HAH? APA? JALAN-JALAN K’E’ALAMBAKA?! 2016-04-20 00:00

 

Memang benar kata orang bahwa merencanakan perjalanan lebih excited dari perjalanannya sendiri. Hal ini saya alami saat merencanakan perjalanan ke Yunani dengan seorang teman. Kami merencanakan mau ke banyak tempat, tapi semua terbentur waktu. Ya iya laah, mau jalan-jalan terlalu lama nggak bisa karena kami masih bekerja.

 

PERJUANGAN MENDAPATKAN VISA

Persiapan dimulai dengan pengajuan visa. Untuk Visa Schengen dengan tujuan Athena saja kami harus mengurusnya di Kedutaan Yunani. Persyaratannya agak susah, ada dokumen yang harus disahkan notaris segala. Travel langganan saya mengajukan diri membantu mengurusnya tanpa perlu kami repot-repot, hanya datang untuk tanda tangan dan sidik jari saja, dengan biaya Rp 3,5 juta! Wah mahal bener yak? Nggak rela mengeluarkan uang segitu besar hanya untuk visa, kami mengubah haluan, Visa Schengen akan diajukan ke Kedutaan Belanda. Jadi ditambahlah 2 hari pertama mengunjungi Amsterdam.

Dimulailah perjuangan untuk mendapatkan slot interview dari Kedutaan Belanda. Kami mulai mencoba dari pertengahan Juli walau perjalanan kami September. Setiap hari sebelum jam 6 sore kami sudah siap di depan komputer. Semenit sebelum jam 6, belum keluar slot hijau dari web kedutaan. Pas jam 6 teng, keluar slot yang masih berwarna hijau. Tapi setelah diklik.... keluar pernyataan “Maaf slot sudah tidak tersedia lagi”, dan semua slot langsung berubah menjadi merah.

Berhari-hari kami melakukan itu, tetap dengan hasil slot sudah tidak tersedia. Hampir putus asa, suatu malam sekitar jam 8 teman saya menelepon dan mengabarkan dia baru membuka website kedutaan ternyata masih ada slot hijau untuk interview dua minggu lagi. Buru-buru kami mengambil slot tersebut. Ternyata selama itu kami salah sangka. Kami mengira internet kami kalah cepat dari yang lain, sehingga slot selalu sudah diambil. Ternyata semua orang melakukan hal yang sama pada waktu bersamaan jadi webnya kewalahan hingga selalu keluar pernyataan slot sudah tidak tersedia.

 

KE ALAMBAKA?

 

Visa sudah di tangan dimulailah lagi rencana perjalanan yang lebih detil. Saya sempat mendapat email dari teman yang isinya membuat bingung, "Gua mau ke Kalambaka." Ini orang gimana sih mau jalan-jalan kok ngajak ke “alambaka.” Langsung saya balas, “Nggak mau, kalau mau pergi aja sendiri." Setelah marah-marah selesai dan melihat videonya di: http://www.youtube.com/watch?v=-5Bqt3TcNRk .... baru tahu ternyata Kalambaka adalah nama kota yang harus disinggahi untuk mengunjungi Meteora di mana banyak Monistry.

Maka dimasukkanlah Kalambaka ke dalam rencana perjalanan. Kami mulai mencari tur lokal di Athena. Di Viator kami lihat mereka menjual perjalanan 2 hari 1 malam ke Delphi dan Kalambaka seharga >USD 200 menggunakan bus. Setelah browsing dan mencari alternatif lain akhirnya kami memutuskan pergi sendiri menggunakan kereta api. Lama perjalanan 5 jam.

 

PERJALANAN DENGAN KERETA

Kereta berangkat tepat pukul 08.27 dari Stasiun Larissa, Athena. Karena kami mengambil kelas A, gerbongnya adalah gerbong pertama untuk perjalanan dari Athena ke Kalambaka, sedangkan untuk pulangnya menjadi yang terakhir. Kelas A terdiri dari satu kabin untuk 6 orang, tempat duduk seperti di pesawat yang bisa reclining, nyaman. Kami juga diberi kupon snack yang dapat ditukar di restoran. Saat berangkat kami dapat kopi dan kue crepe sekotak, waktu pulang juice dan hot dog.

 

 

Pemandangan sepanjang jalan bukan main, banyak pohon olive, pohon kapas, jagung, dll. Kereta melewati 20 stasiun dan di setiap stasiun berhenti +/-2 menit. Melewati puluhan terowongan dan puluhan jembatan akhirnya sampailah kami di Kalambaka pukul 13.45, molor 15 menit dari jadwal.

Setelah check in hotel,  jam sudah menunjukkan pukul 14.30. Kami menanyakan di mana bisa makan siang. Ternyata restoran udah pada tutup! Walah, gimana, nggak makan siang neh? Terpaksa kami seduh mie korea bekal dari Jakarta untuk makan siang. Apa boleh buat.

 

EKSPLOR MONISTRY

 

Kami minta tolong madam di hotel mencarikan taksi untuk mengunjungi Monistry pertama kami. Taksi datang 20 menit kemudian. Keren booo taksinya pakai Mercedes Benz. Sopirnya bernama George. Untung bahasa Inggrisnya bagus, jadi kami bisa berkomunikasi dengan baik.

Di  Meteora ada banyak Monistry, baik yang besar maupun kecil. Monistry yang besar ada 10 buah, tapi yang bisa dikunjungi umum hanya 6 buah yang terdiri dari: Grand Meteora, Varlaam, Roussanou Nunery, Agia Triada/Holy Trinity (di Monistry ini salah satu film James Bond dibuat), Agios Nikolaos, dan Agios Stephanos.

Kami hanya mengunjungi empat Monistry: Grand Meteora, Varlaam, Roussanou dan Holy Trinity. Untuk Grand Meteora dan Varlaam kita dapat langsung naik tangga ke atas untuk dapat melihat Monistry di atas. Nah yang repot di Roussanou dan Holy Trinity, sebelum naik ke atas kita harus turun dulu ke bawah, baru ada tangga yang menuju ke atas. Diperlukan kerja keras untuk turun karena jalannya berupa batu gede-gede. Jadi jalannya harus sambil ngerem; kalau nggak hati-hati bisa jatuh ngusruk.

 

 

Semua Monistry ini adalah gereja Katholik Orthodox. Menurut kepercayaan kaum Katholik Orthodox, semakin tinggi mereka tinggal semakin dekat dengan Tuhan, karena itu Monistry mereka dibikin setinggi mungkin. Selain ruang untuk berdoa, ada juga ruang untuk tempat tinggal para pendeta. Setiap Monistry ada toko suvenir. Tiket masuk Monistry ini EUR 3.

 

 

Memikirkan bagaimana berabad-abad lalu orang sudah dapat membangun Monisrty di atas gunung batu yang begitu tinggi, saya benar-benar takjub.

 

KEMBALI KE ATHENA

Setelah 2 hari mengunjungi Meteora, tibalah saatnya balik ke Athena. Kereta berangkat sore hari pukul 17.27 tepat. Sebelum berangkat ke stasiun kereta di Kalambaka, sopir taksi menyarankan makan dulu di restoran tradisional Yunani di tengah kota. Restoran itu mempunyai dapur terbuka, jadi kita bisa langsung melihat para koki memasak pesanan kita.

Kami memesan mousaka, salah satu makanan khas Yunani. Mousaka ini terbuat dari kentang yang telah dicampur keju, setelah digoreng dengan bentuk pipih dijadikan lapisan pertama, di tengah-tengah diberi daging cincang dan terong, terus ditutup lagi dengan lapisan kentang. Wah bukan main rasa mousaka ini, pas di lidah. Menurut saya mousaka ini makanan khas Yunani yang paling maknyus dibanding gyros dan souvlaki.

 

Mousaka, makanan khas Yunani

 

Kirimkan tulisan perjalanan Anda dalam format bebas, maksimal 1.000 kata, beserta foto-fotonya (termasuk foto narsis Anda di tempat yang Anda ceritakan) ke email mytrip@media.femalindo.com. Anda juga boleh menyertakan link blog Anda asal isinya masih berkaitan dengan traveling. Tulisan yang dinilai bagus akan dimuat di sini setelah melalui proses pengeditan.

 

Teks & Foto: Angga
Comment
jane

Tadinya aku pikir temenku satu ini becanda, taunya....bener2 menakjubkan

2016-04-21
Boy

Baru tau ada tempat yang nama nya Kalambaka..... Jadi pengen pergi.. Bravo buat tulisan nya....

2016-04-21