KALAH MENANG DI PILKADA, YANG PENTING KITA PIKNIK TERUS! 2017-02-15 00:00

 

Ada teman saya seorang psikiater menulis status di media sosialnya, bahwa mungkin usai Pilkada banyak yang butuh jasa konsultasi dengannya karena stres jagoannya kalah. Anda mau jadi salah satu pasiennya? Jadi korban Pilkada? Jangan dong ya... Tanpa bermaksud negatif terhadap status teman saya itu –dia juga bercanda (percayalah, tanpa pasien korban Pilkada pun teman saya itu pasiennya udah banyak kok, laku pula jadi pembicara di mana-mana), saya justru mau mengingatkan, jangan sampai hanya gegara Pilkada kita stres berkepanjangan. Siapa pun pemenangnya –jagoan kita ataupun bukan— terimalah dengan besar hati, dan tetap uncarkanlah doa-doa buat pemimpin kita 5 tahun ke depan. Doakan agar mereka bisa amanah, jujur, adil bagi semuanya tanpa pandang agama, suku, golongan, atau apa pun!

Doakan juga semua berlangsung lancar, nggak ada heboh-heboh dan demo-demo yang nggak perlu. Kalau damai, yang enak pastinya kita semua paaan.... Setuju Encang, Encing, Enyak, Babe? Everything’s gonna be alright, dan kita tetap bisa piknik terus. Itu nyang penting ‘kan yak?

Teruslah piknik, karena piknik bukan pemborosan (banyak piknik berbiaya murah), piknik nggak merugikan siapa-siapa, dan justru piknik banyak efek positifnya. Membuat pikiran lebih segar, menambah wawasan, meningkatkan sifat toleransi terhadap perbedaan, menjadi lebih adaptif terhadap perubahan... itu semua yang lebih abstrak. Dampak yang lebih nyata? Ini dia:

 

  1. Memaksa Kita Berolahraga

Piknik, terutama ke alam bebas, apalagi ke tempat yang minim fasilitas, memaksa kita melakukan kegiatan fisik, minimal hiking ringan untuk mencapai air terjun atau danau misalnya. Meskipun menguras tenaga, tetap aja dilakuin demi melihat pemandangan bagus. Kalau saat itu berasa ngos-ngosan, lantas mulai terpikir, “OK, mulai besok saya rutin olahraga deh supaya nggak ngos-ngosan lagi dan bisa lebih menikmati pemandangan.” Awal yang bagus!

 

 

  1. Menjadi Gemar Belajar Sejarah

Zaman sekolah dulu mungkin sebagian besar kita malas belajar sejarah. Saya pun! Tapi karena piknik, saya malah jadi dengan senang hati mengulik-ngulik sejarah. Nggak pake disuruh. Penasaran, Situs Gunung Padang yang ternyata bukan di Padang tapi di Tanah Pasundan itu ternyata punden berundak terbesar lho di Asia Tenggara. Baru tahu juga kalau ternyata Museum Bank Indonesia itu dulunya rumah sakit. Banyak lagi fakta-fakta sejarah yang baru saya tahu karena piknik.

 

 

  1. Menjadi Rajin Berbagi

At least, kita jadi rajin berbagi foto-foto piknik di akun media sosial kita ‘kan? Nggak apa-apa, itu bukan pamer kok. Yang menilai orang yang sering berbagi foto dan cerita piknik di media sosial itu pamer, ya itu orang kurang piknik! Saya mah malah senang punya banyak teman gemar piknik dan berbagi karena nggak jarang lho saya tahu tempat baru yang menarik dari mereka. Saya jadi tahu, oo... ada yang mirip Raja Ampat toh di Labengki Sulawesi Tenggara. Oo... ada bukit kapur yang seperti setting film Indiana Jones toh di Madura.

 

  1. Bisa Mengenal Teman dengan Lebih Baik

Piknik, apalagi berhari-hari, membuat kita bisa lebih mengenal karakter teman-teman seperjalanan. Saya beruntung punya banyak teman yang cocok diajak pergi bareng-bareng, ramean. Sama-sama nggak egois, bertoleransi tinggi, ringan tangan, tabah dan stabil emosinya dalam kondisi apa pun. Piknik membuat tali persahabatan makin kuat. Kamu belum menemukannya? Coba lagi, kawan!

 

 

 

 

  1. Jadi Pintar Mengatur Uang

Hoho, sungguh, ini benar! Karena punya impian mau piknik ke banyak tempat, punya daftar kunjung dalam setahun, kita jadi pintar mengatur pemasukan, dipilah-pilah boleh dikeluarkan buat apa aja. Yang dirasa kurang penting seperti beli baju dengan model terkini, ganti HP yang hasil selfie-nya bikin tambah cakep, beli sepatu olahraga baru hanya karena suka warnanya, langsung dicoret dari daftar. Uangnya disimpan buat bulan ini ke mana, bulan besok ke mana. Saat perjalanan pun sama, kita jadi terlatih mengatur pengeluaran. Karena sebelum berangkat sudah dibujetkan hanya boleh menghabiskan sekian dolar misalnya, jadi kita nggak gampang tergoda beli barang-barang yang nggak perlu. Beli oleh-oleh seperlu dan secukupnya saja.

 

  1. Terpacu Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Asing

Nah... sama seperti soal belajar sejarah, zaman sekolah dulu mungkin kita mengabaikan pentingnya belajar bahasa Inggris. Tapi begitu udah mulai backpackeran ke mancanegara, mulai terasa betapa pentingnya penguasaan bahasa asing. Apalagi kalau kita menguasai bahasa asing lainnya selain Inggris, pasti lebih pede lagi merambah negeri yang bahasanya kita kuasai. Ada lho teman saya yang gigih ambil les bahasa Jerman bareng dengan anak-anak usia sekolah demi bisa menjelalah Jerman dengan lebih leluasa. Luar biasa ya pengaruh piknik.

Teks: Mayawati NH Foto: Angguli Malananda, Gunata Gura, Mayawati NH, Nuno
Comment