8 ALASAN MENGUNJUNGI CAPPADOCIA 2016-12-27 00:00

 

Cappadocia mungkin satu dari hanya sedikit tempat di dunia yang dianugerahi topografi unik yang tiada duanya. Akibat letusan Gunung Erciyes (Argaeus) ribuan tahun lalu yang menghasilkan debu vulkanik yang kemudian terukir alami karena aliran air dan lava, terciptalah bentang alam yang spektakuler seperti yang kita lihat sekarang. Sejauh mata memandang, hanya rasa kagumlah yang menyesaki dada. Breathtaking!

Dan inilah 8 alasan utama kenapa turis ingin datang ke Cappadocia.

 

1. HOT AIR BALLOON

 

Inilah alasan paling utama turis datang ke Cappadocia: naik balon udara untuk menikmati sunrise dengan latar pegunungan dan lansekap Cappadocia yang kece badai. Meski harus bangun pagi buta dan membayar cukup mahal (sekitar EUR 250 untuk terbang 1,5 jam), semua terbayar lebih dari lunas. Dan jangan khawatir soal keamanan karena semua pilot yang menerbangkan balon pasti bersertifikat (ada petugas yang mengecek setiap hendak terbang). Juga, jika kondisi angin nggak memungkinkan, balon nggak akan dipaksa terbang. Soal take off dan landing, saat angin kencang, bisa aja hard landing. Tapi kalau pas angin bagus, mulus banget sampai nggak kerasa.

Balonnya sangat besar, keranjangnya bisa memuat 16-20 orang. Dan keranjang dibagi menjadi 4 bilik. Mulai dari gelap saat take off, samar-samar kita melihat batu-batu alami dengan ragam bentuk di bawah sana, sampai perlahan terang datang, dan matahari pun menyembul, menghasilkan semburat merah jambu dan oranye di langit. Sementara keberadaan balon-balon lain yang warna-warni juga menambah semarak langit Cappadocia. Nggak usah berebutan angle foto, karena balon pasti memutar, dan semua penumpang mendapatkan the best angle. Mau foto dengan kamera apa pun, dengan kemampuan fotografi pas-pasan pun, mustahil rasanya Anda nggak dapet hasil foto bagus.

 

 

O ya, sebelum terbang kita dapat sarapan ringan dan setelah mendarat disajikan minuman dan kue lagi. Sertifikat bernama kita masing-masing juga akan diberikan oleh pilot.

 

2. UNDERGROUND CITY

Pintu masuk berupa lorong yang bisa ditutup dengan batu bundar

 

Ini daya tarik Cappadocia yang lain. Ada sekitar 30-an underground city di seluruh Cappadocia. Kenapa begitu banyak? Itu karena zaman dulu, sekitar tahun 1000 SM, banyak terjadi perang antarsuku, jadi penduduk butuh tempat persembunyian bawah tanah yang lengkap fasilitasnya supaya bisa ditinggali berbulan-bulan. Kebetulan bebatuan di Cappadocia keras di luar dan lunak bagian dalamnya, jadi mudah untuk dibentuk. Kota bawah tanah yang paling besar dan dibuka untuk turis adalah Kaymakli. Lalu ada juga Cardak dan Derinkuyu. Pintu masuknya berupa lorong sempit yang bisa ditutup dengan batu gelondongan bundar yang bisa digeser dari dalam tapi tak bisa dibuka dari luar. Di dalam lengkap ada ruang tamu, kamar, dapur, tempat penyimpanan bahan makanan, kapel, juga ada sistem ventilasi udara. Sampai abad ke-11 kota-kota bawah tanah ini masih ditinggali.

 

3. GOREME OPEN AIR MUSEUM

 

Jangan berpikir ini bangunan museum dengan koleksi benda seni di dalamnya. Sesuai namanya, ini museum terbuka, dan terbesar di dunia. Merupakan satu komplek bangunan di dalam gua-gua batu yang sebagian besar adalah gereja yang berasal dari abad ke-10 sampai ke-12. Ada Apple Church, Snake Church, St. Basil Church, Sandal Church, St. Catherine Chapel, dsb. Di dalam langit-langit maupun dinding gereja terdapat fresco (lukisan dinding) yang masih asli. Sayang nggak boleh difoto walaupun tanpa flash karena warnanya memang sudah semakin pudar. Kita bisa mengeksplornya dengan memasuki satu demi satu ruangan maupun gereja-gereja itu. Ada yang harus naik tangga yang cukup tinggi, ada juga yang nggak perlu effort untuk memasukinya. Yang jelas banyak spot Instagenic di sini. Goreme termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO.

 

4. LIGHT SHOW/3D MAPPING

 

Jangan lewatkan pertunjukan sepanjang setengah jam ini kalau ke Cappadocia. Pertunjukannya dilakukan di Zelve Open Air Museum. Penonton duduk di undak-undakan yang telah disediakan, menghadap ke arah tebing-tebing batu yang menjadi layar raksasa. Kisah yang ditampilkan adalah sejarah Turki, khususnya Cappadocia, dari zaman awal pembentukan geografis berikut peradaban awal penduduknya sampai menjadi republik modern. Untuk memotret yang bagus butuh kamera DSLR dan tripod.

 

5. CAVE HOUSE

 

Hingga kini masih ada penduduk Cappadocia yang tinggal di dalam rumah gua. Dan ini tentunya menjadi daya tarik. Salah satunya adalah Adnan’s Place di Uchisar Village. Rumah ini mulai ditinggali leluhur keluarga Adnan sejak 150 tahun lalu dan masih ditinggali hingga kini, dan terbuka untuk turis. Nggak ada tiket masuk, cukup memberi donasi atau sekalian membeli kerajinan yang ditawarkan pemilik rumah.

 

6. BERAGAM VALLEY: DEVRENT (CAMEL), PASABAG (MONKS), PIGEON VALLEY

Devrent (Camel) Valley

 

Banyak lembah cantik yang terbentang di seluruh wilayah Cappadocia. Yang terkenal dan menjadi spot wajib turis adalah Devrent Valley dengan formasi batu utamanya berbentuk onta. Lalu ada Pasabag atau dikenal sebagai Monks Valley yang menonjol dengan batu-batu menjulang seperti –maaf—alat vital pria. Sedangkan di Pigeon Valley pada saat tertentu banyak burung pigeonnya (merpati). Semuanya sangat indah!

 

7. SUNRISE DI ROOF TOP HOTEL

 

Ini salah satu kegiatan optional yang sayang dilewatkan di Cappadocia. Beberapa hotel menyediakan paket sarapan di roof top bagi turis yang ingin bersantap sekalian menikmati pemandangan dengan balon-balon udara beterbangan. Biaya paket sekitar 45 TL (sekitar Rp 200.000). Jadi kalau punya waktu minimal 3 hari di Cappadocia, pagi hari kedua untuk melihat sunrise dengan balon udara, hari ketiga untuk melihat sunrise di roof top hotel.

 

8. HOTEL BERGAYA GUA

Pemandangan dari Uchisar Kaya Hotel

 

Banyak hotel di Cappadocia yang membuat kamar-kamarnya mirip gua karena memang inilah yang dicari turis: merasakan menginap di kamar yang mirip gua. Salah satu pilihannya adalah Uchisar Kaya Hotel yang memiliki pemandangan teras kamar ke arah Pigeon Valley. Pagi hari dari jendela atau teras kamar kita bisa memandang lembah dengan hiasan balon-balon udara beterbangan.

Teks: Mayawati NH Foto: Alexander Thian (@amrazing), Mayawati NH
Comment