PANDUAN DAN TIPS MENGEKSPLOR BUKIT KAPUR AROSBAYA 2019-03-29 00:00

Spot wajib di dalam gua di Arosbaya

 

Sejak Bukit Kapur Arosbaya di Madura mentas di media sosial sekitar tahun 2015 atau 2016, saya sudah kepincut dan ingin segera menyambanginya. Foto salah seorang kawan yang berpose di tempat yang laksana setting film Indiana Jones yang diunggah di akun media sosialnya membuat saya makin ngeces. Meskipun terpaut jeda yang cukup lama, akhirnya Januari 2019 lalu saya sampai juga di Arosbaya yang berada di Desa Berbeluk Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan Pulau Madura, Jawa Timur.

 

Saya tak berharap terlalu banyak, karena dari yang saya tahu, tempat yang juga dikenal dengan nama Bukit Pelalangan ini adalah tambang batu kapur yang sampai kini masih aktif ditambang. Jadi ada kemungkinan bentuknya sudah berubah dari yang saya lihat di internet. Apalagi siang menjelang sore itu pas kami tiba, hujan masih turun rintik-rintik, langit kelabu.

 

Tapi begitu mobil kami sampai di parkiran yang berada langsung di depan bukit kapur itu, saya langsung semangat demi melihat yang tersaji di depan mata. Dinding bukit yang bergores-gores teratur akibat aktivitas penambangan manual itu bentuknya unik. Ditambah warna batuannya bukan putih seperti bukit kapur pada umumnya, melainkan merah keoranyean.

 

Dari parkiran sudah bisa melihat pemandangan ini

 

Kami memutuskan menyewa jasa pemandu, namanya Abdul, yang meski badannya besar ternyata masih usia remaja. Nggak salah kami sewa jasanya karena Abdul tahu benar di mana spot-spot Instagenik berada dan bagaimana angle yang paling pas. Ya memang sih, kalau Anda pehobi foto dan sudah terbiasa blusukan motret pemandangan kece, Anda juga pasti bisa menemukan spot-spot menarik tempat ini. Kalau sedang banyak pengunjung, Anda juga bisa mengekor atau mencontek pengunjung lain untuk mendapatkan spot-spotnya. Tapi kalau pakai pemandu lokal yang sudah khatam lokasi ‘kan kita jadi nggak perlu mikir lagi. Tinggal ikutin dia, dan minta difotoin dengan angle terbaik. Lagipula berbagi rezeki dengan warga lokal ‘kan baik toh. Mereka juga nggak mematok harga, serelanya kita saja. Kalau puas dan hasil fotonya bagus-bagus, ya kasih lebih deh!

 

Kembali ke soal bukit kapurnya. Area yang dieksplor seluas 3 ha kurang lebih. Nggak sampai bikin kaki gempor, tapi tetap butuh waktu yang nggak sebentar kalau mau berfoto di tiap sudut cantiknya. Pas baru masuk beberapa puluh meter dari lokasi bayar tiket (Rp5.000), ada spot tersembunyi di dinding sebelah kiri. Seperti ceruk yang tinggi. Kalau nggak dibawa Abdul ke situ, saya sih awalnya agak ngeri karena melihat langit-langit ceruknya tipis. Takut runtuh, hehe. Nah ini juga gunanya pakai pemandu, jadi kita yakin aman.

 

Spot tersembunyi yang nggak jauh dari pintu masuk

 

Berjalan masuk lagi, ada dua pilihan, maju terus atau belok kiri. Berhubung kata Abdul ada gua ke arah sebelah kiri, yang merupakan spot wajib Arosbaya, jadi kami ke kiri dulu. Di mulut pintu ke area ini ada warung-warung. Jadi kalau datang pas panas terik dan butuh minum, bisa ngaso-ngaso dan beli minum dulu di sini. O ya, warung-warung juga ada di tempat parkir dan di gerbang saat bayar retribusi.

 

Sebelum sampai ke area gua yang ternyata di bagian ujung, masih banyak spot-spot buat berfoto. Waktu kami datang sih karena habis hujan, jadi pengunjung nggak terlalu banyak. Mau foto di spot mana pun nggak perlu antre. Saat masuk ke dalam gua pun, tak ada pengunjung lain selain kami.

 

Sebelum ke gua, berfoto dulu di area luas ini

 

Guanya beneran cakep! Jangan bayangkan gua yang masuknya harus merunduk-runduk dan harus pakai senter. Juga nggak ada stalagtit dan stalagmit di sini. Maklum ini gua buatan hasil aktivitas penambangan. Yang jelas, cukup banyak celah untuk masuknya sinar matahari. Jadi motret pakai HP pun bisa banget, cahayanya cukup. Lagi-lagi, Abdul dengan sigap ngasih tahu kami harus berpose di bagian mana aja yang bagus.

 

Berfoto dengan angle ini di gua

 

Atau berfoto di spot wajib ini, di dalam gua

 

Karena masih punya cukup waktu, keluar dari area gua, kami berjalan masuk ke bagian lain yang kami skip karena masuk ke gua dulu. Di sini juga banyak spot cantik. Ada yang seperti Mezquita di Cordoba Spanyol dengan gapura melengkung dan bergaris-garis.

 

Spot cantik lainnya

 

O ya, jangan bayangkan kawasan ini tandus ya. Cukup banyak pepohonan, semak maupun lumut di sekitar batu-batunya. Jangan pula bayangkan mengeksplornya sulit, pakai acara manjat-manjat atau menuruni jalan curam. Sudah ada jalan-jalan setapak, walaupun bukan permanen. Anak-anak dan lansia juga bisa diajak mengeksplor tempat ini. Hanya tetap harus hati-hati karena ada bagian tertentu yang sedikit licin terutama sehabis hujan.

 

Suasananya cukup hijau dan ada jalan setapaknya

 

Total waktu kami habiskan untuk eksplor semua bagian, termasuk duduk-duduk ngeteh dan ngopi di warung dekat parkiran dan juga ke toilet adalah 2 jam. Buat yang tingkat narsisnya tinggi, atau buat pehobi foto serius, rasanya waktu 2 jam bakal kurang, apalagi kalau ada antrean, atau ada yang lagi foto prewed. Iya, Arosbaya cukup favorit sebagai lokasi foto prewed.

 

Datang ke Arosbaya bagusnya pagi hari, terutama saat sunrise. Sinar matahari yang masuk ke gua lewat celah di bagian atas menambah eksotis hasil foto. Lain kali kami harus mencoba datang pagi deh.

 

Baca juga: "30 Landmark di Indonesia (Bagian 4-Tamat)"

 

CARA KE AROSBAYA

Dari Jakarta terbang dulu ke Bandara Juanda Surabaya. Lanjut perjalanan darat melewati Jembatan Suramadu menuju Kota Bangkalan di Madura selama 2 jam. Kota Bangkalan ini berada di bagian paling barat Pulau Madura. Dari Bangkalan ambil rute Jalan Bancaran, sampai Pasar Arosbaya, lanjut ambil rute ke Pesarean (Makam) Aer Mata Ibu, situs religi yang sudah terkenal. Nanya-nanya, warga lokal pasti tahu Pesarean Aer Mata Ibu, dan juga ada di Google Maps. Dari pesarean ada petunjuk menuju Arosbaya. Jalanannya mulai menyempit, cuma muat satu mobil, jadi kalau papasan harus ada yang mengalah. Lama perjalanan dari Bangkalan ke Arosbaya sekitar 30 menit.

 

Info Pemandu: Selain Abdul, ada beberapa pemandu lain yang standby di dekat pintu masuk tempat pengunjung membayar retribusi. Kalau mau pakai jasa Abdul, ini nomor HP-nya: 0831 1552 2797. Sedangkan jika butuh pemandu untuk eksplor Jawa Timur bisa menghubungi Mifta (0819 9997 5221).

 

Abdul, kiri, pemandu lokal Arosbaya dan MIfta, pemandu Jatim yang menemani kami ke Madura

Teks: Mayawati NH Foto: Abdul, Mayawati NH, Mifta
Comment