DAN PARA DAYANG-DAYANG PUN SALING BERGOSIP DI SINI 2016-09-06 00:00

 

Pernah menonton serial China klasik yang bertutur tentang kehidupan kaisar dan segala intrik di baliknya? Nah, bagi yang pernah, pasti ingat dong dengan adegan kolosal di tengah lapangan luas plus latar istana merah megah? Pernah juga ‘kan penasaran bagaimana sih kehidupan di dalam istana yang tampak begitu akbar namun penuh kejutan itu? Segala rasa penasaran itu sedikit banyak akan terpuaskan begitu Anda menginjakkan kaki langsung di Kota Terlarang, Forbidden City, Beijing, China, yang posisinya di utara Lapangan Tiananmen yang juga terkenal.

 

Lapangan Tiananmen

 

LANDMARK BEIJING YANG WAJIB DIDATANGI

Dari namanya aja udah berasa serem ya, "terlarang". Ya, zaman dulu memang nggak sembarangan orang, apalagi rakyat jelata, bisa memasuki komplek istana terbesar di atas muka bumi ini (74 ha), yang keseluruhan areanya dipagari tembok setinggi 10 m dan dijaraki oleh parit selebar 52 m. Belum lagi tentunya, pada zamannya, banyak petugas jaga di keempat gerbangnya dan di keempat menara di tiap sudutnya. Tapi berhubung kini Kota Terlarang sudah jadi obyek wisata yang merupakan landmark Beijing -bahkan China-yang sangat populer di kalangan turis mancanegara, tentunya suasana seram itu sudah nggak ada. Pun setelah apa yang terjadi di Lapangan Tiananmen tahun 1989 (dikenal sebagai peristiwa Pembantaian Tiananmen). Konon saat zaman perang dulu pun, lapangan ini sering menjadi ladang pembantaian.

 

Menara di sudut Forbidden City. Di bagian luar tembok ada parit

 

Forbidden City yang sekarang dikenal sebagai Palace Museum adalah istana yang digunakan pada masa Dinasti Ming dan Qing (dinasti terakhir di China), yang dibangun pada 1406-1420 di masa Kaisar Yongle (Dinasti Ming) memerintah. Penyelesaiannya membutuhkan tenaga jutaan pekerja termasuk seratus ribuan seniman. Telah 24 dinasti menetap dan memerintah di sini hingga akhir keruntuhan The Last Emperor tahun 1911.

Komplek istana yang sangat luas ini memiliki 980 bangunan dengan 9.999 kamar. Wow banget ‘kan? Jarak gerbang utara dan selatan hampir 1 km. Jadi kebayang ‘kan capeknya mengelilingi istana ini? Tenang, kita para turis sudah diatur masuk dari gerbang yang satu, lalu keluar dari gerbang yang lain. Jadi nggak akan bolak-balik. Biasanya turis masuk lewat gerbang selatan, dan keluar lewat gerbang utara atau timur. Butuh waktu sekitar 3-4 jam kalau mau puas. Itu pun masih belum memuaskan bagi para explorer atau pengagum arsitektur maupun sejarah.

 

APA SAJA YANG BISA DILIHAT?

Begitu memasuki komplek istana melewati gerbang merah raksasa, kita akan berada di sebuah lapangan yang di sekelilingnya dirapati oleh ruang-ruang yang interior maupun eksteriornya sangat detil dan indah. Kunjungan ke sini akan berakhir tanpa makna kalau kita tidak menyewa jasa pemandu. Karena dari pemandulah kita akan mendapatkan penjelasan tentang ruang-ruang dan barang-barang yang ada, dan juga... ssst.... kisah-kisah seru di baliknya. Bagaimana selir A berseteru dengan selir B, dan bagaimana para dayang dan orang kasim saling bergosip, dan masih banyak kisah intrik lainnya. Ya, seperti yang kita tonton di film-film lah!

 

 

Sayangnya, beberapa koleksi barang bersejarah yang dulu ada di Kota Terlarang sekarang banyak berada di Taipei National Museum karena barang-barang tersebut dibawa Presiden Chiang Kai Shek (Partai Nasionalis) saat perang dengan Partai Komunis (di bawah kendali Mao Ze Dong) yang berakhir dengan kemenangan Partai Komunis tahun 1949.

Selain menikmati detil bangunan dan barang-barang di dalamnya, di area belakang arah pintu keluar kita juga bisa melihat beberapa pohon yang tekstur batangnya unik. Cakep buat berfoto-foto. Dan bagi yang suka beli-beli, di dalam area ini banyak terdapat toko suvenir dengan harga yang wajar.  Toko-toko ini dikelola pihak Palace Museum. Juga terdapat beberapa restoran kecil untuk beristirahat, minum-minum dan ngemil sejenak.

 

Pohon yang tekstur batangnya unik

 

Yang nggak boleh dilewatkan terutama bagi yang gemar berfoto, di area tengah Palace Museum ada penyewaan baju khas kekaisaran seharga RMB 30 yang dapat dipakai untuk berfoto di area Palace Museum. Lumayanlah, berfoto sambil membayangkan diri kita sebagai ratu yang hidup pada masa itu. 

 

Tiket masuk:

RMB 60 dan ada tambahan RMB 10 kalau mau masuk ke beberapa scenic area seperti Treasure Gallery, Clock & Watch Gallery, Sembilan Naga.

FYI: Tiket hanya dijual sebanyak 80.000 per hari. Dan karena sudah ada bukingan grup maupun online, biasanya hanya tersisa 20.000-30.000 tiket di loketnya. Jadi bagi para independent travelers harus datang sepagi mungkin, terutama saat musim liburan.

Jam buka: 08.30-17.00 (April-Oktober), 08.30-16.30 (November-Maret).

Tutup tiap Senin, kecuali pas hari libur di China, dan saat libur musim panas (1 Juli-31 Agustus).

 

 

MAO MAUSOLEUM

 

Nggak jauh dari Lapangan Tiananmen dan pintu masuk Palace Museum, terdapat Mao Mausoleum yaitu tempat di mana kita bisa melihat jasad mantan Presiden Republik Rakyat China Mao Ze Dong. Memorial ini cukup luas, 220 m dari timur ke barat dan 280 m dari utara ke selatan. Terdiri dari 2 lantai. Di lantai 1 jasad Mao ditutupi bendera Partai Komunis dan diletakkan dalam kristal. Di sekitarnya terdapat lukisan dari bordiran yang besar dan dan patung Mao setinggi 3,45 m. Di lantai 2 terdapat patung 6 pemimpin China lainnya termasuk Mao yakni Zhou Enlai, Liu Shaoqi, Zhu De, Deng Xioping dan Chen Yun.

Tiket masuk: gratis.

Jam buka: 08.00-12.00 (Selasa-Minggu) dan buka lebih lama yakni pukul 08.00-11.30 dan 14.00-16.00 pada 9 September (tanggal meninggalnya Mao) dan 26 Desember (tanggal lahir Mao).

Teks: Kumala Budiyanto, Mayawati NH Foto: Famouswonders.com, Kumala Budiyanto, Shutterstock, Wikipedia.org
Comment