Kalau saja ada penerbangan langsung dari Jakarta atau minimal dari Bali deh ke Pulau Sabu di Nusa Tenggara Timur, pasti pulau eksotis ini bakal ramai dikunjungi. Apalagi belakangan ini muncul wajah jelita Sarlin Jones, Miss Grand Indonesia 2019 yang ternyata berasal dari Pulau Sabu, pasti makin banyak yang penasaran apakah gadis di Pulau Sabu banyak yang cantik-cantik. Faktanya memang banyak gadis cantik di sana, dengan raut muka yang khas, gabungan Timor dan India Selatan. Tapi bukan itu yang hendak dibahas di artikel ini. Melainkan kecantikan Pulau Sabu yang diwakili oleh Pantai Rae Mea.
Pantai yang terletak di Desa Loborai Kecamatan Sabu Timur Pulau Sabu Provinsi NTT ini memang belum setenar Kelabba Madja yang lebih dulu ngetop sebagai pemenang kategori Surga Tersembunyi Terpopuler yang diselenggarakan Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2018. Tapi setelah pada Festival Kelabba Madja Jelajah Pesona Sabu Raijua 9-12 September 2019 lalu Pantai Rae Mea juga dijadikan lokasi festival, pantai ini bakal menjadi lebih populer. Dan memang, kalau ke Pulau Sabu nggak ke pantai ini rugi banget deh!
Begitu sampai dan memarkir kendaraan di pantai ini, mungkin kalian akan berkomentar, lho kok pantainya biasa banget. Mana uniknya? Mana tebing batu warna-warninya? Mana tebaran cangkang-cangkang kerangnya? Sejauh mata memandang cuma nampak halaman rumput kering dengan dua lopo, dan ada tulisan Rae Mea berwarna merah dengan pemandangan laut biru di bawahnya.
Dua lopo dan tulisan "Rae Mea" di bagian atas pantai
Tenang Sist, hihglight Pantai Rae Mea memang bukan di situ. Kita harus berjalan ke arah kiri, di situlah kita akan dapati hamparan cangkang-cangkang kima atau kerang yang cukup besar. Cangkang-cangkang berwarna putih itu disusun berkelompok-kelompok. Pokoknya cantik deh buat berfoto-foto.
Hamparan cangkang kima yang bagus buat berfoto
Dan jangan berpuas diri berfoto di situ doang. Turun deh ke bawah, ke area pasir pantainya. Dan tengoklah ke sebelah kanan, ke bagian dinding atau tebing pantainya. Di situ kalian pasti langsung excited begitu melihat tebing pantainya ternyata berwarna-warni juga, seperti Kelaba Madja. Cuma yang di Rae Mea ini dominan warnanya kuning oranye kecokelatan, seperti warna tanah merah. Dan memang lebih menyerupai tanah, bukan batu, lebih gampang kegerus. Makanya kalau foto-foto dengan latar tebing ini jangan sampai merusak ya... Rae Mea sendiri artinya Kampung Merah.
Setelah puas berfoto di area pantainya, kembali lagi ke atas, mungkin kalian juga baru ngeh, di area tandus jauh di belakang lopo, berkebalikan arah dengan pantai, ada tebing warna-warni yang sama. Deretan pohon-pohon kering di situ juga menciptakan lansekap cantik buat berfoto. Jangan dilewatkan ya...
Ada tebing warna-warni juga dan pohon-pohon kering
Berfoto di bawah pohon kering
Baca juga: "Selain Kelabba Madja, Pulau Sabu Juga Punya Gua Lie Mabala yang Instagenik"
ASAL-USUL PANTAI RAE MEA
Pantai ini konon terbentuk sejak ribuan tahun yang lalu. Rae Mea, Kampung Merah, diasosiakan dengan Kampung Arwah, tempat perhentian arwah nenek moyang. Memang kalau kapal berlayar dari arah timur, bagian Pulau Sabu yang duluan terlihat adalah pantai ini. Ada dua batu besar yang diyakini sebagai tempat perhentian arwah atau perahu arwah. Juga terdapat sebuah batu besar yang dinamakan batu Banni Nali. Sayang MyTrip tak sempat melihatnya.
Cara ke Pulau Sabu silakan baca di sini.