8 SPOT KEREN DI NUSA PENIDA BALI (Bagian 2-Tamat) 2016-06-22 00:00

Pantai Atuh

 

Trippers semua udah pada sering ke Bali pastinya ya? Tapi udah eksplor Nusa Penida belum? Rugi deh kalau sering ke Bali tapi nggak pernah meluncur ke Nusa Penida. Karena banyaaaaak banget obyek menarik di pulau yang berada di tenggara Pulau Bali ini. Dipisahkan oleh Selat Badung dari Pulau Bali, ke sini naik speedboat umum dari Sanur cuma 30-40 menit! Murah pula, cuma Rp 75.000 sekali jalan ongkosnya. Di Nusa Penida speedboat akan mendarat di Toyapakeh (di sisi barat laut). Berikut ini 8 spot keren yang pernah didatangi MyTrip di Nusa Penida. Cekidot!

 

(Bagian 1 bisa dibaca di sini)

 

  5. BUKIT TELETUBBIES

Datanglah ke sini saat musim hujan atau persis setelahnya saat bukit-bukitnya masih menghijau, bukan gersang menguning kecoklatan. Berada di perbatasan Desa Tanglad dan Desa Sekartaji, di Nusa Penida bagian tenggara (atau timur). Bukit-bukit batu kapur yang dilapisi tanah ini bentuknya seperti iglo orang Eskimo atau seperti mangkuk terbalik yang ditumbuhi rerumputan. Karena gundukan bukitnya nggak cuma satu dan berderetan, jadi mirip rumah Teletubbies di film anak-anak Teletubbies.

 

Bukit Teletubbies

 

Dari atas sini sejauh mata memandang juga terlihat hamparan perbukitan rumput. Jika dibandingkan dengan Bukit Teletubbies di Bromo, ya kurang lebih sama lah. Bedanya di Bromo embusan anginnya dingin walaupun di tengah terik panas, sedangkan yang di Nusa Penida ini panas pol.

Bukit ini mulai terkenal karena wisatawan yang hendak ke Pantai Suwehan pasti melewati area ini. Jadi lama-lama banyak yang turun berfoto dan akhirnya terkenal dan disebut Bukit Teletubbies. Dari Toyapakeh naik motor +/-1 jam melewati jalan naik turun berliku-liku tapi mostly beraspal --ada yang mulus ada yang rusak. Nggak ada fasilitas apa-apa di bukit ini atau sekitarnnya.

Konon beberapa bulan lagi katanya akan dibangun banyak kincir angin di bukit ini. Bakalan lebih cakep lagi deh buat ajang foto-foto narsis.

 

  6. PANTAI SUWEHAN

 

Jalur turun di awalnya aja rapi

 

Pantai Suwehan nggak kalah mentereng dari pantai-pantai lainnya di Nusa Penida tapi..... susah mencapainya! Soalnya pantainya “dipagari” barisan tebing tinggi, dan belum dibangun akses turun yang permanen seperti anak tangga atau jalan setapak yang diberi undakan. Anak tangga rapi hanya ada di awal jalur aja, karena di situ ada Pura Puser dan sumber mata air. Setelah itu makin ke bawah makin curam, hanya ada jalur alami bekas orang lewat. Di kiri kita jurang menganga yang dirimbuni tanaman. Di beberapa bagian yang curam untungnya ada pegangan besi atau ada juga tumbuhan atau batang kayu yang bisa dipegang. Kadang saking curamnya kita harus ngesot atau jalan miring separuh merangkak, demi keamanan. Kurang lebih 30 menit bersusah-payah, barulah kita sampai di area pantainya.

 

Highlight utama penanda Pantai Suwehan

 

Segala kengerian dan kelelahan terbayar! Banyak sudut cantik di pantai ini, selain karena garis pantainya panjang, pasirnya juga putih, dengan serakan bebatuan di sana sini --bahkan ada bebatuan yang terisi air hingga seperti kolam kecil. Highlight utama penanda Pantai Suwehan adalah batu lancip menyerupai kerucut yang berada beberapa meter dari bibir pantai. Oleh penduduk lokal disebut batu jineng (batu segitiga). Dengan latar batu kerucut inilah biasanya para wisatawan berfoto.

 

Berfoto dengan latar batu kerucut

 

O ya, garis pantainya memang panjang, tapi lebar pantainya hingga ke ujung tebing cukup sempit, apalagi kalau air sedang pasang. Maka dari itu datang ke sini harus ditemani pemandu lokal yang tahu kapan kita harus segera naik ke atas sebelum terperangkap air pasang.

Pantainya bisa direnangi tapi hanya oleh yang mahir berenang dan nggak panikan karena ombak relatif cukup besar dan menyeret ke tengah. Tapi nggak ada kamar bilas atau tempat ganti baik di area pantai maupun dekat parkiran ya. Jadi kalau berenang ya siap-siap basah-basahan hingga ke tujuan berikutnya.

Pantai Suwehan  yang terletak di Banjar Watas, Desa Tanglad ini terasa seperti pantai pribadi karena masih jarang yang datang baik turis maupun warga lokal. Dari Toyapakeh sampai ke parkiran pantai ini +/-1,5 jam naik motor. Dari sini ke Pantai Atuh, +/-5 km ke utara, naik motor +/-45 menit.

Warning: Pantai ini nggak cocok buat yang nggak pernah beraktivitas fisik, anak <12 tahun, dan orang tua yang sudah terbatas fisiknnya. Karena jalan turun yang susah itu.

 

  7. PANTAI ATUH

Bagi MyTrip, dari kedelapan tempat di Nusa Penida yang diulas kali ini, Pantai Atuh-lah juaranya! Super keren! Area yang bisa dieksplor juga banyak. Meski cukup melelahkan sampai ke sini karena lokasinya di ujung timur Nusa Penida, melewati jalan aspal yang tak selalu mulus (dari Toyapakeh +/-1,5 jam), dan dari parkiran masih harus jalan kaki turun melewati jalur berbatu (cuma +/-10 menit sih), tapi apa yang terampang di depan mata membuat semuanya terbayar lebih dari lunas!

Pemandangan pertama yang kita lihat dari bibir tebing adalah pantai melengkung berpasir putih dengan gradasi air laut berwarna hijau toska dan biru yang sangat jernih jauh di bawah sana. Tepat di bibir pantai ada batu kerucut seperti di Pantai Suwehan dan pohon kelapa di dekatnya. Dan di ujung pantai ada dua buah pulau. Yang satu yang seperti piramida bukan pulau sih, karena menyambung dengan darat, dan bentuknya beda kalau dilihat dari sisi lain. Memandangi keelokannya, kita tak akan puas-puasnya menjepretkan kamera. Jangan lupa berfoto tampak belakang menghadap ke laut ya.

 

Foto wajib di Pantai Atuh

 

Jalur tangga turun ke Pantai Atuh di sisi lain

 

Puas di situ, carilah jalan menurun ke sebelah kiri tebing karena di bawah sana ada area pantai lainnya. Tenang aja, sudah dibangun jalan turun berupa anak tangga, meskipun cukup curam tapi mudah. Cuma +/-10 menit kita sudah tiba di pantai yang cukup luas dengan formasi bebatuan karang (pulau kecil) unik di depannya. Karena pantai di sini berupa teluk dan terlindung pulau kecil di depannya, jadi airnya cukup bersabahat untuk direnangi, tapi tetap harus hati-hati. O ya, nggak ada kamar bilas di sini ya.

 

Pulau kecil di depan Pantai Atuh

 

Nah, dari situ, naik lagi ke tempat semula, tapi terus saja berjalan ke arah dua pulau di ujung pantai. Jalan kakinya tentu di atas tebing ya, bukan di pasir pantainya, karena nggak ada akses turun ke pantai di area ini. Sepanjang jalan di bibir tebing kita pasti tak tahan untuk terus menjeprat-jepretkan kamera karena pemandangan di sebelah kiri kita keren-keren. Hingga sampai ke bagian di mana kita bisa melihat batu piramida itu dari arah berbeda. Nggak lagi kelihatan seperti piramida, malah seperti dinosaurus sedang menenggelamkan kepalanya ke air.

 

Seperti dinosaurus sedang menenggelamkan kepalanya ke air

 

Terus lagi ke arah turun (agak curam), kita akan menemukan ujung tanjung di mana pemandangan ke arah Pantai Atuh beda lagi. Si batu piramida itu makin terlihat jelas di depan kita.

Pantai Atuh berada di Banjar Pelilit, Desa Pejukutan. Dari Toyapakeh bisa lewat jalur tengah yang jalannya lebih rusak, atau jalur pesisir utara yang mulus, +/-1,5 jam.

Waktu terbaik: Pas sunrise, karena posisi pantai ini di timur. Tapi datang saat lain pun tetap memuaskan.

 

  8. CRYSTAL BAY (PANTAI PENIDA)

 

Crystal Bay

 

Pantai Penida yang berada di Teluk Penida dan dinamai turis asing dengan Crystal Bay saking airnya jenih bagai kristal ini boleh dibilang satu-satunya pantai di Nusa Penida yang fasilitasnya paling lengkap. Tapi ya tetap nggak selengkap pantai-pantai di Bali pada umumnya.

Dari Toyapakeh ke pantai yang berlokasi di Banjar Penida, Desa Sakti ini nggak terlalu jauh, berkendara +/-30 menit. Aksesnya pun aspal mulus, hanya saja turun naik dan berkelok-kelok. Banyak juga wisatawan datang ke sini langsung dari Sanur Bali dengan speedboat, rata-rata adalah rombongan penyelam atau yang hanya ingin snorkeling. Dan tentu banyak juga yang datang dengan speedboat dari Nusa Lembongan.

Ya, Crystal Bay adalah salah satu spot menyelam maupun snorkeling favorit karena terumbu karangnya yang letaknya nggak jauh dari bibir pantai sangat rapat dan cantik! Ikannya pun banyak, bahkan sesekali ada black tip atau white tip shark. Ikan mola-mola (sunfish) yang jadi primadona penyelaman di Bali juga bisa muncul di spot ini. Tapi kudu hati-hati karena arus di sini sering kali kuat dan sulit diprediksi. MyTrip sempat merasakan arus keras saat snorkeling di sini. Dalam sekejap rombongan snorkeling kami langsung terpencar setelah beberapa detik terjun ke air.

 

Terumbu karang dan ikan di Crystal Bay

 

Keberadaan pulau kecil di depan pantai ini menjadi daya tarik lain Crystal Bay. Apalagi di pulau itu didirikan pura yang banyak didatangi umat Hindu Bali yang ingin sembahyang.

Kalau nggak mau main air, pantai ini cocok didatangi saat menjelang sunset. Bisa duduk-duduk saja di pasir pantainya yang halus sambil menunggu sunset. Atau ngadem-ngadem di beberapa warung yang ada di sekitar pantai. Kamar bilas juga ada di sini.

 

     

Teks: Mayawati NH Foto: Mayawati NH, Ahmad
Comment