MEMOTRET CITYSCAPE JAKARTA, TIPS DARI AHLINYA 2020-08-02 00:00

 

Kala senja mulai hadir langit Jakarta berpendar indah dengan latar gedung-gedung pencakar langitnya yang bermandikan cahaya, baik cahaya lampu gedung maupun sorot merah kuning yang berasal dari lampu mobil dan motor yang melintas. Memotret cityscape seperti ini tentulah hal menarik yang ingin dilakukan oleh pehobi foto mana pun.

 

Untuk memotert cityscape yang lazimnya dilakukan di rooftop sebuah gedung ini Trippers bisa menggunakan kamera DSLR, mirrorless atau drone. Supaya pemotretannya sukses dan hasil foto-fotonya menawan, ada beberapa hal yang diperlukan yaitu:

1. Peralatan fotografi

2. Perlengkapan pendukung

3. Waktu yang tepat dan cuaca yang mendukung

 

Untuk poin ketiga, soal cuaca, ini memang sulit ditebak, tetapi di zaman yang serba canggih ini kita bisa memanfaatkan aplikasi untuk melihat atau sedikitnya memprediksi cuaca 2-3 hari bahkan 1 minggu ke depan. Biasanya saya mengunakan aplikasi AccuWeather yang berbayar. Memang, prediksi bisa saja meleset, tidak ada yang bisa menjadi patokan pasti apakah hujan turun atau tidak saat pemotretan. Tapi paling tidak kita sudah mencoba mendapatkan waktu yang pas untuk memotret di lokasi yang kita inginkan sesuai prediksi cuaca.

 

Baca juga: “100+ Destinasi Wisata Domestik yang Bisa Jadi Pilihan di Era Next Normal. Bagian 3: DKI, Banten, Jawa Barat

 

Kondisi paling ideal adalah jika satu hari sebelum pemotretan turun hujan pada malam harinya. Tentunya jangan sampai pas hari-H malah hujan lagi saat kita naik ke rooftop untuk memotret ya.  

 

Biasanya saya melakukan pemotretan cityscape dari pukul 16.30 sampai 18.30. Dalam durasi ini kita akan mendapatkan foto gedung-gedung dalam 4 kondisi yang berbeda-beda yakni siang hari saat gedung-gedung terlihat indah dengan latar belakang langit biru, kemudian golden hours yakni saat gedung-gedung berwana keemasan, lalu sunset yakni saat gedung mulai terpapar sinar matahari yang mulai terbenam, dan blue hours yakni saat cahaya dari dalam gedung mulai berpendar dan langit menjadi biru. Meskipun untuk sunset dan golden hours terkadang kita tidak dapat jika awan menutup matahari di horizon.

 

Jakarta, blue hours

 

Berikut saya akan bahas perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk memotret cityscape.

 

PERALATAN FOTOGRAFI

Peralatan inti fotografi: kamera, lensa, filter, tripod (yang satu ini jangan sampai lupa dibawa). Untuk kamera ada banyak merek seperti Sony, Nikon, Fuji dll. Untuk lensa yang dipakai biasanya lensa wide seperti lensa wide to tele, biasa dipakai lensa 24-70 mm untuk kamera full frame atau 18-55 mm. Kamera dan lensa seperti ini sudah cukup untuk pemotretan cityscape. Tetapi jika ingin mendapatkan sudut yang lebih lebar bisa menggunakan lensa di bawah 24 mm, seperti lensa 16 mm untuk full frame dan 10 mm untuk kamera crop factor. Jika kalian suka dengan detil dari gedung-gedung yang difoto lensa 70-200 mm juga perlu kalian bawa.

 

‘Senjata’ utama fotografi

 

Peralatan lainnya yang pasti nggak boleh ketinggalan adalah tripod. Carilah tripod yang kokoh untuk menopang beban kamera (bisa menahan beban di atas 2 kg), juga yang mudah diatur. Memilih tripod juga harus mempertimbangkan bahan tripodnya, apakah dari aluminium, besi, atau karbon. Jika kalian ada bujet pilihlah bahan karbon. Tentunya harganya lebih mahal ya.

 

Aneka tripod

 

Yang perlu dibawa selanjutnya adalah filter. Cukup banyak filter yang perlu dibawa untuk foto landscape pada umumnya seperti filter CPL (Circular Polarizer), ND (Neutral Density), GND (Graduated Neutral Density). Merek di pasaran bermacam-macam seperti Athabasca, Lee Filter, H&Y dan lain lain.

 

Aneka filter

 

PERLENGKAPAN PENDUKUNG

Perlengkapan pendukung yang dimaksud di sini adalah peralatan di luar peralatan utama (kamera, lensa, tripod, filter) yang dibutuhkan untuk memotret cityscape. Apa saja?

1. Tas Kamera

Tas kamera yang nyaman dan dapat memuat semua peralatan foto yang dibawa diperlukan sehingga kita bisa fokus dengan kegiatan pemotretan. Biasanya tas yang cocok adalah tas ransel karena muat banyak dan lebih aman.

 

2. Jaket wind breaker

Biasanya di rooftop terpaan angin lebih kencang, jadi Trippers perlu membawa jaket yang cukup ringan dan bisa memecah angin supaya sehabis memotret kalian tidak masuk angin.

 

3. Head lamp

Selesai memotret biasanya kondisi di rooftop cukup gelap bahkan ada yang tanpa penerangan sama sekali. Nah kita butuh head lamp saat merapikan peralatan kita. Bisa juga sih menggunakan senter di smartphone tetapi repot ‘kan memegangnya. Malah ada kemungkinan smartphone tertinggal setelah kita selesai beberes.

 

4. Bekal makan dan minum

Karena waktu yang cukup lama di rooftop sekitar 2 sampai 3 jam jadi perlu bekal makanan atau sekadar snack dan minuman supaya Trippers nggak kelaparan dan kehausan serta tetap konsentrasi memotret.

 

 

TIPS MEMOTRET CITYSCAPE

1. Pastikan semua peralatan dalam kondisi siap, jangan sampai batere kurang (minimal bawa 2 dengan kondisi penuh). Terutama Trippers harus menguasai benar kamera sendiri.  

2. Pikirkan terlebih dulu lensa apa yang akan dipakai. Terkadang kondisi di atas tidak seperti yang kita bayangkan. Bisa jadi ada angin kencang, safety net dari gedung tidak cukup banyak sehingga membuat kita paranoid terhadap ketinggian dan konsentrasi pun buyar ditambah peralatan yang belum siap terpasang. Saya lebih suka menggunakan satu lensa yang sudah saya pilih untuk memotret cityscape tanpa harus mengganti-gantinya di atas sana.

3. Memotretlah dengan angle yang berbeda, juga dengan format yang berbeda yaitu format vertikal dan horizontal.

4. Carilah referensi foto-foto di Instagram supaya kalian dapat angle yang berbeda dan lebih menarik.

5. Untuk teknik kameranya: Gunakan F stop kecil seperti f 11,16, 22, ISO yang rendah seperti ISO 100, ISO 200 maksimal ISO 400. Sedangkan speed-nya tergantung apa yang diinginkan dan bagaimana kondisinya. Kalau matahari sudah terbenam gunakan speed di bawah 1” (detik) sampai 15”.

 

Bagaimana, sudah siap memotret cityscape Jakarta? Tetap jaga jarak aman dan tetap sehat ya...

Teks & Foto: Herry Tjiang
Comment