AIR TERJUN MORAMO COCOK UNTUK LIBURAN KELUARGA 2017-09-14 00:00

 

Kota Kendari yang merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara menjadi gerbang masuk ke beberapa wisata bahari favorit seperti Wakatobi dan Labengki. Selain kedua wisata andalan itu, di sekitar Kendari juga ada beberapa pulau wisata yang menawarkan kejernihan air laut dan keelokan pasir pantai seperti Pulau Bokori, Pulau Hari, Pulau Saponda Laut, dll. Nah, di luar wisata bahari, Kendari juga punya air terjun keren, namanya Air Terjun Moramo. Aksesnya mudah, cocok bagi segala umur. Kalau kebetulan Anda berlibur ke Kendari, jangan lupa ajak keluarga ke air terjun bertingkat ini ya.

 

 

DI MANA LETAKNYA DAN BAGAIMANA CARA KE SANA?

Air Terjun Moramo berada di kawasan Suaka Alam Suaka Margasatwa Tanjung Peropa di Desa Sumbersari, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas keseluruhan suaka alam ini 38.937 hektar.

 

Dari Kendari arahkan kendaraan ke arah selatan. Jarak kurang lebih 65 km itu dapat ditempuh dengan berkendara 1,5 jam saja. Jalanan menuju ke sana relatif bagus. Berawal dari menyusuri pesisir Teluk Kendari. Lalu memasuki kampung nelayan di Kecamatan Abeli, lalu Kecamatan Moramo Utara. Sebagian ruas jalan sedang diperbaiki sewaktu MyTrip ke sana awal September 2017. Dan mendekati tujuan jalanannya masih berupa tanah keras.

 

Perjalanan dari Kendari ke Moramo

 

Ada ruas jalan yang sedang diperbaiki

 

Jalanan berupa tanah keras mendekati lokasi

 

Melewati pos atau gerbang, pengunjung dikenai tiket Rp 3.000 per orang, parkir mobil Rp 5.000, parkir motor Rp 3.000. Nggak ada jam buka, bisa masuk 24 jam. Tapi biasanya pengunjung datang antara pukul 7 pagi sampai 6 sore.

 

Banyak warung di area parkir 

 

Area parkirnya luas dan sudah tertata. Ada toilet di area parkir ini. Terlihat juga banyak warung makan dan jajanan di sekitar area parkir. Dari parkir ke air terjun jaraknya 1,2 km. Susahkah? Sama sekali nggak susah. Treknya relatif datar. Dimulai dengan jalan setapak yang sudah disemen, lalu sambung ke jalan tanah, dua kali melewati jembatan kayu, menyeberangi jalur yang sedikit terendam oleh aliran air yang meluap dari sisi jalan.

 

Trek datar dan disemen

 

Jalur tanah, tetap datar

 

Melewati jembatan

 

Melewati jalur air

 

Sedikit “PR” hanyalah saat kita harus mendaki anak tangga batu yang cukup tinggi sebelum mencapai area utama. Tapi di kiri kanannya ada pegangan.

 

Menaiki anak tangga

 

Total jalan kaki selama 30-35 menit (sudah termasuk foto-foto di aliran air terjun), dan tak ada kesulitan yang berarti. Suasananya pun teduh karena banyak pohon. Anak-anak maupun lansia sangat bisa diajak ke sini. Alas kaki juga nggak perlu khusus. Pakai sendal jepit atau sendal cantik juga bisa, tapi tetap lebih nyaman kalau pakai sendal gunung terutama kalau mau naik-naik ke air terjunnya.

 

BAGAIMANA MENGEKSPLOR AIR TERJUNNYA?

Bagi yang nggak minat basah-basahan atau bawa anak kecil cukup duduk-duduk di pondokan yang tersedia atau di anak tangga batu di depan air terjun. Dari sini keseluruhan air terjun berundak-undak ini dapat terlihat.

 

Bisa menikmati air terjun dari tangga-tangga batu ini

 

Pondokan di area air terjun

 

Tapi bagi yang senang mengeksplor kudu banget jalan di pinggiran air terjun untuk kemudian masuk ke area air terjun. Undak-undakan air terjun ini memang bisa dinaiki/dipanjat karena merupakan batuan kapur yang nggak ditumbuhi lumut dan nggak licin. Tapi tetap waspada ya karena bebatuan di pinggiran air terjun ada juga yang licin. Dan tetap hati-hati terutama saat debit dan aliran air terjunnya deras. Jangan melangkah terlalu ke pinggir dan jaga keseimbangan tubuh agar tak oleng kena aliran airnya. Apalagi kalau mengajak anak-anak ke sini harus selalu diawasi.

 

Bisa masuk ke undakan-undakan air terjun karena batunya nggak licin

 

Ada berapa tingkat sih air terjun di area utama ini? Sepemantauan MyTrip dan berdasarkan beberapa sumber di internet ada 7 tingkat. Untuk berfoto-foto di tengah air terjun cukuplah dengan naik ke undakan pertama sampai ketiga dari bawah. Di situ aja udah banyak angle Instagenik yang bisa dipilih. Tapi kalau Anda punya banyak waktu dan fisik pun mampu, silakan naik hingga ke tingkat teratas. Tapi sekali lagi tetap selalu hati-hati ya.

 

Masuk ke air terjun dan berfoto-foto

 

Bisa juga berpose di sini

 

Untuk berendam-rendam di air terjunnya juga bisa di beberapa undakan yang ada. Rata-rata sih dangkal, kecuali kolam yang paling bawah. Tapi tetap harus memperhatikan seberapa derasnya air, jangan sampai tergulung air ke bawah. Kamar ganti di area utama air terjun ini ada, tapi nggak sebersih toilet yang tersedia di area parkir. Di area ini juga nggak ada penjual makanan, dan sebaiknya memang nggak perlu ada sih biar nggak kotor. Jadi bawalah air minum dari gerbang depan.

 

Bisa berendam dan bermain air di sini

 

O ya, di sepanjang jalan dari gerbang hingga air terjun kita melewati hutan tropis yang banyak ditumbuhi aneka pohon tinggi, dan beberapa ada plang namanya. Bisa sekalian mengenalkan nama-nama pohon kepada anak Anda. Aliran air terjun juga sudah bisa kita lihat di sebelah kiri jalur setelah kurang lebih setengah jalan.

 

Aliran air terjun di setengah perjalanan

 

Menurut beberapa sumber, di kawasan suaka alam ini juga hidup rusa, kuskus, kupu-kupu, berbagai jenis burung, monyet hitam dan anoa. Tapi MyTrip hanya melihat kupu-kupu saja.

 

KAPAN AIR TERJUN INI DITEMUKAN?

Awalnya air terjun ini ditemukan oleh warga transmigran asal Jawa sekitar tahun 1980-1982 saat membuka hutan. Setelah dibangun akses jalan tahun 1989, barulah tahun 1990 air terjun mulai dibuka untuk umum sebagai objek wisata. Sebelumnya, tepatnya tanggal 23 Desember 1986 kawasan ini dikukuhkan sebagai suaka alam suaka margasatwa.

 

 

Teks: Mayawati NH Foto: Mayawati NH, Yuriko Sonambela
Comment