Namanya terdengar asing ya? Padahal wisatawan Belanda saja sudah datang dan menginap di sini dari tahun 2010 lhooo... Desa Adat Dusun Beleq yang terletak di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat ini memang baru diekspos sekitar tahun 2014. Sudah cukup lama, tapi tetap saja kebanyakan Trippers belum tahu sepertinya ya... Mari deh sini kita bahas.
Desa Adat Dusun Beleq sudah eksis sejak Gunung Samalas meletus tahun 1257. Gunung Samalas sendiri dulunya tetanggaan dengan Gunung Rinjani, dan akibat meletus sangat dahsyat kini hanya tersisa berupa kaldera Segara Anak dengan Gunung Barujari di tengahnya.
Jadi kebayang ya, dusun adat ini usianya sudah sangat tua dan hingga kini masih bertahan. Makanya lain kali kalau datang ke Lombok lagi, cobalah luangkan waktu berkunjung ke sini. Nggak terlalu jauh kok kalau Trippers menginap di kawasan Senggigi, berkendara ke sini melewati Mangsit, lalu Pamenang, sekitar 1,5 sampai 2 jam, menempuh jarak sekitar 63 km. Kalau langsung dari Bandara Internasional Lombok di Praya sekitar 2,5 jam.
Gerbang masuk Desa Gumantar
Saat gempa besar 3 kali melanda Pulau Lombok bulan Juli dan Agustus 2018 lalu, seluruh 40 unit bangunan kayu/bambu beratap jerami di dusun ini tak ada yang rusak lho... Padahal hampir 100% bangunan tembok di Desa Gumantar justru luluh lantak. Takjub ya....
Dari 40 bangunan, ada 28 bangunan yang dihuni beberapa kepala keluarga yang tinggal di sini turun-temurun hingga kini. Bangunan lainnya adalah beruga, lumbung, bangunan khusus untuk upacara adat. Penataan rumah-rumah di sini diatur berdasarkan 5 pranata adat yakni penghulu, pemangku, raden, toaturun, pemekel. Warga dusun ini untuk nafkah sehari-harinya mereka berkebun.
Untuk masuk ke dusun adat ini kita harus mengenakan kain. Kain akan dipinjamkan oleh pihak warga yang mengelola. Tidak ada tiket masuk, tapi berilah donasi sepantasnya. Dan sebaiknya masuk berkeliling melihat-lihat minta ditemani pemandu warga lokal, siapa pun, yang kebetulan ada di tempat.
Masuk pakai kain. Pemandu lokal menemani dan menjelaskan
Kita boleh masuk ke dalam bangunan rumah, melihat tempat mereka tidur, juga dapur yang sangat tradisional dan bersahaja. Seperti juga dusun adat yang masih ditinggali, kita bisa melihat anak-anak bermain di halaman, ibu-ibu bercengkerama di beruga, dan sebagainya.
Suasana dapurnya
O ya, menurut keterangan pemandu, sebenarnya dusun ini dulunya juga mengenal budaya tenun, hasil tenunnya dinamai bira. Tapi sayangnya sudah tidak berlanjut, sudah punah.
Baca juga: "10 Tempat Terbaik Menikmati Liburan di Lombok Utara"
Kalau mau melihat ritual adat di Dusun Beleq ini datanglah 2-3 hari setelah Maulid Nabi Muhammad SAW. Masyarakat adat di sini setiap tahun mengadakan syukuran 1 hari 1 malam di masjid kuno yang tak jauh dari situ maupun di area dusun adatnya. Ritualnya meriah, ada tari-tarian dengan gendang tradisional yang dikenal dengan nama gendang beleq.
Masjid kuno
O ya, masjid kunonya juga jangan sampai dilewatkan untuk ditengok ya. Bangunannya unik. Sepintas kita nggak akan menyangka ini bangunan masjid.
Info tambahan: Tak jauh dari Dusun Beleq, masih di Desa Gumantar, ada Air Terjun Tiu Ngumbak. Di sini ada kegiatan canyoning yang dikelola operator profesional.
Cara ke Lombok silakan baca di sini.