Pemandangan Pegunungan Tengger
Buat sebagian orang Bromo sudah sangat mainstream, tak perlu lagi membaca artikel panduan bagaimana ke sana dan ada apa saja di sana. Tapi travelers pemula ataupun yang sudah sering ke mana-mana tapi belum pernah ke Bromo tentunya masih butuh panduan, apalagi yang lengkap. Nah tulisan ini ditujukan untuk para first timer ke Bromo. Yang sudah sering, ya skip ajah...
Gunung Bromo masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Ketinggiannya 2.329 mdpl dan berada sekaligus dalam 4 kabupaten di Jawa Timur, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang.
BAGAIMANA CARA KE BROMO?
Ada beberapa rute yang bisa dipilih berdasarkan 4 titik awal tiap kabupaten. Kalau dari Probolinggo atau Pasuruan butuh waktu +/-1,5 jam; dari Lumajang 2,5 jam; dari Malang 1 jam berkendara. Kalau dari Jakarta naik pesawat tentu harus ke Malang dulu (Bandara Abdul Rachman Saleh).
Rute termudah dari Probolinggo ke Penanjakan
Menuju Bukit Penanjakan lewat Probolinggo merupakan rute favorit. Dari Kota Probolinggo silakan mengambil jalur menuju Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura. Desa tersebut merupakan desa terdekat dengan Gunung Bromo. Dari Probolinggo menuju Desa Ngadisari berkisar 1,5 jam berkendara. Medannya khas perbukitan penuh tanjakan yang berkelok, dan pada beberapa bagian jalan masih terdapat kerusakan-kerusakan kecil, selebihnya jalanan terbilang bagus dan aman untuk dilewati.
Baca juga: "Menikmati Suasana Pagi di Ranu Kumbolo"
Rute tercepat dari Malang ke Penanjakan
Awalilah perjalanan dari Malang menuju Desa Gubugklakah dengan medan yang cukup ekstrem. Lalu perjalanan dilanjutkan menuju Desa Ngadas di mana jalan lebih ekstrem lagi, berkelok dengan tanjakan yang sangat curam.
Setibanya di Desa Ngadas, perjalanan berikutnya melewati Bukit Teletubbies dan Pasir Berbisik terlebih dahulu sebelum akhirnya tiba di Bukit Penanjakan. Meskipun rute ini tercepat (1 jam) tapi sekaligus paling ekstrem. Kebanyakan orang lebih memilih rute dari Probolinggo dibanding dari Malang.
Sewa Hardtop
Untuk mencapai Gunung Bromo diwajibkan menyewa mobil Hardtop mengingat rutenya yang ekstrem itu. Harga sewa Hardtop kapasitas 5 orang +/-Rp650.000 untuk eksplorasi semua destinasi yang ada di kawasan Bromo.
Hardtop untuk menjelajah Bromo
Tiket masuk:
- Senin-Jumat: Rp27.500 (wisatawan domestik), Rp217.500 (wisatawan mancanegara)
- Sabtu-Minggu atau hari libur: Rp32.500 (wisatawan domestik), Rp317.500 (wisatawan mancanegara)
Tiket dibayarkan di gerbang masuk yang ada di Dusun Cemoro Lawang (termasuk Desa Ngadisari). Catatan: Harga bisa berubah sewaktu-waktu.
OBJEK-OBJEK APA SAJA YANG BISA DINIKMATI?
Sunrise Bromo dari Penanjakan
Keindahan sunrise Gunung Bromo memang sudah diakui dunia. Terdapat beberapa cara untuk melihat matahari terbit di Gunung Bromo, seperti melalui Pos Dingklik, Bukit Cinta, Bukit Kingkong, Puncak B29 dan Puncak Penanjakan. Namun Puncak Penanjakan tetap yang paling favorit karena pemandangan sunrise-nya jauh lebih sempurna.
Untuk menuju lokasi ini perlu diperhatikan waktu dan jarak tempuh. Matahari terbit di Bromo mulai terlihat sekitar pukul 04.45, namun tak ada salahnya pukul 03.00 Trippers sudah tiba di Desa Wonokitri, desa terakhir menuju Bukit Penanjakan.
Ini sangat penting karena saking membludaknya pengunjung, semua berusaha datang seawal mungkin untuk berlomba mencari lokasi parkir terdekat dari pintu masuk Bukit Penanjakan. Bila datang lebih dari pukul 03.00 kendaraan akan mengantre lebih lama dan hanya kebagian lokasi parkir yang jauh. Alhasil, jalan kaki menuju spot sunrise pun semakin jauh pula. Dan di teras pandang untuk melihat sunrise pun nggak kebagian spot bagus.
Selain itu siapkanlah jaket tebal, penutup kepala, syal dan sarung tangan, pasalnya suhu udara di sana sangatlah dingin, seperti winter di luar negeri, belum lagi ditambah embusan angin kencang.
Waktu yang tepat untuk berburu sunrise adalah bulan-bulan musim kemarau, seperti Juni, Juli, Agustus dan September. Saat musim hujan dikhawatirkan pengambilan foto sunrise akan menemui beberapa kendala. Selain karena hujan, kendala lain yang sering dialami adalah munculnya kabut tebal.
View Point Pegunungan Tengger
Bukit Penanjakan juga merupakan spot untuk menikmati pemandangan Gunung Bromo beserta 4 gunung lain (Gunung Batok, Widodaren, Kursi dan Watangan). Tidak seperti Gunung Bromo, keempat gunung ini sudah tidak aktif. Sementara Gunung Semeru tak kalah gagahnya berdiri nan jauh di sana pada barisan paling belakang yang seakan menjadi background penyempurna kelima gunung tersebut.
Pemandangan Pegunungan Tengger
Adalah Gunung Tengger yang pernah meletus berpuluh ribu tahun yang lalu, yang membentuk sebuah koloni baru Pegunungan Tengger di mana terdapat 5 gunung di dalamnya.
Pasir Berbisik
Inilah lautan pasir yang sangat luas. Awalnya dinamakan Pasir Berbisik karena angin yang bertiup membuat pasir beterbangan membentuk gelombang-gelombang layaknya ombak di lautan. Lantas dari situ terdengarlah suara seperti bisikan. Hal ini kian dipertegas lagi saat Sutradara Nan Achnas meluncurkan film yang berjudul Pasir Berbisik tahun 2001.
Kawasan Pasir Berbisik menjadi salah satu spot favorit bagi para fotografer. Beberapa pasangan selebriti pun pernah memilih Pasir Berbisik sebagai lokasi prewedding. Memang hamparan pasir yang begitu luas dengan latar belakang gugusan pegunungan ini berhasil menghipnotis ribuan orang.
Bukit Teletubbies
Karena terdapat bukit-bukit kecil dengan hamparan rumput hijau yang mirip bukit di film Teletubbies maka tempat ini dinamai Bukit Teletubbies. Letaknya berdampingan dengan Gunung Watangan, di mana keduanya merupakan tempat yang terlihat paling asri berkat rerumputan dan ilalang yang tumbuh subur.
Untuk mengambil gambar dengan sempurna setidaknya memerlukan sedikit usaha untuk menuju bukit-bukit kecil dari lokasi parkir kendaraan. Bukit-bukit tersebut termasuk relatif mudah dijangkau, hanya trekking ringan dengan tanjakan yang tidak berarti. Dipastikan mudah bagi siapa saja.
Setibanya di atas, cobalah menengok ke belakang. Dataran luas dengan hiasan gugusan pegunungan samar terlihat karena kabut yang sedikit menghalangi, namun tetap memesona.
Pura Luhur Poten
Di Pegunungan Tengger yang dikelilingi lautan pasir berdiri Pura Luhur Poten untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai manifestasi Dewa Brahma. Pura ini dibangun tahun 2000 dengan mengedepankan paduan arsitektur adat Bali dan Jawa.
Pura Luhur Poten terbagi menjadi 3 mandala, yakni Mandala Utama sebagai tempat sembahyang di mana terdapat Padma atau tempat pemujaan di dalamnya. Mandala Madya berada di tengah sebagai tempat persiapan dan pengiringan upacara persembahyangan, dan Mandala Nista yang berada paling depan merupakan ruang terbuka dengan pintu tunggal sebagai akses masuk ke dalam pura.
Tempat suci Suku Tengger inilah yang dipergunakan untuk melangsungkan perayaan upacara Yadnya Kasada. Kalangan umum dilarang masuk ke pura.
Kawah Bromo
Butuh kondisi prima untuk menuju Kawah Bromo, pasalnya kendaraan hanya bisa mengantar hingga pos pemberhentian terakhir saja. Selanjutnya perlu perjuangan dengan cara melintasi hamparan pasir yang sangat luas untuk menuju badan Gunung Bromo. Jaraknya pun cukup jauh, sekitar 2 km.
Tapi jangan khawatir, masyarakat Tengger telah menyediakan jasa sewa kuda. Trippers bisa memanfaatkan fasilitas tersebut guna menghemat energi mengingat setibanya di kaki gunung, masih ada 250 anak tangga yang menyambut sebelum akhirnya tiba di puncak Kawah Bromo.
Tangga menuju kawah
Biasanya mereka memberikan tawaran untuk naik kuda dari Pura Luhur Poten hingga ke arah Kawah Bromo per orang dibanderol Rp100.000 atau tergantung kemampuan tawar menawar.
Tangga tersebut didesain memiliki 2 jalur, untuk naik dan turun. Kadang karena jumlah orang yang naik begitu banyak, antrean menjadi panjang sehingga waktu yang dibutuhkan pun akan semakin lama. Perlu kehati-hatian pula saat menaiki maupun menuruni anak tangga, pasir yang berserakan membuat tangga cukup licin.
Setibanya di puncak, pemandangan menakjubkan dari Kawah Bromo yang sesekali menyemburkan gas begitu jelas di depan mata. Meskipun memiliki bibir kawah yang cukup luas, demi keselamatan diimbau untuk tidak melewati batas yang sudah ditentukan.
Kawah Bromo
BAGAIMANA SOAL PENGINAPAN?
Tersedia penginapan berbagai kelas yang tersebar di seluruh Kecamatan Sukapura seperti di Desa Wonoroto, Desa Ngadas, Desa Wonokerto dan Desa Ngadisari. Harga yang ditawarkan pun bervariasi. Untuk kamar isi 2 orang berkisar Rp150.000 hingga Rp1.200.000. Kamar untuk keluarga isi 4 orang berkisar Rp1.500.000 hingga Rp1.700.000. Ada pula model kapsul isi 1 orang dengan harga Rp150.000 hingga Rp200.000.
Lokasi penginapan paling dekat (sekitar 2 km dari kawasan Gunung Bromo) yakni di Desa Ngadisari (khususnya di Dusun Cemoro Lawang). Pesanlah jauh-jauh hari, sebab lokasi ini favorit.