentuk laguna dan membuat air lautnya terbebas dari gelombang besar. Dan lagi, di laut mana pun orang bisa mengapung selama bisa mengatur pola pernapasannya saat berada di atas air.

 

Bisa mengapung santai begini kalau memang bisa berenang dan mengatur pola pernapasan

 

Jadi sudahlah, tak usah memperdebatkan hal itu, juga tak perlu menggadang-gadang Pantai Tureloto sebagai Laut Matinya Indonesia. Karena tanpa itu pun, Pantai Tureloto memang cantik dan unik, wajib dikunjungi kalau Trippers berkesempatan ke Nias. Dalam kesempatan kedua MyTrip ke sana membawa grup sebanyak 12 orang Maret 2019, semua sepakat pantai ini cakep. Apalagi kami dapat sunrise cantik di sana, yang muncul dari sisi sebelah kanan. Warna air lautnya pun hijau muda jernih.

 

Sunrise cantik di Pantai Tureloto

 

Lalu, apa keunikan pantai ini, yang lain dari yang lain? Trippers akan langsung melihat uniknya begitu tiba di pantai ini. Ya, semua orang yang datang ke Pantai Tureloto langsung takjub melihat ada banyak karang otak (yang tentunya sudah mati) di pantai ini, yang posisinya bukan di dalam air, tapi terhampar di pantainya. Kenapa karang-karang ini bisa ada di daratan? Apakah mereka tersapu ombak besar hingga terempas ke darat?

 

Karang otak yang sudah mati terhampar di pantai

 

Ternyata begini kejadiannya. ‘Kan di Nias pernah ada gempa bumi yang cukup besar di tahun 2005. Peristiwa ini membuat daratan di sisi utara Pulau Nias naik atau terangkat, sehingga karang-karang yang tadinya berada di dalam laut, lalu menjadi di darat. Posisinya sih nggak pindah. Garis pantainya yang menjadi mundur ke arah laut sejauh kurang lebih 300 m.

 

Berfoto-foto cantik di atas batu karang

 

Jangan hanya berpuas diri bermain-main di antara karang-karang otak yang ada di bibir pantai ini. Karena seperti sudah dijelaskan di atas, kurang lebih 400 m dari garis pantai ada gugusan karang dan juga pasir timbul (gusung pasir). Kita dapat mencapainya dengan menyewa perahu kayu nelayan seharga Rp100.000 PP (termasuk ditunggu).

 

Menyeberang ke gugusan karang dengan perahu nelayan

 

Di pasir timbul yang halus dan berwarna putih ini paling asyik berfoto-foto dengan menggunakan bean bag.

 

Berfoto dengan bean bag

 

Kalau sudah puas berfoto, bisa snorkeling ke bagian luar gugusan karang. Airnya sangat jernih, terumbu karang dan ikan-ikan yang seliweran terlihat jelas. Cuma hati-hati terutama di bagian yang dangkal. Jangan sampai terluka dan sekaligus jadi merusak karangnya.

 

Airnya jernih, ikan dan karang terlihat jelas

 

Usai bermain air, kembali ke pantai, Trippers bisa menuju beberapa kamar mandi yang disediakan oleh beberapa warung untuk bilas dan ganti pakaian. Tarif kamar mandinya Rp5.000. Kalau lapar tinggal pesan makanan di warung-warung yang ada. Ada menu ikan bakar, dan tentunya juga mie instan.

 

Penginapan sudah mulai ada di Pantai Tureloto. Terlihat ada beberapa pondokan yang sudah jadi di sebelah kanan pantai. Tapi kalau menginap di Kota Gunungsitoli (kota utama di Pulau Nias, tempat bandara berada) juga bisa.

 

Penginapan baru di Pantai Tureloto

 

Pantai Tureloto berjarak sejauh 63 km dari pusat Kota Gunungsitoli, bisa ditempuh berkendara selama 2,5 jam. Tiket masuk belum diberlakukan alias gratis.

 

Yuk ke Nias!

Teks: Mayawati NH Foto: Ifam Tedi Borneo, Mayawati NH
Comment