Dochula Pass
Kalau pernah melakukan overland ataupun trekking di kawasan yang dipenuhi pegunungan tinggi macam Tibet, Nepal, Ladakh, Bhutan, pasti Anda sering mendengar istilah pass. Bukan pass dalam pengertian tiket atau kartu, melainkan sebuah jalan penghubung dari satu gunung ke gunung lain yang biasanya ditandai dengan sebuah tugu atau hanya berupa tiang dengan papan penanda. Dan biasanya banyak orang memasang bendera doa di setiap pass. Pass ada yang hanya bisa dilalui dengan jalan kaki, ada pula yang bisa dilintasi kendaraan roda empat.
Baca juga: "Bhutan Overland From West To East"
Dalam perjalanan Bhutan overland dari barat ke timur, dari Kota Paro ke Kota Trashigang kita akan melewati 7 passes. Satu pass lagi yang ditempatkan di nomor 8 di tulisan ini adalah pass tertinggi yang bisa dilalui kendaraan di Bhutan, arahnya justru lebih ke barat dari Kota Paro. O ya, pass dalam bahasa Dzongkha (bahasa Bhutan) adalah “la”.
Peta Bhutan
1. Dochu La Pass (3.100 mdpl): Paro ke Punakha
Pass ini akan dilalui setelah 1,5 jam berkendara dari Paro menuju Punakha, atau 1 jam kalau dari Kota Thimphu. Boleh dibilang paling menonjol dan menarik karena ditandai dengan 108 stupa putih. Stupa-stupa ini dibangun demi mengenang para tentara yang gugur di medan perang untuk mengusir militan Assam. Dari sini kalau cuaca cerah dan tak berkabut kita bisa melihat Eastern Himalayan mountain ranges. Rombongan wisatawan biasa berhenti tea time di sini karena ada kafe/resto yang cukup besar dan representatif. Berfoto-foto di sini juga is a must.
2. Pele La Pass (3.423 mdpl): Punakha ke Trongsa
Penandanya sebuah stupa putih dengan puncak berwarna kuning. Dan tentu saja banyak bendera doa bergantungan. Jika beruntung cuaca sedang cerah tak berkabut, yang sayangnya jarang sekali terjadi, kita bisa melihat Mount Jomolhari (7.314 mdpl) dan Jichu Drakye (6.989 mdpl). Pele La Pass menandai perbatasan barat dari Black Mountains, dan merupakan pintu masuk ke Bhutan bagian tengah.
3. Yotong La Pass (3.436 mdpl): Trongsa ke Chumey Valley di Bumthang
Di sini selain ada stupa, juga ada pintu gerbang. Hampir sepanjang waktu area di sekitar pass ini dipenuhi kabut. Dan seperti pass lainnya, banyak berkibaran tali-tali dengan bendera doa di kiri kanan jalan. Pass memang lokasi favorit bagi warga lokal Bhutan untuk memasang bendera doa disertai harapan-harapannya.
4. Kila Pass: Chumey Valley ke Bumthang
Sayang tak ada sedikit pun jejak digital tentang pass yang satu ini. Dan kami pun tak sempat berhenti untuk memotretnya.
5. Sharthang La Pass (3.589 mdpl): Bumthang ke Ura Valley dalam perjalanan menuju Mongar
Sebelum mencapai pass ini kita akan melewati hutan pinus dan tentunya jalan berliku. Pass ini juga ditandai dengan adanya stupa putih di tengahnya.
Ura Valley
6. Thrumshing La Pass (3.780 mdpl): Ura Valley di Distrik Bumthang ke Mongar
Pass kedua tertinggi yang bisa dilalui kendaraan di Bhutan yang memisahkan Distrik Bumthang di tengah dengan Lhuentse dan Mongar di timur ini saat musim dingin akan berselimutkan salju dan bernuansa abu-abu.
7. Kori La Pass (2.298 mdpl): Mongar ke Trashigang
Stupa penanda di pass yang kadang ditulis Korela ini cukup besar. Dan ada kafe/resto sederhana di depannya. Di sini suasananya juga sering berkabut.
8. Chele La Pass (3.988 mdpl): Paro ke Haa Valley
Saat cuaca cerah tanpa kabut dari pass tertinggi yang bisa dilalui kendaraan di Buthan ini kita bisa melihat sajian spektakuler dari Mount Jomolhari, Jichu Drakye dan puncak-puncak di barat laut, sekaligus Paro Valley dan juga Haa Valley. Haa terletak di sebelah barat Paro. Jadi kalau dari Paro ke arah timur tak akan melalui pass ini.