TLOGO ECOTOURISM, MENIKMATI KOPI ROBUSTA DI LERENG GUNUNG 2019-01-07 00:00

Bangunan utama di Tlogo Ecotourism

 

Meski dalam hal produksi kopi Indonesia berada pada urutan ke-4, namun kopi Indonesia terbukti bisa menjadi kopi termahal di dunia, kopi tersebut adalah Kopi Luwak. Di Amerika Serikat tercatat harga secangkir Kopi Luwak bisa mencapai angka USD50 atau berkisar Rp700.000 dan biji Kopi Luwak yang sudah digiling menjadi bubuk dihargai USD6.000 atau berkisar Rp84.000.000 per 4,5 kg. Dengan mendunianya kopi produksi tanah air, Indonesia mendapat julukan baru yakni "The World Coffee Heaven" atau sebagai Surganya Kopi Dunia. Julukan ini disematkan untuk Indonesia usai digelarnya acara Specialty Coffee Association of America (SCAA) di Seattle, Amerika Serikat pada 9-12 April 2015.

 

Baca juga: "Uniknya Rumah Kurcaci di Lereng Gunung Merbabu"

 

Sejarah perkembangan kopi di Indonesia bermula dari tahun 1696. Pada saat itu Walikota Amsterdam Nicholas Witsen memerintahkan Komandan VOC di Pantai Malabar India Adrian Van Ommen untuk mengirimkan bibit kopi ke Batavia untuk dibudidayakan di tanah pribadi milik Gubernur Jendral VOC, Willem Van Outhoorn. Namun upaya pengembangan bibit kopi tersebut gagal akibat bencana banjir. Pada tahun 1699 bibit-bibit kopi didatangkan untuk kali kedua dan berhasil. Panen pertama tepatnya terjadi pada tahun 1711 di mana hasilnya langsung dikirim ke Hortus Botanicus, Amsterdam.

 

 

Pengembangan lahan produksi kopi kian meluas hingga seluruh Pulau Jawa, Sumatera serta Bali dan keberadaannya masih ada sampai sekarang. Banyak kebun kopi tersebut yang difungsikan juga sebagai lokasi wisata. Salah satunya Tlogo Ecotourism yang diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto pada 30 Oktober 1999. Tempat wisata kebun kopi ini terletak di ketinggian 400-675 mdpl yang dikelilingi Danau Rawa Pening, Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Selain perkebunan kopi seluas 97 ha, terdapat pula perkebunan lain seperti karet seluas 233 ha, cengkeh 64 ha dan buah pisang, rambutan, pepaya dan durian seluas 20 ha.

 

Kopi yang telah disangrai dan siap giling

 

Memiliki hawa yang sejuk dengan suhu berkisar 23-30° C membuat suasana alami begitu terasa. Di sini pengunjung bisa melakukan aktivitas seperti Coffee Walk melalui perkebunan kopi, melihat kegiatan petani memetik buah kopi hingga proses penggilingan. Musim panen biasanya terjadi pada periode Juli hingga Oktober setiap tahunnya. Bagi pengunjung yang ingin menikmati seduhan nikmat Javanese Coffee jenis Robusta, secangkir dibanderol Rp25.000, sementara untuk kopi bubuk harga mulai Rp5.000 hingga ratusan ribu rupiah. 

 

Javanese Coffee

 

Bagi pengunjung yang ingin menginap di area kebun kopi, telah disediakan Cottage Tlogo Resort & Goa Rong View dengan kisaran harga Rp400.000-800.000 per malam. Untuk fasilitas pendukung, telah disediakan kolam renang, taman bermain dan resto di alam terbuka dengan menu andalan Sup Buntut Iga Saus Coffee.

 

Cottage di tengah suasana asri

 

Baca juga: "Yuk Mampir ke Rumah Adat Jawa di Lereng Gunung Wilis"

 

Tlogo Ecotourism terletak di Jalan Raya Tuntang-Beringin KM.2, Dusun Ngelerak, Desa Delik, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Tempat ini mudah dijangkau dari Bandara Ahmad Yani Semarang dengan jarak sekitar 50 km atau kurang lebih 1 jam berkendara via tol.

Teks: Arief Nurdiyansah Foto: Clara Soca Atisomya
Comment