7 FAKTA MENARIK MIAG-AO FORTRESS CHURCH, GEREJA BENTENG DI FILIPINA 2019-12-25 00:00

 

Di dunia ini ada bangunan gereja yang kemudian bertransformasi menjadi masjid, dan ada juga yang sebaliknya. Hal itu membuat gereja atau masjid tersebut menarik tak hanya dari tampilannya tapi juga dari kisah-kisah di baliknya. Nah selain gereja yang berasal dari masjid, ada juga gereja yang awalnya adalah benteng pertahahan suatu kota. Salah satunya adalah Miag-Ao Fortress Church di Provinsi Iloilo yang berada di Western Visayas, Pulau Panay, Filipina. Tampilan luarnya memang mirip benteng, kecuali menara loncengnya yang mencirikan sebuah gereja. Banyak fakta lain yang menarik tentang gereja yang satu ini. Apa saja?

 

Baca juga: "Mari Berkenalan dengan Iloilo"

 

1. Tahan gempa

Dindingnya tebal seperti benteng

 

Gereja yang bergaya Earthquake Barok ini dibangun tahun 1786 oleh para misionaris Spanyol dan baru rampung 10 tahun kemudian. Pondasi dibuat hingga sedalam 6 m agar bangunannya tahan gempa. Layaknya benteng, dindingnya pun sangat tebal.

 

2. Situs Warisan Dunia UNESCO

Miag-Ao Fortress Church merupakan salah satu dari 4 gereja di Filipina yang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.

 

3. Menara lonceng kiri dan kanan tidak sama

Menara di kiri dan kanannya beda bentuk dan ketinggiannya

 

Kalau jeli mengamati bangunan gereja ini dari depan maka Trippers akan mendapati kedua menara loncengnya yang berada di kiri dan kanan tidak sama tinggi maupun bentuknya. Yang sebelah kiri terdiri dari 4 tingkat dengan bentuk atap yang tak terlalu kelihatan. Yang sebelah kanan terdiri dari 3 tingkat dengan atap kerucut. Bukan tanpa alasan menara tersebut dibuat tidak sama. Alasannya agar bunyi lonceng yang menggema tidak saling bertabrakan dan jadi lebih merdu.

 

4. Fasad bergaya Aztec

Relief pohon kelapa di fasadnya

 

Fasad bangunan utama gereja memiliki relief bergaya Aztec dengan gambar utama berupa pohon kelapa besar. Dalam sebuah legenda kuno setempat diceritakan pohon kelapa itu adalah satu-satunya warisan dari seorang ibu kepada 2 anaknya untuk bertahan hidup. Relief lainnya di fasad gereja menggambarkan kehidupan sehari-hari warga setempat lengkap dengan pakaian, flora dan fauna lokal.

 

5. Altar berlapis emas

 

Latar belakang altar gereja berupa ukiran berlapis emas yang sangat cantik dengan kombinasi warna merah menyala.

 

6. Ambang jendelanya menurun ke bagian dalam bangunan

 

Lazimnya ambang jendela dibuat miring atau menurun ke bagian luar bangunan supaya air hujan lebih mudah jatuh keluar dan nggak mengalir ke dalam. Nah ini malah sebaliknya. Maklum ini ‘kan awalnya dibangun sebagai benteng pertahanan. Jadi ambang jendela dibuat menurun ke dalam supaya prajurit bisa telungkup di ambang jendela untuk mengintai musuh tanpa terlihat dari luar. Jadi memang tujuannya sebagai perlindungan dari serangan musuh.

 

7. Dibangun dengan darah dan keringat warga

Untuk membangun benteng/gereja ini pada masa itu warga setempat yang laki-laki dan berusia 16-60 tahun diwajibkan membawa atau menyumbangkan satu batu bata per minggu dalam 10 tahun selama gereja ini dibangun. Batu batanya semua berasal dari tempat ini dan warnanya unik, kekuningan.

 

 

CARA KE SINI

Gerbang masuknya tentu Iloilo City. Bisa naik pesawat dari Kota Cebu selama 45 menit, atau dari Manila selama 1 jam 20 menit. Dari Manila ke Iloilo PP ada 16 jadwal penerbangan dalam sehari dengan maskapai berbeda.

 

Dari Iloilo City masih harus berkendara lagi untuk sampai ke gereja ini, dengan jarak 40 km ke arah barat daya, melewati Distrik Molo dan Arevalo (masih masuk Iloilo City), barulah masuk ke Distrik Miag-ao. Durasi sekitar 45 menit.

Teks & Foto: Mayawati NH
Comment