MENARIK NIH, DI LOMBOK ADA ‘FOTOGRAFER’ CILIK YANG JAGO! 2018-04-11 00:00

'Fotografer' cilik in action

 

“Nanti sampai Bukit Merese kita cari anak-anak yang jago foto, di sana banyak...” kata supir yang membawa rombongan MyTrip keliling Lombok akhir Maret lalu saat kami hendak menuju bukit indah yang bersebelahan dengan Tanjung Aan itu. Saya penasaran, sejak kapan banyak beredar fotografer cilik di beberapa lokasi wisata di Lombok, yang katanya jago memakai smart phone merek apa saja yang dibawa wisatawan?

 

Sebelum ke Bukit Merese, kami mampir di Pantai Kuta Mandalika. Memang di pantai yang sekarang sudah ramai dan banyak fasilitas itu ada beberapa anak lokal menawarkan jasa memotretkan  dengan pose melompat ataupun ‘mendorong bukit’. Kami sih nggak pakai jasa mereka, tapi saya sempat melihat beberapa rombongan lain berpose-pose dipotretin bocah-bocah itu.

 

Kata Pak Andy supir kami, di Bukit Merese ada bocah yang jago. Dia bisa kutak-katik smart phone para turis dan memotret dengan ragam aplikasi yang ada di tiap ponsel. Kebetulan, begitu kami tiba di parkiran Bukit Merese, bocah itu ada dan langsung dipanggil. Bersama bocah cungkring berkulit gelap yang namanya Reza itu ikut pula dua bocah lagi.

 

Baca juga: “Menerjang Panas Menyengat Demi Pemandangan Keren di Atas Sana

 

Jadilah kami ber-11 naik Bukit Merese dengan diiringi 3 bocah lokal. Dua orang dari kami menyerahkan ponselnya pada Reza dan Supri, dan saya menyerahkan kamera DSLR saya pada Roza untuk dipotret-potretin. Kami melompat, ‘mendorong bukit’, tiduran, megang pohon, naik pohon, duduk di atas batu menghadap pantai yang berdebur di bawah kami, pokoknya macem-macem lah. Saya sempat kasih ide ke mereka, “Jangan gaya ‘dorong bukit’ melulu dong, sekali-sekali bikin juga gaya ‘injak bukit’.” Semoga jadi tren baru di sana ya...

 

Gaya 'menginjak' bukit

 

Gaya 'mendorong' bukit

 

Yang menarik, bener seperti yang Pak Andy bilang, Reza bisa kutak-katik ponsel. Dia bisa bikin foto ‘dunia terbalik’ (ini pakai fitur panorama yang entah bagaimana dibikin vertikal sama dia). Dia juga bisa bikin double exposure (dua foto dijadikan satu) --hanya bisa dari ponsel merek Oppo, katanya. Kebetulan saya bawa majalah MyTrip, jadi dia motret cover MyTrip saja, lalu motret kita, lalu dijadikan satu. Seolah-olah foto diri kita ada dalam cover MyTrip. Boleh juga ini anak...

 

'Dunia terbalik'

 

Double exposure

 

Double exposure

 

Memang sih skill mereka masih mentah dalam hal fotografi. Soal horizon harus lempeng aja, mereka nggak ngerti, dan baru saya kasih tahu. Si Roza yang saya pinjamkan DSLR ternyata juga baru kali itu pegang kamera –biasanya cuma smart phone. Dia gagap, nggak berhasil mengatur speed dan diafragma. Saya pun mengajarinya, dan senang melihat dia sangat antusias. Jadi, teman-teman yang menguasai dasar fotografi, kalau pas dolan-dolan ke Lombok bolehlah berbagi ilmu dengan mereka ya....

 

Baca juga: “Panduan Cerdas Eksplor Lombok

 

Di akhir sesi saya memotret mereka bertiga dan kami menanyakan mereka sekolah kelas berapa. Reza langsung tertunduk tak menjawab, sementara kedua temannya dengan cepat nyeletuk, “Dia nggak sekolaaaah.....” Duh, anak secerdas dia kok nggak sekolah? Sayang amat... Semoga nggak banyak anak putus sekolah di Lombok ya...

 

Tiga bocah itu... Reza yang paling kanan

 

Catatan: Berapa duit bayar jasa bocah-bocah ini? Serelanya. Dari rombongan kami terkumpul Rp140.000 yang dibagikan ke ketiga bocah itu. Itu saja mereka sudah senang, tersenyum lebar dan berlari-lari ceria meninggalkan kami.

 

Baca juga: “Itinerary Lombok Timur & Selatan 4 Hari

 

Teks: Mayawati NH Foto: Mayawati NH, Maya Larasati, Reza, Roza
Comment
maya

Sama2, sukses juga buat Anda

2018-08-26

1970-01-01
maya

Sama2, sukses juga buat Anda

2018-08-26