SERULING, BATU SPHINX DAN KUBANGAN HATI DI PANTAI KLAYAR 2016-07-27 00:00

 

 

Pesona pantai yang keindahannya paripurna ini memang sedikit berkurang karena suasananya sekarang sudah sangat ramai. Ya, saat pertama kali ke sana tahun 2011, MyTrip memang sudah menebak pantai yang berada di Desa Kalak, Kec.Donorojo, Kab.Pacitan, Jawa Timur ini cepat atau lambat bakal dibanjiri wisatawan karena memang cakep banget dan komplet!

 

MENGAPA PANTAI INI DISEBUT KOMPLET?

Garis pantainya panjang

Garis pantai yang panjang biasanya menjadikan suatu pantai favorit, karena areanya luas buat dieksplor. Kalau difoto juga bagus. Apalagi di Pantai Klayar ini pasirnya berbeda-beda dari satu ujung ke ujung lainnya. Selama ini Pantai Klayar dibilang berpasir putih, padahal di bagian kiri, pasir putih kekuningannya bercampur dengan pasir hitam di bagian bawah. Di sekitar pantai juga ada deretan pohon kelapa untuk berteduh selain di warung-warung tentunya. Kalau sedang surut, nampak hamparan lumut hijau mendominasi bibir pantai, membuat tambah eksotis buat difoto.

 

Hamparan lumut di bibir pantai

 

-  Ada view point di bukit di sebelah kiri maupun kanan

Bukit di sebelah kiri maupun kanan gampang didaki. Jadi kita bisa menikmati pantai dari ketinggian. Dan pastinya mata akan dimanjakan dengan pemandangan tak terhalang ke arah pantai dari ujung ke ujung.

Bukit di ujung kiri namanya Bukit Indah Lestari. Naik ke situ bayar Rp 2.000/orang. Bukit ini posisinya di atas batu mirip Sphinx. Dari sini garis pantai terlihat seperti bentuk hati, dengan bagian yang menjorok ke laut adalah formasi batu yang dari bawah mirip Tanah Lot, tapi dari atas malah kelihatan pipih dan melebar. Kalau yang ke Klayar tapi belum pernah naik ke bukit ini, pasti begitu melihat foto dengan angle ini nggak bisa ngenalin ini Klayar. O ya, jangan takut kepanasan di sini karena banyak pohon rindang untuk berteduh.

 

Garis pantai terlihat seperti bentuk hati dari bukit sebelah kiri

 

Bukit di ujung kanan pantai nggak ada namanya. Pemandangan yang kita lihat tentu beda lagi. Lebih kelihatan panjang dan melengkung garis pantainya, dengan batu Sphinx nampak kecil di kejauhan. Di sini ada gazebo untuk berteduh dan warung yang menjual kelapa muda.

 

Pemandangan dari bukit sebelah kanan

 

-  Ada batu mirip Sphinx

Area batu karst di sisi kiri pantai ini kedua ujungnya menjulang, yang dari kejauhan mirip Patung Sphinx di Mesir. Nah, bagusnya, area ini pun bisa didatangi kalau ada penjaga. Kalau nggak ada penjaga, jalan masuk ke area ini dikunci, dan jangan sekali-sekali memaksa masuk karena memang cukup berbahaya. Kita tidak akan bisa menebak kapan ombak besar datang menghantam dan menyeret siapa pun yang sedang berada di atasnya. Kalau ada penjaga, mereka bisa mengira-ngira kapan saat aman. Untuk masuk ke area ini kita harus bayar lagi ke penjaga ya, besarnya sukarela.

 

Kalau sedang aman area ini bisa dinaiki

 

Area di balik batu Sphinx

 

-  Ada seruling samudera

Di area batu Sphinx yang masuknya harus saat ada penjaga terdapat celah panjang dan dalam antara dua batu. Ombak keras yang datang bergulung-gulung akan memuncratkan air di antara celah tersebut. Paling tinggi katanya bisa mencapai 10 m. Nah desakan ombak kuat yang menembus celah itulah yang menghasilkan bunyi mirip seruling –lebih tepatnya seperti siulan. Ini yang dikenal sebagai seruling samudera. Kalau takut melihat fenomena ini dari dekat, kita bisa melihatnya dari Bukit Indah Lestari.

 

Seruling samudera bisa ditonton dari dekat kalau ada petugas berjaga

 

-  Ada batu mirip Tanah Lot

Seonggok batu karst yang cukup besar di hadapan batu Sphinx ini agak sedikit mirip Tanah Lot –menyambung dengan pantai dan menjorok ke laut. Dalam posisi laut aman, batu ini juga bisa dinaiki. Tapi sekali lagi, tanyalah dulu pada petugas. Karena kalau ombak besar menjilat hingga ke puncak batu, orang yang berdiri di batu itu pasti terseret. Dan coba lihatlah kekuatan ombak di ceruk antara batu ini dan batu Sphinx. Melihatnya saja sudah ngeri, kuat banget tarikannya!

 

Batu mirip Tanah Lot, juga bisa dinaiki saat aman

 

Tarikan ombaknya sangat kuat

 

-  Ada pantai di sisi lainnya

Kalau kita naik ke Bukit Indah Lestari, sebelum sampai ke ujung, di sebelah kiri kita akan melihat ada pantai lagi. Cukup panjang dan berpasir hitam. Bibir pantainya nampak dibatasi tebing-tebing karst yang dirimbuni pepohonan hijau. Karena kalah menarik, jarang ada wisatawan yang turun ke sana.

 

Pantai di balik Bukit Indah Lestari

 

-  Ada kubangan berbentuk hati

Masih di atas Bukit Indah Lestari, di sisi kiri juga, terkadang kita melihat ada kerumunan orang di situ. Ada apakah  gerangan? Ternyata di bawah sana ada kubangan yang berbentuk hati. Kalau ombak sedang menutup dataran batu di situ, bentuk hatinya tak tampak. Tunggu sampai ombaknya mereda, baru kelihatan bentuknya. Masih jarang yang tahu lokasi ini.

 

Kubangan berbentuk hati

 

BAGAIMANA KE SINI?

Pantai Klayar dapat dicapai paling dekat dari Kota Pacitan, jaraknya 40 km ke arah barat, sekitar 1-1,5 jam berkendara. Bisa juga dicapai dari Yogyakarta atau Solo dengan waktu tempuh 3,5-4 jam. Akses jalan ke sini sekarang sudah lebih lebar dan lebih baik.

 

ADA PENGINAPAN?

Sekarang sudah ada beberapa homestay di area pantai. Tapi kalau mau lebih nyaman bisa pilih salah satu resor di Pantai Watu Karung di Kec.Pringkuku -- nggak terlalu jauh dari Klayar, atau di Kota Pacitan.

 

ADA FASILITAS APA SAJA DI AREA PANTAI?

Sekarang warung makan sudah ada berderet-deret yang menjual menu ikan maupun ayam. Harga pun masih tergolong wajar untuk tempat wisata. Kamar bilas atau toilet juga banyak. Jasa penyewaan ATV (All-Terrain Vehicle) sekarang juga sudah ada, untuk mengakomodir pengunjung yang malas jalan kaki untuk menuju ujung pantai.

 

Ada fasilitas ATV

 

ADA PANTAI APA LAGI DI DEKATNYA?

Ada Pantai Buyutan yang hanya berjarak 30 menit berkendara dari Klayar. Juga ada Pantai Banyu Tibo. Semua berada di Kecamatan Donorojo. Lebih detil tentang kedua pantai ini bisa dibaca di sini.

 

TIKET MASUK:

Hari biasa: Rp 5.000 (anak-anak), Rp 7.000 (dewasa)

Sabtu, Minggu & hari libur: Rp 5.000 (anak-anak), Rp 10.000 (dewasa).

 

 

Baca tentang pantai-pantai lainnya di Pacitan di sini.

Teks: Mayawati NH Foto: Hendri Yuliansyah (cover), Mayawati NH
Comment