SSSTT... ADA KABUT PELANGI DI AUSTRIA VAN JAVA 2018-07-20 00:00

 

Oostenrijk van Java atau Austria van Java, demikianlah julukan Kota Lumajang, sebuah kabupaten yang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Timur. Saat ini nama Lumajang dikenal sebagai 1 dari 4 pintu masuk Gunung Bromo. Tiga pintu masuk lainnya yakni Probolinggo, Malang, dan Pasuruan. Tak hanya soal gunung, Lumajang juga memiliki pesona lain terlepas dari nama besar Gunung Bromo. Tercatat ada beberapa destinasi air terjun yang luar biasa indahnya, salah satunya adalah Air Terjun Kabut Pelangi.

 

Baca juga: "Antara Malang dan Lumajang Ada Tumpak Sewu"

 

Dinamakan Kabut Pelangi dikarenakan di lokasi tersebut terkadang nampak garis-garis warna pelangi yang terjadi oleh pembiasan air dan cahaya matahari. Jika beruntung, Trippers bisa menemukan fenomena ini. Untuk mencapai lokasi benar-benar dibutuhkan tenaga ekstra, pasalnya Trippers akan dipaksa untuk menaiki sekaligus menuruni medan perbukitan dengan jalanan yang begitu sempit, jalan yang masih berupa tanah dan berbatu. Diperlukan kehati-hatian, mengingat jalan yang akan Trippers lewati nantinya terjal dan cukup licin.

 

Selama perjalanan Trippers akan ditemani merdunya kicauan-kicauan burung serta suguhan pemandangan hijau yang menyejukkan mata. Belum lagi ditambah dengan keteduhan karena adanya pepohonan rindang yang melindungi kita dari terpaan sinar matahari. Perjalanan dari lokasi parkir hingga ke bawah bukit ini cukup lama, sehingga Trippers harus membawa bekal minuman yang cukup.

 

Jika Trippers telah sampai di bawah bukit dan menemui aliran sungai, nantinya Trippers akan melewati anak Air Terjun Kabut Pelangi, air terjun dengan debit air yang tidak terlalu deras namun boleh juga dianggap sebagai bonus perjalanan. Jangan sampai salah ya, ini baru anak air terjunnya, bukan air terjun yang utama. Dari lokasi anak air terjun ini perjalanan masih harus dilanjutkan sampai ke ujung.

 

Anak Air Terjun Kabut Pelangi

 

Perjalanan susur sungai yang seru pada akhirnya akan membawa Trippers tiba di lokasi. Ya, sambutan istimewa dari Air Terjun Kabut Pelangi yang luar biasa, begitu gagah jika diamati dari jarak yang dekat. Abadikanlah momen spesial ini dalam video ataupun foto. Debit air yang sangat deras disertai tumbuhan-tumbuhan hijau serta bebatuan besar membuat siapa pun akan dibuat kagum dengan lukisan alam ini.

 

Serunya susur sungai

 

Di lokasi air terjun Trippers bisa bersantai sejenak sambil menikmati suasana yang masih begitu asri, disertai suara derasnya air terjun ataupun gemericik jernihnya air sungai yang mengalir. Ditambah dengan udara yang begitu sejuk, pastinya akan membuat Trippers ingin berlama-lama tinggal di sana.

 

Suasana di sekitar air terjun bikin betah

 

Air Terjun Kabut Pelangi secara administratif berada di Desa Mulyoarjo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Meskipun lokasinya berada di Kabupaten Lumajang, namun air terjun ini lebih mudah diakses melalui Kabupaten Malang, mengingat lokasi air terjun berada di perbatasan dua kabupaten tersebut.

 

 

Berikut beberapa hal serta gambaran rute perjalanan menuju Air Terjun Kabut Pelangi melalui Malang:

1. Ambillah penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng menuju Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang.

2. Setibanya di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, gunakanlah kendaraan sewa baik kendaraan roda dua ataupun roda empat.

3. Dari bandara menuju lokasi parkir kendaraan Air Terjun Kabut Pelangi berjarak sekitar 70 km atau membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 2,5 jam.

4. Dari lokasi parkir menuju anak Air Terjun Kabut Pelangi kurang lebih 45 menit berjalan kaki dan dari anak air terjun menuju air terjun utama sekitar 15 menit.

5. Tiket masuk sebesar Rp5.000/orang, sementara biaya parkir kendaraan roda dua ataupun roda empat Rp5.000.

6. Gunakanlah alas kaki yang nyaman, kuat dan anti selip, serta bawalah bekal minuman ataupun makanan dalam jumlah yang cukup.

7. Sudah tersedia warung untuk istirahat selama trekking di dekat anak air terjun dan sudah tersedia pula toilet umum di dekat lokasi parkir kendaraan.

8. Diimbau untuk tidak melakukan aktivitas berenang karena debit airnya yang sangat deras.

9. Tidak cocok untuk anak kecil.

 

 

 

Teks: Arief Nurdiyansah Foto: Arief Nurdiyansah, Clara Soca Atisomya
Comment