“STONEHENGE VAN JAVA”, SITUS MEGALITIKUM ATAU ALAMI? 2016-05-20 00:00

 

Masih jarang yang tahu kalau Stonehenge juga ada di Indonesia, tepatnya di Desa Solor, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Ya memang bukan Stonehenge beneran seperti yang ada di Whiltshire, Inggris. Tapi batu bersusun yang dikenal dengan nama Batu So’on (so’on dalam Bahasa Madura berarti susun –karena penduduk lokal banyak yang berasal dari Madura) atau Batu Solor (karena berada di Desa Solor) ini bentuknya sedikit mirip Stonehenge.

 

Mirip tapi tak sama

 

CARA KE SINI

Lokasi bebatuan di Desa Solor ini memang nggak gampang ditemukan. Bahkan dengan bantuan Google Maps sekalipun kita bisa jadi masih nyasar juga. Tapi kurang lebih patokannya begini:

  • Berangkat dari Surabaya ambil jalur Pantura menuju Kota Situbondo.
  • Kira-kira 10 km setelah Kota Situbondo ada pertigaan lampu merah menuju Kapongan, belok kanan.
  • Lurus ke arah Kecamatan Suling Wetan, setelah itu baru ambil ke arah Kecamatan Cermee.
  • Di pertigaan Pasar Cermee belok kanan.
  • Dari situ tinggal ikuti papan petunjuk ke arah Batu So’on, atau lebih amannya tanyalah penduduk lokal yang Anda temui. Karena menjelang kawasan Batu So’on banyak pertigaan di persawahan yang membingungkan. MyTrip beruntung saat nyasar bertemu pemuda-pemuda lokal yang kemudian menjadi pengojek sekaligus pemandu kami.

Yang membawa mobil (sebaiknya bukan mobil sedan) parkirlah di depan rumah Bapak Sekdes karena jalur selanjutnya hanya bisa dilalui dengan motor. Kalau datang bukan hari Minggu, nggak gampang menemukan ojek, tapi kalau kita berusaha bertanya-tanya, ada aja sih orang lokal yang mau jadi ojek dadakan seperti yang dialami MyTrip karena datang saat hari Sabtu.

Durasi:

  • Surabaya-Situbondo: +/-4 jam (tanpa berhenti)
  • Situbondo-Desa Solor: 1,5-2 jam

 

SUSAHKAH MENCAPAI LOKASI BATUNYA?

Setelah parkir mobil, lanjutkan perjalanan dengan naik ojek selama +/-15 menit. Jalurnya turun naik, jalanannya berupa makadam (lapisan bebatuan kasar dan halus) diselingi tanah merah dan rerumputan di beberapa bagian. Nggak terlalu sempit tapi kadang di beberapa ruas harus bergantian jika berpapasan dengan motor lain. Nah menjelang lokasi, di sebelah kanan sudah terlihat tebing-tebing hijau dengan ornamen bebatuan. Cantik!

Tiba di warung pemberhentian pertama, sudah kelihatan di sisi kanan Batu So’on yang berupa formasi 6 batu menjulang yang merupakan spot utamanya. Kita bisa agak turun untuk mencari tanah menjorok di mana kita bisa memotret Batu So’on dengan sudut yang bagus.

 

Spot pertama

 

Jangan berpuas sampai di situ, lanjutkan naik ojek 2 menit lagi, akan sampailah kita di spot lainnya di mana ada formasi bebatuan yang bisa dijadikan spot foto. Jalan kaki lagi sedikit memutari bongkahan batu besar, kita akan tiba di area tanah yang lumayan lapang. Di sini kita bisa memotret lagi Batu So’on dari sudut yang berbeda.

 

Spot lain untuk berfoto dengan latar Batu So’on

 

Setelah melewati batu besar, kita akan ketemu tanah lapang

 

Batu So’on dari sudut lain

 

Masih belum puas? Coba ajak abang ojek mengantar Anda lagi memutari area melewati jalur setapak hingga sampai ke lokasi di mana kita bisa turun ke dasar Batu So’on. Butuh kehati-hatian karena selain cukup curam, jalurnya masih belum ada, tertutup semak belukar. Kita harus mengira-ngira pijakan supaya nggak tergelincir atau terperosok. Hati-hati juga karena saat memutari batu, kita melewati ladang penduduk. Di lokasi ini sebelum turun ke dasar batu kita juga bisa melihat jejeran bebatuan dengan formasi cantik di tebing sebelah kiri. Formasi bebatuan ini mengingatkan MyTrip pada Yapap dan Kabalilikol di Misool. Hanya saja yang di Misool wilayah perairan, kalau ini daratan.

Tebing di kiri penuh formasi bebatuan unik

 

Batu So’on kelihatan bagian atasnya karena bawahnya tertutup semak

 

 

Berfoto di dasar batu

 

SITUS MEGALITKUM ATAU BEBATUAN ALAMI?

Batu-batu tinggi menjulang sekitar 10-an meter dan bagian atasnya seperti ditumpuk batu lain dengan posisi rebah ini sampai saat ini belum dapat dipastikan apakah terbentuk alami atau dibuat khusus pada masa megalitikum ribuan tahun lalu. Tapi menurut beberapa sumber, di beberapa kecamatan di Bondowoso memang telah ditemukan beberapa batu peninggalan zaman megalitikum seperti punden berundak, dolmen, sarkofagus, menhir. Tapi sejauh ini belum ada penelitian yang berujung pada kesimpulan resmi tentang apakah ini situs megalitikum atau terjadi alami.

 

ADA OBYEK APA LAGI DI DEKATNYA?

  • Selain lokasi batu utama, sebenarnya ada lagi lokasi batu lain yang menurut cerita orang lokal yang mengantar MyTrip mirip kepala dengan rambut punk.
  • Naik lagi ke atas dengan ojek juga ada Air Terjun Korandu di Dusun Korandu. Tingginya +/-30 m. Tapi sulit mencapainya. 20 menitan dengan ojek, lalu jalan kaki selama 1 jam.

 

TIPS:

  • Menginaplah dulu di Kota Situbondo atau Bondowoso dan baru ke Batu So’on esok pagi-pagi karena spot utamanya akan dapat sinar mentari dari depan. Kalau datang sore sinarnya back light, kurang OK buat foto.
  • Kenakan pakaian yang cocok untuk naik ojek di medan yang turun naik dan untuk turun (kalau mau) ke dasar batu.
  • Pakai sendal gunung atau sepatu kets, jangan sendal jepit apalagi sendal cantik.
  • Bawa payung atau kenakan topi karena areanya terbuka dan cukup terik saat siang.
  • Nggak perlu bawa air minum banyak karena kalau kurang ada lebih dari satu warung di lokasi yang menjual aneka minuman kemasan.

 

INFO:

Tiket masuk: gratis

Parkir mobil: Rp 10.000 atau serelanya

Ojek PP: Rp 50.000-75.000 (termasuk menunggu). Atau kalau minta ditemani pengojeknya turun ke dasar batu, berilah uang jasa total Rp 100.000.

Teks: Mayawati NH Foto: Mayawati NH, Priyo Tri Handoyo, Shutterstock (foto Stonehenge)
Comment
Tono

Jadi nggak usah jauh2 ke Inggris ya? Hehehe...

2016-05-21
Arman

Mirip!

2016-05-20