Di Tibetlah tempat tertinggi di muka bumi ini berada, Puncak Everest (8.848 mdpl). Ya, Puncak Everest dan kegagahan serta keindahan Pegunungan Himalaya begitu melekat pada Tibet. Juga Istana Potala dan Dalai Lama, meskipun pemimpin spiritual Tibet ini sudah lama (sejak 1959) tak lagi menetap di Tibet. Mengeksplor Tibet “Negeri Atap Dunia” membutuhkan nyali, stamina prima dan juga nasib baik. Baca dulu panduannya sebelum merencanakan ke sana.
CARA KE TIBET
Dari Jakarta sebaiknya terbang ke Kota Chengdu (ibu kota Provinsi Sichuan) dulu di China. Ada beberapa pilihan maskapai tapi yang favorit bagi wisatawan Indonesia adalah AirAsia (transit di Kuala Lumpur). Chengdu adalah gerbang masuk favorit ke Tibet. Lalu dari Chengdu ke Lhasa ada 3 cara:
1. Dengan pesawat. Lama penerbangan: +/-2 jam. Harga normal tiket pesawat RMB 1.500-1.650 sekali jalan (Rp 3 juta-an).
2. Dengan kereta api. Durasi: 43-44 jam. Jarak tempuh: 3.360 km. Dari kota-kota lain di China juga bisa, cek: www.chinatibettrain.com. Dengan kereta kita akan melalui Qinghai-Tibet Railway, rel KA tertinggi di dunia, dan terowongan tertinggi di dunia. Harga tiket berbeda antara kelas hard sleeper dan soft sleeper. Chengdu-Lhasa: RMB 668 (hard sleeper), 1.062 (soft sleeper). Sebaiknya sih ambil yang soft sleeper ya, biar nyaman dan stamina terjaga.
3. Dengan bus dari Chengdu melalui Sichuan-Tibet Highway. Ongkos bus: RMB 525 sekali jalan. Waktu tempuh tentu lebih lama dibanding dengan KA. Dan kurang direkomendasikan cara ini.
Dari Kathmandu di Nepal juga bisa jalan darat ke Lhasa melalui Friendship Highway, jalan utama sepanjang 865 km yang menghubungkan Lhasa dan Kathmandu. Tapi kurang direkomendasikan karena relatif lebih sulit dan malah jadi mahal.
BANDARA DI TIBET
Gongga Airport, terletak 85 km dari pusat kota Lhasa, dan dibutuhkan 1 jam berkendara. Kita akan melewati Galashan Tunnel sepanjang 3 km yang membelah bukit. Mobil tak boleh melaju lebih dari 40 km/ jam di terowongan ini.
Galashan Tunnel
MUST DO
Ada beberapa kegiatan atau atraksi yang wajib dicoba kalau ke Tibet. Apa aja?
- Mengunjungi Istana Potala
- Strolling along di Barkhor Circuit
Barkhor Circuit
- Menonton debat para bhiksu di Sera Monastery
Debat bhiksu di Sera Monastery
- Berfoto dengan yak, binatang khas Tibet
- Menonton cultural show sambil dinnner
- Berpose di penanda Everest Base Camp
MAKANAN DAN MINUMAN YANG PERLU DICICIP
- Yak steak
- Teh mentega
- Tsampa (sejenis roti lengket yang terbuat dari tepung jelai dan mentega yak)
- Barley beer.
PENGINAPAN
Gampang cari penginapan di Lhasa. Dari bintang lima sampai guesthouse yang dikelola penduduk lokal, semua tersedia. Area terbaik di sekitar Jokhang Monastery, kawasan kota tua. Rate per malam hotel *3: mulai +/-RMB 200.
Rekomendasi: Menginap di tent hotels di ketinggian 5.000 mdpl, 3 km menjelang EBC. Tent hotels buka awal April sampai awal November. Ada kurang lebih 30 tenda didirikan dengan pemilik yang berbeda. Semua memiliki tungku pemanas di dalamnya dan tumpukan selimut tebal. Mereka menyediakan makanan dan minuman. Saat low season tent hotels tutup.
Puncak Everest
OLEH-OLEH KHAS TIBET
- Praying wheel
Praying wheel
- Praying flag
- Singing bowl
- Thangka (lukisan religius di atas kain)
- Tasbih yang terdiri dari 108 butir
TEMPAT-TEMPAT WISATA POPULER
Lhasa: Potala Palace, Jokhang Monastery, Barkhor Circuit, Sera Monastery, Lhasa Tsamkhung Nunnery, Norbulingka (Jewel Park).
Norbulingka
Istana Potala
Shigatse: Tashilunpo Square, Tashilunpo Monastery
Gyantse: Pelkhor Chode Monastery, Gyantse Kumbum
Lainnya: Nam Tso Lake, Yamdrok Lake, Manasarovar Lake dan Lhamo La Tso Lake, Kambala Pass, Kharola Glacier, Shalu Monastery, Everest Base Camp (EBC), Sakya Monastery, Rongpu Monastery, Puntsoling Monastery
Nam Tso Lake
Yamdrok Lake
DOs:
- Selalu kelilingi kuil, stupa atau bangunan bersejarah searah jarum jam. Membalik arah berarti Anda tak menghormati budaya Tibet. Kecuali di kuil penganut Bon (kepercayaan shamanistik masyakarat lokal), arah putar sebaliknya.
Memutar roda doa
- Putar roda doa dengan tangan kanan ke arah dalam. Berjalanlah juga searah jarum jam jika roda doa dipasang mengelilingi kuil. Jika roda doa hanya ada di kanan dan kiri pintu masuk, selalu mulai dengan yang kanan. Nanti begitu keluar, juga putar yang deretan kanan (kebalikan dari saat masuk). Putar bagian bawah roda doa yang biasanya terbuat dari kayu, bukan bagian rodanya yang dari tembaga.
- Buka topi saat masuk ke ruang utama kuil.
- Pastikan pemandu Anda orang lokal Tibet, karena orang lokal lebih mengerti sejarah dan tradisi bangsanya.
DON’Ts:
- Meletakkan tas atau barang lain dan jongkok di lantai lapangan di seberang Istana Potala. Petugas tak berseragam akan segera menghampiri dan menegur jika kita melakukannya.
- Mandi (apalagi keramas atau membasahi kepala) pada hari pertama tiba di Lhasa. Anda bisa jatuh sakit. Tunggu 1-2 hari.
- Berlari-lari atau jalan kaki terlalu cepat. Tipisnya udara di ketinggian di atas 3.000 mdpl membuat kita gampang ngos-ngosan.
- Bicara soal politik, terutama soal Free Tibet. Pemerintah China menempatkan banyak sekali tentaranya di seantero Tibet.
- Mengeluh mengenai ketatnya pemeriksaan. Rombongan turis memang harus berkali-kali melewati pos penjagaan di sepanjang jalan. Ada yang cukup supir saja yang turun melapor, namun ada juga yang mengharuskan kita turun dengan membawa paspor.
- Memasukkan gula ke dalam teh mentega yak. Tak ada larangan atau dampak khusus sih, tapi orang Tibet biasa minum teh tradisionalnya ini apa adanya.
- Mengambil atau menyentuh apa pun yang ada di altar kuil.
- Memotret di dalam altar utama kuil mana pun yang diberi tanda dilarang memotret kecuali Anda membayar sejumlah tertentu yang telah ditetapkan.
Baca juga "Fakta Unik Tibet: Antara Toilet Horor & Izin Masuk Bagi Alien" "Fakta Unik Tibet: Ada Bhiksu Saling Menempeleng?" "Fakta Unik Tibet: Kamar Mandi Itu Sebuah Kemewahan"