25 LANDMARK DI EROPA (bagian 3) 2016-05-04 00:00

The Chapel Bridge di Luzern, Swiss

 

Landmark adalah obyek populer yang menjadi penanda atau ikon daerah/kota tertentu. Bisa berupa bangunan, menara, istana, kastil, jembatan, tugu, monumen, patung, gerbang, masjid, gereja dan bangunan tempat ibadah lainnya. Kalau sebelumnya pernah ditampilkan 30 landmark di Indonesia, kali ini 25 landmark di Eropa. Turis yang dolan-dolan ke Eropa pastilah manargetkan berfoto-foto di landmark-landmark ini. Anda sudah berfoto di mana aja?

 

 

 

11.       The Chapel Bridge di Luzern, Swiss

Jembatan berbentuk oktagonal yang dibangun sebagai benteng pertahanan ini adalah jembatan kayu tertua di Eropa. Dibangun tahun 1333, jembatan sepanjang 204 m ini menampilkan banyak lukisan dalam panel segitiga yang mulai ditambahkan sejak abad ke-17 di bagian atas atapnya yang bercerita tentang peristiwa bersejarah di Kota Luzern. The Chapel yang terentang di atas Sungai Reuss --dekat mulut Danau Luzern—ini dulu digunakan untuk menyeberangi Danau Luzern, namun kini hanya sebagai landmark karena telah dibangun jalan darat. Pada 18 Agustus 1993 jembatan ini beserta lukisannya hampir musnah terbakar. Kemudian setelah direkonstruksi, dibuka kembali pada 14 April 1994. Dengan lukisan di atapnya, barisan bunga berwarna pink di bagian luarnya, dan latar belakang danau, jembatan ini sangat menarik untuk dijadikan obyek foto.

 

 

12.       Colosseum di Roma, Italia

Bangunan bersejarah yang masuk dalam 69 Keajaiban Dunia Pertengahan ini dibangun oleh Walikota Vespasian tahun 72 Masehi. Colosseum ini dapat menampung hingga 50.000 penonton, dan fungsinya sebenarnya untuk meningkatkan popularitas para petinggi Kekaisaran Roma dengan memberikan pertunjukan gratis kepada rakyatnya, dari pertandingan gladiator, perburuan hewan, simulasi perang, eksekusi tahanan hingga pertunjukan drama mitologi Romawi dan Yunani kuno. Kini Colosseum hanyalah tinggal reruntuhan karena diguncang gempa tahun 1394. Kini ada museum di lantai atas bagian dinding luar yang didedikasikan untuk Eros (Dewi Cinta). Tiket masuk lebih murah kalau digabung dengan 2 lokasi lainnya yaitu Palatine Museum dan Roman Forum, seharga EUR 12 selama 2 hari. Jam buka pkl.08.30–19.00.

 

 

13.       Arc de Triomphe di Paris, Prancis

Terletak di ujung barat Champs Elysees, kawasan belanja elit nan mewah di Kota Paris. Didirikan untuk mengingat kemenangan Napoleon dalam  pertempuran Austerlitz (Revolusi Prancis). Diresmikan tahun 1836, dindingnya berhiaskan ukiran patung dan nama-nama tentara yang ikut bertempur saat itu. Untuk naik  ke puncak atau dek observasi dikenakan tiket EUR 8 dan harus naik tangga setinggi 50 m karena lift hanya dipakai untuk yang berkebutuhan khusus saja. Di lantai bawah ada museum dan toko suvenir. Saat di puncak bisa kita nikmati Kota Paris dan terlihat jelas Menara Eiffel.

 

 

14.       Madurodam di Den Haag, Belanda

Sebuah miniatur kota yang terletak di Scheveningen, Den Haag, Belanda yang dibangun tahun 1952. Madurodam dinamai oleh George Maduro, seorang mahasiswa hukum Yahudi dari Curaçao yang melawan pasukan pendudukan Nazi sebagai anggota perlawanan Belanda dan meninggal di kamp konsentrasi Dachau pada 1945. Pada tahun 1946 Maduro secara anumerta dianugerahi Medali 'Knight 4' dari militer Kerajaan Orange, militer tertinggi dan tertua di Kerajaan Belanda. Di dalam Madurodam terdapat interaktif games, playground dan toko suvenir juga resto.

 

 

15.       The Little Mermaid di Kopenhagen, Denmark

Ariel, putri duyung berusia 16 tahun, tokoh dalam kisah karya Hans Christian Andersen berjudul “The Little Mermaid”. Namun kalau patung tembaga yang di Kopenhagen adalah karya seniman Edvard Eriksen. Selesai tahun 1913 yang tak lain merupakan adaptasi dari kisah Hans tadi. Patung putri duyung dari perunggu ini adalah yang pertama, ternyata diketahui ada 14 patung lainnya yang menyusul dibuat di seluruh penjuru dunia, termasuk di belakang Istana Bogor. Untuk melihat patung ini gratis kok karena terletak di lokasi publik dan pinggir perairan Kota Kopenhagen.

 

(Bersambung)

Teks: Fransiskus Ipang K Foto: Istimewa, Shutterstock
Comment